Suku Bunga Naik, Indikasikan Ada Kenaikan Harga BBM dalam Waktu Dekat
Bank Indonesia (BI) akhirnya menaikkan suku bunga acuan menjadi 3,75 persen. Hal itu merupakan hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 22-23 Agustus 2022 yang memutuskan untuk menaikkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis point menjadi 3,75 persen.
Bank Indonesia (BI) akhirnya menaikkan suku bunga acuan menjadi 3,75 persen. Hal itu merupakan hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 22-23 Agustus 2022 yang memutuskan untuk menaikkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis point menjadi 3,75 persen.
Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi dan inflasi volatile food serta memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah pertumbuhan ekonomi domestik yang semakin kuat.
-
Kenapa harga BBM di Singapura tinggi? Penerapan tarif pajak yang lebih tinggi telah menaikkan harga minyak di negara kecil tersebut.
-
Kapan Pertamina menyesuaikan harga BBM? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Apa saja jenis BBM yang mengalami penurunan harga? Harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak mengalami perubahan.
-
Siapa yang mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM subsidi? Dilansir dari Antara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pernah mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM bersubsidi.
-
Kapan harga BBM mengalami kenaikan paling drastis di era Soekarno? Di tahun 1965, pemerintah memutuskan untuk menaikan harga BBM. Tujuannya demi mengendalikan hiperinflasi dan menambah pendapatan negara. Namun, kebijakan tersebut menjadi blunder.
-
Mengapa Pertamina menyesuaikan harga BBM? Pertamina menyesuaikan harga BBM untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) mengatakan, kenaikan suku bunga acuan sepertinya indikasi bahwa BBM jenis subsidi akan naik dalam waktu singkat. Menurutnya bukan hanya yang non subsidi disesuaikan dengan harga pasar tetapi BI pre emptives terhadap naiknya Pertalite maupun Solar.
"Kalau BBM subsidi naiknya 30 persen maka BI setelah kenaikan harga diperkirakan akan menambah bunga acuan 75 hingga 100 basis point sepanjang tahun. Semua sedang menghitung efek naiknya harga BBM subsidi terhadap kurs rupiah dan inflasi," ucap Bhima kepada Merdeka.com, Selasa (23/8).
Namun demikian, kenaikan suku bunga juga perlu dicermati efeknya terhadap beban pembayaran bunga yang ditanggung masyarakat dan pelaku usaha. "Cost of fund naik, ditambah harga BBM naik, maka konsumsi rumah tangga akan di rem. Imbasnya terjadi kontraksi pada pertumbuhan ekonomi," tegasnya.
Inflasi Melonjak Hingga 10 Persen
Indikasi lainnya terkait kekhawatiran berakhirnya booming harga komoditas akan memicu pelemahan devisa ekspor yang signifikan. "Price reversal atau pembalikan arah harga komoditas saat ini cukup membahayakan kurs rupiah," kata dia.
Terlebih, saat ini Dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat. Dollar indeks naik menjadi 109 atau menguat 13,4 persen year to date. "Dollar bisa mengamuk dan menekan kurs rupiah dalam jangka 3 hingga 6 bulan kedepan," terangnya.
Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah menilai, kenaikan suku bunga tak bisa menahan lonjakan inflasi jika harga BBM subsidi tetap dinaikkan. Dia memperkirakan, inflasi akan berpotensi melonjak hingga diatas 6 persen atau bahkan mencapai 8-10 persen.
"Tapi dalam hitungan kami di Core, kenaikan suku bunga acuan tidak mampu menahan lonjakan inflasi apabila harga BBM subsidi dinaikan. Ketika itu terjadi daya beli masyarakat akan terpangkas, pertumbuhan ekonomi juga tertahan. target pertumbuhan ekonomi pemerintah sulit tercapai," jelas Piter.
Harga telur ayam ras pada hari Selasa (23/8) di seluruh provinsi Indonesia kini tembus mencapai Rp 30.850 per kg atau naik 0,49 persen dalam beberapa waktu terakhir. Dikutip Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, untuk wilayah DKI Jakarta harga telur capai Rp 30.850 per kg.
Untuk beberapa komoditas pangan lainnya seperti daging sapi berkualitas II juga mengalami kenaikan sebesar Rp 128.100 per kg atau naik 0,43 persen dan cabai rawit hijau pun menjadi Rp 51.600 per kg atau 0,29 persen.
Sedangkan untuk harga pangan di wilayah DKI Jakarta terpantau beberapa komoditas mengalami kenaikan seperti daging sapi berkualitas menjadi Rp 141.000 per kg (O,71%), bawang merah ukuran sedang Rp 41.000 per kg (6,91%). Cabai rawit hijau Rp 59.000 per kg (7,27%), cabai rawit merah Rp 61.000 (1,67%) dan minyak goreng kemasan bermerek II Rp 21.950 (0,46%).
(mdk/azz)