Suntik 'Cinderella' Lagi Tren di Kalangan Pekerja, Rela Bayar Rp300 Ribu Agar Tidak Kelelahan Bekerja
Suntikan ini terdiri dari campuran vitamin cair dan garam.
Tren suntik infus intravena (IV) sedang tren di kalangan pekerja Korea dan China, demi mengatasi kelelahan dan memulihkan energi mereka untuk bekerja.
Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), IVNT dikenal sebagai terapi nutrisi. Nutrisi yang berbentuk cairan ini biasanya terdiri dari campuran vitamin cair dan garam, yang dimasukkan langsung ke dalam tubuh.
- Deretan Buah yang Bisa Berdampak Baik bagi Kesehatan Jantung, Kenali Buah Apa Saja
- Rano Karno Jadikan Dukungan Masyarakat Sebagai 'Vitamin' untuk Bertarung di Pilkada Jakarta
- Hidup Sederhana, Mayjen Kunto Arief Santai Ngopi Pakai Potongan Botol Air Mineral Dijadikan Gelas 'Rasa Kopi Plastik'
- Ternyata Buah Semangka Punya Segudang Khasiat, Menyehatkan Jantung, Ginjal, Hingga Anti Kanker & Darah Tinggi
Awalnya, suntikan ini digunakan untuk pengobatan kanker, kesehatan sendi, dan terapi pertumbuhan, IVNT telah berkembang menjadi pengobatan estetika, sebagaimana dicatat dalam laporan bulan Juni dari Medical Aesthetics News, portal industri kecantikan Korea Selatan.
Di klinik kecantikan Tox & Fill di Seoul, biaya infus nutrisi berkisar antara 25.000 hingga 60.000 won (Rp290.000 hingga Rp695.000) per sesi, yang berlangsung sekitar 40 menit. Klinik tersebut merekomendasikan infus mingguan.
Sejin Plastic Surgery, klinik lain di Seoul, mencantumkan di situs webnya bahwa campuran Cinderella, bawang putih, dan tetes plasenta merupakan campuran yang paling populer di kalangan kliennya di Korea Selatan.
Cinderella drip kaya akan antioksidan seperti asam alfa-lipoat dan Vitamin C, yang diklaim dapat mengurangi stres oksidatif dan memperlambat proses penuaan.
Tetesan bawang putih, yang berasal dari Vitamin B1, meninggalkan rasa seperti bawang putih dan dikatakan dapat meringankan kelelahan, terutama bagi mereka yang menderita insomnia.
Sedangkan untuk infus plasenta, mengandung berbagai komponen dari plasenta, termasuk asam amino, yang ditujukan untuk membantu wanita paruh baya mengembalikan elastisitas kulit.
Awal Mula Tren Ini Dimulai
Para ahli Korea Selatan meyakini tren ini dimulai antara tahun 2016 dan 2017, bertepatan dengan penyelidikan mantan presiden Korea Selatan Park Geun-hye atas tuduhan korupsi.
Pada tahun 2016, Majelis Nasional mengungkapkan bahwa pemerintahan Park telah melakukan 31 pembelian infus IVNT, termasuk perawatan Cinderella, bawang putih, dan plasenta, dengan total 20 juta won (Rp230 juta) dari Maret 2013 hingga Agustus 2016.
Fokus media terhadap perawatan IVNT memicu minat, yang menyebabkan lonjakan popularitas di kalangan pekerja yang kelelahan yang mencari peningkatan energi cepat.
"Kami lebih menyukai solusi yang memberikan hasil cepat. Banyak pekerja kantoran yang berada di bawah tekanan berat mengandalkan infus nutrisi," ungkap Kim Jong-wan, warga Korea Selatan berusia 30-an, kepada Southern Weekly.
Sebagian Besar Anak Muda Kelelahan Bekerja
Sebuah survei yang dilakukan oleh Asian Daily Korea Selatan menemukan bahwa lebih dari separuh anak muda merasa terkuras secara mental dan fisik akibat tekanan dalam mengejar kesuksesan.
Shen Hui, seorang mahasiswa China di Universitas Wanita Ewha di Seoul, mengungkapkan perasaannya terhadap persaingan yang semakin ketat dengan teman-temannya. Saat menulis makalah, ia memilih bawang putih dan merasakan manfaat yang signifikan.
"Infusnya tidak sakit. Dokter merekomendasikan infus bawang putih untuk orang-orang seperti saya yang begadang karena membantu mengurangi rasa lelah," katanya.
Shasha, seorang mahasiswi berusia 24 tahun asal Yunnan, China barat daya, yang saat ini belajar di Korea Selatan, menyebutkan niatnya untuk mencoba infus Cinderella.
Ia mengatakan kepada Post: “Teman sekamar saya dari Korea Selatan telah menerima infus Cinderella selama enam bulan. Kulitnya tampak lebih halus, dan ia lebih energik, tetapi saya yakin rutinitas kebugaran dan dietnya juga berkontribusi.”
“Infus nutrisi intravena melewati sistem penyaringan tubuh, sehingga meningkatkan risiko reaksi serius seperti flebitis,” kata Deng Guifang, ahli gizi di Rumah Sakit Xiehe Shenzhen, Universitas Sains dan Teknologi Huazhong, kepada Post.
Dia menyarankan untuk berfokus pada nutrisi berbasis usus dan mengikuti diet seimbang untuk kesehatan keseluruhan yang lebih baik.
Sebuah studi tahun 2021 oleh Badan Kolaborasi Perawatan Kesehatan Berbasis Bukti Nasional Korea Selatan menghimbau agar berhati-hati terkait infus. Studi tersebut menemukan bukti yang tidak cukup untuk mendukung efektivitasnya dan menyoroti potensi risiko efek samping yang parah, termasuk syok anafilaksis.
Ki Moon-sang, direktur Klinik Estetika Medis Enbi di Korea Selatan, menekankan bahwa infus nutrisi sebaiknya dipertimbangkan sebagai tindakan pencegahan dan suplementasi, bukan sebagai pengobatan, serta menyarankan agar tidak terlalu bergantung atau salah percaya.