Survei: Generasi milenial lebih cepat bosan di kantor
Sebesar 55 persen generasi milenial tidak benar-benar berkontribusi di kantor, sementara itu 16 persen generasi milenial tidak akan bekerja di kantoran. Artinya, mereka ingin ngeluyur keluar dari kantor, ke jalanan dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Sebuah laporan baru Gallup bertajuk "How Millennials Want to Work and Live" menunjukkan bahwa generasi milenial lebih cepat merasa bosan dibandingkan dengan generasi lainnya.
Di mana sebesar 55 persen generasi milenial tidak benar-benar berkontribusi di kantor, sementara itu 16 persen generasi milenial tidak akan bekerja di kantoran. Artinya, mereka ingin ngeluyur keluar dari kantor, ke jalanan dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
-
Bagaimana cara menghindari utang dalam tips keuangan? Hindari utang dalam tips keuangan dengan menjalani gaya hidup yang tidak bergantung pada pinjaman atau utang berlebihan. Selain itu, Anda bisa bijak dalam mengelola uang Anda. Hal ini dapat membantu kalian membuat keputusan keuangan yang lebih bijak di masa depan.
-
Kapan tips ini dibagikan? Ingin tahu caranya? Simak penjelasan lengkapnya yang disajikan pada Jumat (7/6/2024) berikut ini.
-
Kapan Caca Tengker memberikan tips tentang kesadaran finansial pada anak? Hadir dalam sesi talkshow di acara DXPO Talks by Danamon di Central Park Mall pada 23 Juli lalu, Caca banyak berbagi kepada para orang tua.
-
Mengapa penting untuk menghindari mainstream dalam tips keuangan? Memang tidak salah, namun jika ingin kaya dengan penghasilan kecil, lebih baik dihindari. Belilah hanya yang kalian perlukan tanpa harus mengikuti tren yang ada.
-
Bagaimana cara termudah untuk menggandakan uang? Bagaimana cara termudah untuk menggandakan uang? Letakkan di depan cermin
Angka tersebut tidak terlalu jauh berbeda dengan generasi lain, lebih banyak Gen X dan baby boomer secara aktif tidak semangat bekerja, namun milenial memang nomor satu dalam hal ketidakaktifan dalam dunia kerja. Bagi para milenial, pekerjaan harus bermakna. Mereka ingin bekerja untuk organisasi yang memiliki misi dan tujuan.
Laporan ini dimaksudkan sebagai pemandu bagi manajer yang berusaha menarik dan mempertahankan karyawan milenial, yang sepertinya didambakan karena mereka melek teknologi dan otaknya penuh dengan ide segar.
Rekomendasi Gallup adalah bahwa lingkungan kerja harus mengadopsi kultur mereka agar sesuai dengan milenial dan nilai-nilai mereka. Artinya, para bos harus berfokus mengklarifikasi tujuan pekerjaan karyawan, memberikan karyawan feedback secara rutin, dan berhenti memberikan fasilitas-fasilitas seperti meja pingpong dengan harapan karyawan senang dengan pekerjaan mereka.
Namun dilihat dari sudut pandang generasi milenial yang tidak aktif di tempat kerjanya, gambarannya tidak seperti ini. Mungkin rasanya menenangkan bahwa bukan hanya Anda satu-satunya yang berpindah-pindah dari halaman Facebook ke situs pencari pekerjaan selama berjam-jam, orang-orang yang merasa masa mudanya habis mendengarkan bunyi dengungan AC di kantor.
Mungkin kurang menyenangkan bahwa sekitar 50 persen dari Gen X dan Baby Boomer juga sama tidak pedulinya dengan pekerjaan, bahwa rasa bosan ini bukanlah penyakit masa muda yang nantinya akan hilang. Mungkin memang dunia seperti ini. Pekerjaan itu dari dulu menyebalkan, membosankan, absurd dan memang selalu seperti ini.
Gallup menemukan bahwa sebagian besar milenial mencari, atau paling tidak tertarik dengan peluang pekerjaan baru. Apabila Anda masih muda dan tidak bahagia, Anda mungkin membayangkan pekerjaan Anda berikutnya akan membuat Anda menjadi individu yang baru, segar, puas dan memiliki banyak teman yang keren.
Alih-alih mengubah diri, banyak orang mengira mereka bisa menyelesaikan masalah dengan cara mengubah pekerjaan. "Bagi milenial, sebuah pekerjaan bukanlah sekedar pekerjaan, tapi hidup mereka juga," tulis CEO Gallup Jim Clifton di bab pembuka laporan, dikutip Vice.
(mdk/azz)