Survei: LRT Jakarta Mulai Beroperasi, Harga Properti Merangkak Naik
Pasar properti DKI Jakarta mulai menunjukkan adanya tren kenaikan setelah sempat stagnan dalam satu tahun terakhir. Rumah.com Property Index mencatat indeks harga properti di DKI Jakarta berada pada angka 131,0 atau turun tipis sebesar 0,07 persen (q-o-q) pada Q3 2019.
Masyarakat Jakarta kini mendapatkan tambahan alternatif sarana transportasi umum setelah beroperasinya Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta rute Velodrome-Kelapa Gading yang beroperasi secara komersial mulai hari Minggu (1/12) lalu. Ini menyusul setelah beroperasinya Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dari bulan April 2019 lalu.
Moda LRT Jakarta sepanjang 5,8 kilometer ini memiliki enam stasiun, yakni Velodrome, Equestrian, Pulomas, Boulevard Selatan, Boulevard Utara, dan Pegangsaan Dua. LRT Jakarta beroperasi secara komersial setelah tiga kali menjalani uji coba, yaitu pada Agustus 2018, Maret 2019, dan Juni 2019.
-
Kapan LRT Jabodetabek resmi dibuka? Resmi dibuka pada 28 Agustus 2023 oleh Presiden Joko Widodo, LRT Jabodetabek memberikan pilihan transportasi modern yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan serta memudahkan mobilitas bagi para pekerja dan penduduk di sekitar stasiun.
-
Di mana letak Desa Promasan? Desa Promasan, Kabupaten Kendal, merupakan sebuah desa yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai pemetik daun teh. Letak desa ini cukup terpencil.
-
Di mana PLTA Ketenger berada? Salah satu peninggalan Belanda itu adalah PLTA Ketenger, lokasinya berada di Gerumbul Kalipagu, Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden.
-
Kenapa LRT Jabodetabek diharapkan dapat mengurangi kemacetan? Resmi dibuka pada 28 Agustus 2023 oleh Presiden Joko Widodo, LRT Jabodetabek memberikan pilihan transportasi modern yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan serta memudahkan mobilitas bagi para pekerja dan penduduk di sekitar stasiun.
-
Di mana MRT Jakarta berada? Terdapat enam kilometer jalur Mass Rapid Transit (MRT) di bawah tanah Jakarta.
-
Dimana lokasi LRT Jakarta Fase 1B di bangun? BUMD Provinsi DKI Jakarta PT Jakarta Propertindo (Jakpro) menyatakan LRT Jakarta Fase 1 B Veledrom-Manggarai yang progresnya mencapai 26,6 persen pada akhir Agustus, siap untuk menjalani uji lintasan pada akhir September."Hingga akhir Agustus 2024, progres pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta sudah mencapai 26.64 persen dengan deviasi positif," kata Direktur Teknik dan Pengembangan Jakpro, Dian Takdir dalam keterangan tertulis, Kamis (5/9). Ia mengatakan Pemprov DKI Jakarta berupaya mempercepat integrasi antar moda pada Stasiun Manggarai sebagai sentral stasiun dengan memperluas jaringan LRT Jakarta Fase 1A dari Stasiun Kelapa Gading ke Stasiun Velodrome."Dengan membangun LRT Jakarta Fase 1B maka stasiun LRT Velodrome bisa terhubung langsung dengan Stasiun Manggarai sehingga bisa jadi pendukung sebagai stasiun utama ke depannya," kata dia.
Country Manager Rumah.com, Marine Novita menjelaskan bahwa sistem transportasi massal dalam kota memiliki dampak yang sangat nyata pada kenaikan harga properti. Keberadaan koridor transportasi baru atau perubahan sistem transportasi massal akan meningkatkan potensi investasi properti di suatu wilayah.
"Mulai beroperasinya LRT Jakarta rute Velodrome-Kelapa Gading ini akan mendongkrak harga properti karena akan meningkatkan konektivitas, akses masyarakat, dan mengurangi waktu perjalanan. Walaupun baru memiliki rute sepanjang 5,8 kilometer namun dengan mulai beroperasinya LRT Jakarta ini maka investasi properti di sekitar wilayah Rawamangun, Pulomas dan Kelapa Gading akan ikut terkerek naik," jelas Marine dikutip keterangannya di Jakarta.
Menurut data Rumah.com Property Index, pasar properti DKI Jakarta mulai menunjukkan adanya tren kenaikan setelah sempat stagnan dalam satu tahun terakhir. Rumah.com Property Index mencatat indeks harga properti di DKI Jakarta berada pada angka 131,0 atau turun tipis sebesar 0,07 persen (q-o-q) pada Q3 2019.
"Data kenaikan menurut Rumah.com Property Index ini jauh di atas rata-rata kenaikan per kuartal sepanjang 2018, sebesar 0,2 persen. Secara tahunan, kenaikan harga properti residensial di DKI Jakarta adalah sebesar 4 persen. Kenaikan secara tahunan ini masih sama dengan tahun lalu," ungkap Marine.
Dekat Akses Transportasi
Menggeliatnya harga properti di DKI Jakarta, terutama pada kuartal Q3 2019 tak lepas dari perkembangan infrastruktur transportasi umum massal. Setelah MRT resmi beroperasi pada April 2019 lalu, kemudian dilanjutkan ujicoba operasional LRT Jakarta rute Velodrome-Kelapa Gading pada bulan Juni 2019, di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara dan Pulomas serta Rawamangun di Jakarta Timur yang kini telah beroperasi secara komersial.
"Apalagi kalau nanti LRT Jabodebek yang memiliki rute sampai ke daerah pinggiran Jakarta seperti Bogor, Depok dan Bekasi yang merupakan area industri utama di Jawa Barat sudah bisa beroperasi maka kehadiran kereta komuter layang dengan rangkaian gerbong pendek ini bisa menjadi solusi transportasi bagi warga komuter termasuk para pekerja," jelasnya.
Indeks properti yang relatif cukup stabil di DKI Jakarta pada kuartal kuartal III-2019 didorong oleh adanya kenaikan di kawasan Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Pusat. Jakarta Timur adalah kawasan yang mengalami kenaikan paling besar hingga 3,4 persen (q-o-q). Hal ini didukung adanya uji coba dan sudah beroperasinya LRT Jakarta secara komersial dan adanya pembangunan LRT Jabodebek yang sebagian besar melintasi kawasan Jakarta Timur serta adanya Jalan Tol BekasiCawangKampung Melayu (Becakayu) yang sebagian sudah beroperasi.
Menurut Marine, beroperasinya LRT Jakarta juga bisa mendorong masyarakat untuk memilih hunian yang memiliki kedekatan akses dengan sarana transportasi. Hal ini juga sejalan dengan hasil survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2 2019 yang menunjukkan bahwa kedekatan dengan transportasi publik menempati posisi teratas sebagai faktor penting yang dipertimbangkan untuk membeli properti dimana sebanyak 71 persen responden survei memilih hal tersebut.
Selain kedekatan dengan transportasi publik, pertimbangan utama lainnya yang menjadi pilihan responden adalah jarak ke tempat kerja atau kantor sebesar 57 persen, kemudian disusul dengan lingkungan yang ramah anak sebesar 41 persen dan kedekatan ke sarana kesehatan seperti rumah sakit sebesar 37 persen.
Reporter: Arthur Gideon
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)