Survei OJK: Dari 100 Orang Baru 38 yang Paham Produk Jasa Keuangan
Menurut dia, saat ini dari 100 orang Indonesia sebanyak 76 telah menggunakan produk layanan jasa keuangan mulai dari tabungan, deposito, pernah beli saham, punya asuransi dan lainnya.
Hasil survei yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan soal inklusi dan literasi keuangan menemukan bahwa dari 100 orang Indonesia baru 38 yang benar-benar memahami produk jasa industri keuangan.
"Indeks literasi keuangan baru 38 persen dan indeks inklusi keuangan mencapai 76 persen pada 2019," kata Kepala OJK Sumbar Misran Pasaribu dikutip dari Antara Padang, Senin (2/11).
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK meningkatkan sinergi dan kolaborasi untuk memperluas akses keuangan? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi memperluas akses keuangan di seluruh wilayah Indonesia dalam mendukung Pemerintah mencapai target Inklusi Keuangan sebesar 90 persen pada 2024.
-
Apa kondisi sektor jasa keuangan nasional menurut OJK? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Mengapa OJK menyatakan sektor jasa keuangan Indonesia stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
Menurut dia, saat ini dari 100 orang Indonesia sebanyak 76 telah menggunakan produk layanan jasa keuangan mulai dari tabungan, deposito, pernah beli saham, punya asuransi dan lainnya. Angka indeks literasi dan inklusi keuangan di Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan 2016 yang ketika itu untuk literasi baru 29 persen dan inklusi 67 persen.
Dia mengakui kondisi ini memang belum optimal sehingga OJK senantiasa meningkatkan upaya sosialisasi dan edukasi soal produk jasa industri keuangan agar literasi meningkat.
Misran menilai peningkatan inklusi keuangan akan efektif membantu pemulihan ekonomi nasional karena semakin banyak orang menggunakan produk jasa layangan keuangan dengan teknologi yang ada.
Salah satu yang digelar OJK adalah bulan inklusi keuangan yang merupakan kampanye masif soal produk layanan keuangan hingga sosialisasi tabungan untuk pelajar, katanya.
Tahun yang Berat
Dia mengakui tahun ini merupakan tahun yang berat bagi bangsa Indonesia akibat pandemi Covid-19. OJK dan industri keuangan tetap berupaya meningkatkan inklusi dan mendorong pemanfaatan jasa keuangan masyarakat.
Pada kesempatan itu OJK juga menyerahkan bantuan senilai Rp1,4 miliar untuk penanggulangan Covid-19 di Sumbar yang diserahkan kepada Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Unand diterima langsung secara simbolis oleh Rektor Unand Prof Yuliandri.
Sementara Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyampaikan pihaknya telah mengeluarkan edaran terkait sosialisasi inklusi keuangan di kalangan pelajar untuk menabung.
"Targetnya satu pelajar satu rekening, terutama untuk siswa SMA," kata dia.
Gubernur menilai kebiasaan menabung perlu dipupuk sejak kecil sehingga menjadi solusi biaya pendidikan hingga kesehatan di masa depan.
(mdk/idr)