Susut 5,2 Persen, Bank Dunia Nilai Resesi Ekonomi Corona Terparah Sejak Perang Dunia
Ekonomi global diperkirakan turun sebesar 5,2 persen tahun ini imbas pandemi COVID-19. Bank Dunia menilai ini resesi terdalam sejak Perang Dunia Kedua, dalam laporan Prospek Ekonomi Global terbaru yang dirilis pada Senin (8/6/2020).
Ekonomi global diperkirakan turun sebesar 5,2 persen tahun ini imbas pandemi COVID-19. Bank Dunia menilai ini resesi terdalam sejak Perang Dunia Kedua, dalam laporan Prospek Ekonomi Global terbaru yang dirilis pada Senin (8/6/2020).
Dikutip dari Antara, Selasa (9/6), aktivitas ekonomi di negara maju diperkirakan akan berkontraksi 7 persen pada 2020 karena permintaan dan pasokan, perdagangan, dan keuangan sangat terganggu. Ekonomi AS diproyeksikan menyusut sebesar 6,1 persen tahun ini, sementara kawasan Euro bisa kontraksi 9,1 persen.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Mengapa keberadaan bank pemerintah penting dalam perekonomian nasional? Bank pemerintah, yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan bank BUMN, adalah salah satu pilar utama dalam sistem keuangan suatu negara, memainkan peran yang krusial dalam mendukung stabilitas ekonomi dan pembangunan nasional.
-
Bagaimana The Banker menilai kinerja BRI? Dalam situs resminya The Banker melakukan pemeringkatan Top 1000 World Banks 2023 mengacu pada pencapaian kinerja keuangan pada 2022. Adapun aspek penilaian diantaranya terdiri dari sisi balance sheet, income statement, dan capital adequacy.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
Sementara itu, emerging markets dan ekonomi-ekonomi berkembang (EMDE) diperkirakan berkontraksi sebesar 2,5 persen tahun ini. "Kontraksi pertama mereka sebagai sebuah kelompok setidaknya dalam enam puluh tahun," menurut laporan itu.
Aktivitas ekonomi di Amerika Latin dan Karibia, khususnya, bisa turun 7,2 persen pada 2020. Pertumbuhan di Asia Timur dan Pasifik diproyeksikan turun menjadi 0,5 persen pada 2020, satu-satunya wilayah yang dapat melihat pertumbuhan tahun ini, kata laporan itu. Ekonomi China diperkirakan akan tumbuh sebesar satu persen tahun ini.
Jutaan Orang Terancam Jatuh Miskin Ekstrem Tahun ini
Bank Dunia mengatakan pendapatan per kapita diperkirakan turun 3,6 persen, yang akan membawa jutaan orang ke dalam kemiskinan ekstrem tahun ini.
"Ini adalah pandangan yang sangat serius, dengan krisis yang cenderung meninggalkan bekas luka jangka panjang dan menimbulkan tantangan global yang besar," kata Wakil Presiden Kelompok Bank Dunia untuk Pertumbuhan, Keuangan, dan Lembaga yang Adil, Ceyla Pazarbasioglu.
Laporan itu juga mencatat bahwa pukulan itu paling keras terjadi di negara-negara di mana epidemi Virus Corona adalah yang paling parah dan di mana ada ketergantungan besar pada perdagangan global, pariwisata, ekspor komoditas, dan pembiayaan eksternal.
Sementara besarnya gangguan bervariasi dari satu daerah ke daerah lain. Semua EMDE memiliki kerentanan yang diperbesar oleh guncangan eksternal, kata laporan itu.
Dia menambahkan bahwa gangguan dalam sekolah dan akses layanan kesehatan primer cenderung memiliki dampak jangka panjang pada pengembangan sumber daya manusia.
"Masalah yang harus ditangani pertama kami adalah menangani kesehatan global dan darurat ekonomi," kata Pazarbasioglu. "Selain itu, komunitas global harus bersatu buat menemukan cara untuk membangun kembali pemulihan sekuat mungkin guna mencegah lebih banyak orang jatuh ke dalam kemiskinan dan pengangguran."
Pertumbuhan Global Meningkat Baru Pada 2021
Pertumbuhan global diperkirakan akan meningkat menjadi 4,2 persen pada 2021. Ekonomi negara-negara maju diperkirakan tumbuh 3,9 persen tahun depan dan EMDE dapat bangkit kembali sebesar 4,6 persen.
Namun, prospeknya sangat tidak pasti dan risiko penurunannya dominan. Termasuk kemungkinan pandemi yang lebih berlarut-larut, pergolakan keuangan, dan mundurnya hubungan perdagangan dan pasokan global.
Skenario penurunan dapat menyebabkan ekonomi global menyusut sebanyak 8,0 persen tahun ini, diikuti oleh pemulihan yang lamban pada 2021 hanya di atas 1,0 persen, dengan output di EMDE kontraksi hampir 5,0 persen tahun ini.
"Episode saat ini telah melihat sejauh ini penurunan tercepat dan curam dalam perkiraan pertumbuhan global," kata Direktur Kelompok Prospek Bank Dunia Ayhan Kose. Dalam laporan Prospek Ekonomi Global sebelumnya yang dirilis pada Januari, pemberi pinjaman multilateral itu memproyeksikan ekonomi global akan tumbuh sebesar 2,5 persen tahun ini.
"Jika masa lalu adalah panduan, mungkin ada penurunan peringkat pertumbuhan lebih lanjut, menyiratkan bahwa pembuat kebijakan mungkin harus siap untuk menggunakan langkah-langkah tambahan guna mendukung kegiatan," kata Kose.
Dalam laporan tersebut, Bank Dunia juga mendesak pemerintah untuk mengambil langkah-langkah guna mengurangi dampak buruk dari krisis pada output potensial dengan menempatkan penekanan baru pada reformasi yang dapat meningkatkan prospek pertumbuhan jangka panjang.
"Pandemi telah menelanjangi kelemahan perawatan kesehatan nasional dan jaring pengaman sosial di banyak negara," kata laporan itu. "Penting untuk menerapkan sistem tunjangan sosial yang dapat memberikan jaring pengaman yang efektif, fleksibel, dan efisien selama bencana."
(mdk/bim)