Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Segini Gaji Arsitek Tiap Rancang Bangunan
Data dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), biaya penggunaan jasa arsitek bervariasi dari jutaan rupiah hingga miliaran.
Data dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), biaya penggunaan jasa arsitek bervariasi dari jutaan rupiah hingga miliaran.
-
Apa ciri khas dari arsitektur jengki? Beton dilipat berulang. Setiap lipatan membentuk kurva yang diulang hingga berhenti di bagian tengah kurva.
-
Kenapa arsitektur jengki muncul? Gaya arsitektur ini muncul karena keinginan kuat para arsitek Indonesia lepas dari bayang-bayang gaya arsitektur kolonial.
-
Kenapa Andika Perkasa gagal meraih cita-citanya untuk menjadi arsitek? Lantaran keterbatasan biaya, Andika gagal masuk ITB. Ia harus mencari alternatif pendidikan lain yang gratis.
-
Apa itu arsik? Arsik sendiri bermakna “mengguyur”, yakni cara memasak ikan mas dengan menyiramkan bumbu dan air hingga bumbunya meresap dan airnya mengering.
-
Apa saja manfaat menggunakan jasa arsitek? "Jasa arsitek bukan hanya sekadar desain, tapi juga solusi lengkap dari segi keamanan, keindahan, dan fungsionalitas," tambahnya. Dia menekankan dengan menggunakan jasa arsitek yang kompeten, klien dapat memastikan bahwa setiap aspek dari rumah mereka dirancang dengan mempertimbangkan semua faktor yang relevan, seperti gaya hidup, preferensi pribadi, dan anggaran yang tersedia.
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Segini Gaji Gaji Tiap Rancang Bangunan
Bagi Anda yang sedang mempertimbangkan menggunakan jasa arsitek untuk membangun rumah atau bangunan lainnya, ada berbagai pilihan yang dapat disesuaikan dengan budget yang dimiliki.
Menurut data dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), biaya penggunaan jasa arsitek bervariasi. Mulai dari proyek dengan anggaran kurang dari Rp200 juta hingga lebih dari Rp500 miliar.
Seorang Arsitek, Nuning Sri Rahayu, menjelaskan klien yang memiliki budget Rp200 juta pun dapat menggunakan jasa arsitek dengan baik.
"Anggaran tersebut sudah termasuk biaya penggunaan arsitek, biaya tukang, material, dan lain sebagainya," ujar Nuning kepada merdeka.com, Rabu (10/7).
Menurut Nuning, hal ini memberikan kejelasan kepada klien sehingga mereka tidak perlu khawatir tentang biaya tambahan yang tidak terduga.
Namun kata Nuning, jika klien memiliki tukang sendiri, hal itu tetap dapat disesuaikan.
"Tergantung pada klien apakah mereka memiliki tukang sendiri atau ingin merekomendasi dari kami," katanya.
Nuning menekankan perannya sebagai perencana arsitek lebih fokus pada desain.
Dengan menggunakan jasa arsitek tidak hanya menjamin keindahan desain bangunan, tetapi juga memastikan kesesuaian antara desain dan pelaksanaan.
Membangun rumah menggunakan jasa arsitek profesional akan memudahkan penyesuaian desain dan anggaran yang dimiliki.
"Saya fokus pada perancangan, tetapi selama pelaksanaan, tim perencana juga terlibat dalam pengawasan untuk memastikan bahwa apa yang direncanakan sesuai dengan desain yang telah dibuat," kata Nuning.
Lantas berapa bayaran yang akan diterima seorang arsitek?
Sistem penghitungan biaya jasa arsitek berdasarkan kategori bangunan yang diterapkan dalam praktiknya.
Misalnya, jika seorang klien ingin membangun dengan budget Rp200 juta, biaya jasa arsitek akan dihitung berdasarkan kategori bangunan yang ditetapkan.
"Contoh, untuk biaya bangunan Rp200 juta dengan kategori 1, perhitungannya adalah Rp200 juta × 6,50 persen = Rp13 juta," ungkap Nuning.
Artinya seorang arsitek akan menerima bayaran sebesar Rp13 juta untuk proyek dengan skala dan kompleksitas yang sesuai dengan kategori 1.
Nuning juga memberikan contoh lain untuk proyek dengan anggaran lebih besar, seperti biaya bangunan Rp2 miliar dengan kategori yang sama.
"Rp2 miliar × 5,51 persen = Rp11 miliar," tambahnya.
Jika biaya pembangunan yang cukup besar, arsitek akan menerima bayaran hingga Rp11 miliar. Hal ini mencerminkan tingkat keterlibatan dan tanggung jawab yang lebih besar dalam proyek tersebut.
Menurut Nuning, sistem penghitungan ini membantu memastikan transparansi dan keadilan dalam penentuan biaya jasa arsitek, sesuai dengan skala dan kompleksitas masing-masing proyek.
"Setiap klien mendapatkan bayaran yang adil dan sesuai dengan nilai tambah yang kami berikan dalam perancangan dan pengawasan proyek," kata Nuning.
Adapun kategori bangunan berdasarkan IAI diantaranya:
1. Bangunan Khusus
Bangunan-bangunan yang dimiliki, digunakan, dan dibiayai oleh Pemerintah sesuai tercantum dalam Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
2. Bangunan Sosial
Memiliki sosial yang tidak bersifat komersial (nonkomersial):
a. Masjid, gereja dan tempat peribadatan lainnya, rumah penampungan yatim piatu, bangunan pelayanan masyarakat dengan luas bangunan maksimum 250 m2.
b. Bangunan rumah tinggal atau hunian dengan luas maksimum 36 m2.
3. Bangunan Kategori 1
Memiliki karakter sederhana, kompleksitas, dan tingkat kesulitan yang rendah:
a. Tipe Hunian: asrama, hostel
b. Tipe Industri: bengkel, gudang
c. Tipe Komersial: bangunan-bangunan tidak bertingkat, tempat parkir
4. Kategori 2
Memiliki karakter, kompleksitas, dan tingkat kesulitan rata-rata, seperti:
a. Tipe Hunian: apartemen, kondominium, kompleks perumahan
b. Tipe Industri: gardu pembangkit listrik, gudang pendingin, pabrik
d. Tipe Komunitas: auditorium, bioskop, ruang pameran, ruang konferensi, ruang serbaguna, ruang pertemuan, perpustakaan, penjara, kantor pelayanan umum
e. Tipe Pelayanan Medis: klinik spesialis, klinik umum, rumah jompo
f. Tipe Pendidikan: sekolah, tempat perawatan
g. Tipe Rekreasi: gedung olahraga, gimnasium, kolam renang, stadion, taman umum
Memiliki karakter khusus, kompleksitas, dan tingkat kesulitan tinggi:
a. Tipe Hunian: rumah tinggal privat
b. Tipe Komersial: bandara, hotel
c. Tipe Komunitas: galeri, ruang konser, museum, monumen, istana
d. Tipe Pelayanan Medis: rumah sakit, sanatorium
e. Tipe Pendidikan: laboratorium, kampus, pusat penelitian / riset
f. Tipe Peribadatan: gereja, klenteng, masjid, dan lain-lain dengan luas lebih dari 250 m2
g. Tipe Lain: kantor kedutaan, kantor lembaga tinggi negara, pemugaran, renovasi, bangunan dengan dekorasi khusus.