Tanpa Digitalisasi, Resesi di Indonesia Dinilai Bakal Lebih Dalam
Tren digitalisasi ini menolong Indonesia dari resesi yang lebih dalam. Dimana masyarakat masih memiliki opsi untuk melakukan transaksi digital saat ada kebijakan PSBB. Sehingga roda perekonomian masih dapat berputar.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan, digitalisasi menjadi hal yang mutlak dalam situasi pandemi covid-19.
Menurutnya, tren digitalisasi ini menolong Indonesia dari resesi yang lebih dalam. Di mana masyarakat masih memiliki opsi untuk melakukan transaksi digital saat ada kebijakan PSBB. Sehingga roda perekonomian masih dapat berputar.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Apa yang dicapai BRI dalam digitalisasi perbankan sehingga meraih penghargaan spesial? BRI pun berhasil membuktikan transformasi digitalnya yang mendapatkan apresiasi penghargaan spesial sebagai bank dengan Transformasi Digital kategori Sustainability oleh IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia (ICAII) 2023 di Mainhall Bursa Efek Indonesia, Jakarta (20/9).
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Bagaimana proses pengembangan Rupiah Digital dilakukan? Langkah awal pengembangan Rupiah Digital BI melalui Proyek Garuda adalah dengan menerbitkan White Paper sebagai komunikasi kepada publik terhadap rencana pengembangan Rupiah Digital.
-
Siapa yang mendorong kerja sama dengan Bank Sentral Spanyol mengenai mata uang digital? Anggota Komisi XI DPR Puteri Komarudin mendorong kerja sama antar bank sentral dalam mata uang digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC).
"Apabila kita tidka punya format digital itu kemudian kita menghadapi pandemi, saya yakin resesi yang sekarang akan lebih dalam lagi," ujar dia dalam media briefing penutupan Pekan Fintech Nasional 2020, Rabu (25/11).
Dia menambahkan, sebelum pandemi pemerintah memang telah menggalakkan digitalisasi. Namun diakui memang belum diimplementasikan secara menyeluruh. Sampai pada momentum pandemi ini, mendorong terwujudnya akselerasi digital.
"Yang sudah ditunjukkan di masa pandemi ini bahwa ekonomi keuangan digital itu merupakan sebuah alternatif economy activities yang real," imbuhnya.
Bahkan, Berdasarkan perkiraan Temasek, ekonomi digital ini akan tumbuh lebih besar usai pandemi covid-19. Di sisi lain, Erwin menyebutkan digitalisasi ini juga bisa dimanfaatkan untuk inklusi keuangan. Dimana masih ada banyak masyarakat yang belum bisa mengakses perbankan (unbankable).
"Kita masih punya puluhan juta orang yang unbanking, kita masih punya 69 juta UMKM, yang kalau kita tidak siapkan mereka akan menjadi loser pada saat era digital masuk. Mereka tidak boleh jadi loser karena merekalah tulang punggung nya. So, jangan kasih kendor," pungkas dia.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
CEO KLY Ungkap Masalah Besar Industri Digital Saat ini
Alasan Indonesia jadi 'Medan Perang' Perusahaan Teknologi Dunia
2 Bulan, Kemenkeu Kantongi Rp297 Miliar dari Pungutan Pajak Digital
Jokowi Optimis UU Cipta Kerja Dorong UMKM Go Digital
Kisah Bos Kokumi Pertahankan Roda Bisnis Kala Pandemi Andalkan Strategi ini
Presiden Jokowi Beberkan 3 Pekerjaan Rumah ASEAN Optimalkan Potensi Ekonomi Digital