Tasril Husin, Pria Minang Sukses Bangun Kerajaan Bisnis Kelapa Sawit di Kalimantan
Mereka yang merantau untuk mengadu nasib di Kalimantan Barat, akan ditampung oleh Tasril dan dibina agar memiliki keahlian dan dapat menjadi tenaga profesional di setiap bidang yang dikuasai.
Nama Tasril Husin tidak begitu populer bagi masyarakat umum. Namun, kegigihannya untuk merantau menjadikan Tasril Husin sebagai pria berdarah Minang kaya raya di Kalimantan Barat.
Sebelum merantau, Tasril pernah bekerja sebagai karyawan bank swasta dan perusahaan BUMN. Dia merantau dari tanah kelahirannya, Simpang Empat Pasaman Barat, Sumatera Barat, ke Kalimantan Barat, pada tahun 2007. Dia merantau untuk membangun bisnis bersama sepupunya.
-
Siapa saja yang punya utang, selain orang kaya? Mulai dari orang terkaya, perusahaan besar, sampai negara terbesar di dunia sekalipun tetap memiliki utang.
-
Kenapa orang kaya tetap punya utang? Utang tidak selamanya identik dengan ketidakmampuan. Utang produktif dalam bentuk permodalan usaha yang membutuhkan perputaran uang yang sangat cepat, memang dibutuhkan dalam berbagai bentuk usaha.
-
Kenapa orang berpura-pura kaya? Perilaku ini umumnya dilakukan untuk menyembunyikan keterbatasan keuangan mereka.
-
Apa yang menjadi ciri khas orang yang gemar berpura-pura kaya? Satu hal yang membedakan orang-orang ini adalah kecenderungan mereka untuk membahas cita rasa dan gaya hidup yang dianggap elite.
-
Bagaimana cara orang kaya ini dimakamkan? Makam ini menyimpan kerangka empat anggota keluarga kaya 'tuan tanah' yang dikremasi dan dikubur bersama dengan lima kereta kencana dan lima kuda.
-
Mengapa orang kaya menghindari utang? Utang bisa menjadi beban besar, terutama dengan bunga kartu kredit yang tinggi. Pada Februari 2024, tingkat bunga rata-rata kartu kredit mencapai 22,63 persen, yang berarti bahwa utang sebesar USD10.000 bisa berujung pada pembayaran bunga sebesar USD6.787 dalam lima tahun. Oleh karena itu, orang kaya sangat selektif dan menghindari hutang, karena mereka tidak ingin membuang uang untuk pembayaran bunga.
Setibanya di Kalimantan Barat, Tasril dan sepupunya, belum mengetahui bidang apa yang akan dirintis. Namun keduanya berkomitmen untuk mengubah nasib.
Langkah awal Tasril yaitu bekerja sebagai buruh kasar, hingga akhirnya menjadi kontraktor di bidang perkebunan kelapa sawit. Dari sini kemudian kekayaan Tasril mulai meningkat tajam. Capaiannya memiliki aset yang banyak turut dirasakan keluarganya dan warga Simpang Empat Pasaman.
Mereka yang merantau untuk mengadu nasib di Kalimantan Barat, akan ditampung oleh Tasril dan dibina agar memiliki keahlian dan dapat menjadi tenaga profesional di setiap bidang yang dikuasai.
Di antaranya, dari administrasi pembukuan, perpajakan, serta tehnik lapangan berupa cara kerja di lahan perkebunan dan pengoperasian alat berat, berupa excavator, greader, dozer dan bermacam alat berat yang dipergunakan dalam perkerjaan di lokasi proyek perkebunan.
Usaha Tasril sebagai bos perkebunan kelapa sawit membuka relasi lebih luas. Dia mampu membangun kemitraan dan kerja sama dengan beberapa perusahaan besar kelapa sawit seperti Wilmar, Hilton, Indofood, Gudang Garam.
Bahkan, tidak lagi dapat dihitung perusahaan penanam modal asing yang menjadi pemilik pemberi kerja borongan kepada perusahaan Tasril.
Dia dikenal sangat ramah dan disipilin dalam bekerja, memiliki tekad dan konsekuensi yang perlu diterapkan selama menjalani hidup. Para perantau yang ia akomodir pun dibina dengan penuh kekeluargaan.
Saat ini, Tasril adalah pemilik puluhan unit alat berat, ratusan hektar kebun sawit serta tanah dan toko serta rumah kontrakan. Bahkan, dia juga memiliki apartemen di Jakarta.
(mdk/idr)