Tawarkan imbas hasil tinggi, Narada Kapital segera hadirkan dua reksadana baru
Dalam waktu dekat, Narada akan meluncurkan produk reksadana saham baru. Pertimbangannya, unit penyertaan Reksa Dana Narada Saham Indonesia (NSI) sudah mendekati jumlah maksimal yakni 500 juta unit.
PT Narada Kapital Indonesia, perusahaan pengelola Reksa Dana Narada Saham Indonesia (NSI) menjadi salah satu kategori reksa dana saham terbaik versi salah satu tabloid karena memberi imbal hasil mencapai 35,54 persen. Saat ini, perusahaan kembali penghargaan dari Majalah Investor.
NSI meraih dua penghargaan yaitu sebagai Reksa Dana Saham terbaik 2018 untuk periode 1 tahun dan 3 tahun dengan kelolaan aset Rp 100 miliar-Rp 500 miliar.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kapan Bursa Karbon Indonesia resmi diluncurkan? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Kenapa Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) diluncurkan? Tujuan bursa karbon sendiri untuk mencipatakan insentif bagi perusahaan dan negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengaan menyediakan mekanisme untuk membeli dan menjual izin emisi atau kredit karbon.
"Dua award atau penghargaan ini merupakan bukti nyata, Narada mampu memberi imbal hasil optimal, profesional dan prudent dalam mengelola dana investor. Ini juga memberi pesan, masyarakat percaya dengan produk Reksa Dana kami," ucap Vice President Marketing Communications PT Narada Kapital Indonesia, Jalaludin Miftah di Jakarta, Kamis (22/3).
Jalaludin menegaskan, penghargaan tersebut memacu manajemen Narada untuk terus memberikan imbal hasil terbaik bagi investor. Dalam waktu dekat, Narada akan meluncurkan produk reksadana saham baru. Pertimbangannya, unit penyertaan Reksa Dana Narada Saham Indonesia (NSI) sudah mendekati jumlah maksimal yakni 500 juta unit.
Dengan semakin banyak produk, Narada berharap investor bisa lebih leluasa memilih produk reksadana yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter investasi masing-masing. Adapun untuk nama produknya masih disiapkan.
Di awal Januari, Asset Under Management (AUM) Narada masih dikisaran Rp 232 miliar, di akhir Februari lalu melonjak menjadi Rp 420 miliar. "Ini artinya, respons investor terhadap produk Narada sangat bagus. Tercermin dari kenaikan AUM yang mencapai dua kali lipat dalam kurun waktu dua bulan saja."
Narada sendiri untuk produk reksa dana saham yang ada maupun yang baru menargetkan return 20 persen. Namun, return itu juga tidak menutup kemungkinan bisa lebih tinggi. Karena di tahun lalu, dengan strategi tepat, mampu memberi imbal hasil mencapai 35,4 persen.
Produk Reksa Dana Saham anyar Narada dijadwalkan keluar pada kuartal dua. Kemudian disusul dengan peluncuran Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Pendapatan Tetap atau Obligasi. Strategi mengeluarkan produk Reksa Dana baru seiring dengan target kelolaan AUM baru yang mencapai Rp 2 triliun di akhir 2018 alias naik hingga 9 kali lipat di banding 2017.
Agar target kelolaan AUM tercapai, Narada gencar edukasi masyarakat soal pentingnya berinvestasi saham dan reksadana melalui berbagai event. Edukasi tak hanya dilakukan kepada investor ritel namun juga kepada investor institusi seperti dana pensiun, yayasan dan perusahaan. Dengan adanya produk baru, Narada berharap target bisa lebih cepat tercapai.
Ke depan, Narada akan fokus menggarap potensi investor ritel di kota-kota besar seperti Bandung, Medan, Surabaya dan kota-kota lain. Bahkan, jika di suatu daerah potensi investor cukup besar, Narada mempertimbangkan untuk membuka kantor cabang.
Investasi di pasar saham, masih prospektif karena berbagai indikator ekonomi menunjukkan tren positif. Misal dari sisi GDP, Indonesia tumbuh 5,2 persen, inflasi relatif terjaga di angka 3,5 persen, belum lagi harga-harga komoditas cenderung stabil. Adapun meski masuk tahun politik, Narada yakin tidak akan terlalu berpengaruh karena kondisi politik akan lebih stabil.
Investor di Indonesia, kata Jalaludin, sudah pintar, tidak gampang terpengaruh, isu-isu global yang ektrim juga tidak ada. Apalagi horison investasi reksa dana menengah dan panjang. Sehingga tak ada alasan menunda investasi reksa dana di Narada.
Tim riset Narada selalu menganalisa dan mencermati faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan market baik regional maupun global. Komposisi portofolio saham blue chip berkisar 80 persen sisanya saham-saham second liner.
Baca juga:
Buntut kasus kebocoran data, Facebook dituntut ke pengadilan oleh para pemegang saham
Siloam Hospital gandeng banyak pihak beri dukungan pasien kanker
2017, laba Indofood Sukses Makmur naik tipis menjadi Rp 4,17 triliun
Kuartal III-2018, anak usaha Hutama Karya bakal melantai di bursa saham
Proyek Waskita Karya kembali tertimpa kecelakaan kerja, bagaimana dampak ke sahamnya?