Tekan Impor, Industri Farmasi Diminta Manfaatkan Bahan Baku Obat Lokal
Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Subardi mengimbau agar industri farmasi mengutamakan bahan baku dari dalam negeri dalam menghasilkan dan memproduksi kebutuhan obat-obatan masyarakat. Menurutnya, sudah cukup selama ini Indonesia bergantung kepada negara luar untuk bahan baku obat.
Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Subardi mengimbau agar industri farmasi mengutamakan bahan baku dari dalam negeri dalam menghasilkan dan memproduksi kebutuhan obat-obatan masyarakat. Menurutnya, sudah cukup selama ini Indonesia bergantung kepada negara luar untuk bahan baku obat.
"Kita ingin tahu apakah produk obat yang dihasilkan menggunakan bahan dari dalam negeri. Memang kita ingin bahan lokal saja, karena bagus untuk negara daripada impor," kata dia di Jakarta, Selasa (28/4).
-
Apa yang menjadi pusat sorotan DPR dalam rapat dengan Bos PT Timah? Panas DPR Cecar Bos PT Timah Soal Kasus Korupsi Rugikan Negara Rp271 T, Omongan Mahfud Ikut Dibahas
-
Bagaimana DPR mendorong kerja sama Australia dengan Jawa Barat di bidang peternakan? “Seperti yang kita ketahui, Victoria punya potensi yang sangat besar terhadap peternakan. Sedangkan, Jawa Barat juga memiliki kebutuhan rata-rata 700 ribu ekor sapi per tahun, tapi saat ini hanya 30 persen saja yang bisa dipenuhi oleh produsen lokal. Sehingga, tentu hal ini menjadi peluang kerjasama yang baik bagi investor produk peternakan Victoria untuk memenuhi kebutuhan daging di Jawa Barat,” urai Puteri.
-
Bagaimana cara DPR menanyai Bos PT Timah dalam rapat? Anggota DPR Amin Ak sampai keras mencecar Bos PT Timah terkait kasus korupsi rugikan negara Rp271 triliun melibatkan banyak pengusaha
-
Bagaimana cara DPR mendukung kinerja Kejagung? Lebih lanjut, selaku mitra kerja yang terus memantau dan mendukung Kejagung, Sahroni menyebut Komisi III mengapresiasi setiap peran insan Adhyaksa.
-
Apa yang diminta oleh DPRD DKI Jakarta kepada Pemprov DKI terkait Wisma Atlet? Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua meminta Pemprov memanfaatkan Wisma Atlet Kemayoran sebagai tempat rekapitulasi dan gudang logistik Pemilu 2024.
-
Dimana fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia diresmikan? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9).
Dia menilai, saat pandemi virus corona menyebar sudah banyak harga kebutuhan yang melambung tinggi. Untuk itu, pengusaha farmasi Indonesia harus bisa menyesuaikan harga obat-obatan, sehingga terjangkau dan dapat dibeli oleh banyak kalangan masyarakat.
"Pengusaha farmasi harus bisa menstabilkan harga. Jangan memberatkan, sehingga bisa dijangkau oleh banyak masyarakat, karena ini berhubungan dengan kesehatan masyarakat," imbuhnya.
Selain itu, dia juga mendorong seluruh gabungan pengusaha farmasi Indonesia memiliki analisa kuat dan tepat dalam memenuhi kebutuhan obat-obatan masyarakat di tengah pandemi virus corona. Sehingga para pengusaha farmasi diharapkan dapat menghasilkan produk terbaik serta aman dikonsumsi.
"Sebagai gabungan pengusaha farmasi harus memiliki analisa yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan jumlah atau kualitas serta spesifikasi dari obat tersebut, apalagi saat wabah virus Corona ini. Dengan begitu kita jadi tahu bahan apa yang digunakan aman atau tidaknya," tandasnya.
Impor Bahan Baku Obat
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, membeberkan alasan Indonesia masih harus mengimpor bahan baku obat serta alat kesehatan dari luar negeri. Tak tanggung-tanggung selama ini porsi impor sekitar 90 persen dibanding porsi yang mampu dipenuhi industri dalam negeri.
"Menyangkut dengan alat kesehatan, saya setuju sekali. Saya dulu waktu pengusaha 90 persen alkes kita ini impor. Ini sengaja memang," ujar Bahlil dalam rapat virtual bersama DPR, Jakarta, Kamis (23/4).
Menurut Bahlil, sejak dulu memang ada yang sengaja melakukan pembiaran agar industri kesehatan tidak dibangun di dalam negeri. Dia bahkan mengakui, sudah mengetahui adanya permainan impor obat sejak 2006.
"Dari dulu saya juga salah satu pengusaha tahun 2006, itu main barang ini. Aku tahu betul ini barang permainannya bagaimana. Sengaja ini industrinya tidak dibangun," jelasnya.
(mdk/azz)