Tekan Penjualan Premium, Pertamina Klaim Turunkan Emisi Karbon 17 Juta Ton
Direktur PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyatakan, pihaknya melalui program Langit Biru berkomitmen mengusung tema BBM yang lebih ramah lingkungan. Program ini diusung untuk mendukung target pemerintah ke arah net zero emission di 2060, dan penurunan emisi karbon sebesar 29 persen pada 2030.
Direktur PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyatakan, pihaknya melalui program Langit Biru berkomitmen mengusung tema BBM yang lebih ramah lingkungan. Program ini diusung untuk mendukung target pemerintah ke arah net zero emission di 2060, dan penurunan emisi karbon sebesar 29 persen pada 2030.
Melalui program Langit Biru, Nicke mengatakan, Pertamina coba mengedukasi masyarakat untuk menggunakan BBM ramah lingkungan guna mengurangi emisi karbon. Termasuk menekan penyaluran Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Premium.
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Apa yang Pertamina lakukan untuk menjadi pemain utama penyimpanan karbon di Indonesia? Kesiapan Pertamina dibuktikan melalui program Carbon Capture Utilisation Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilisation Storage (CCUS).
-
Bagaimana Pertamina ingin mengurangi emisi karbon? Karena dengan mencampur 35 persen dalam diesel bioenergi, maka kita bisa menghemat neraca perdagangan kita yang selama ini import, kita kurangi sebesar Rp 122 triliun pertahun. Dan ini bisa menurunkan emisi 28 juta tonCO2 emision pertahun.
-
Apa yang sedang dilakukan Pertamina untuk menghemat anggaran di BBM dan LPG Subsidi? Bekerjasama dengan lintas instansi, upaya tersebut berhasil membantu Pertamina dapat melakukan penghematan sebesar 1,3 Juta kilo liter (KL) untuk Solar Subsidi dan 1,7 Juta KL untuk Pertalite.
-
Kapan Pertamina berhasil mengurangi penyalahgunaan BBM bersubsidi? Sejak implementasi exception signal ini pada tanggal 1 Agustus 2022 hingga 31 Desember 2023, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,04 trilliun.
-
Mengapa Pertamina ingin meningkatkan kualitas BBM Subsidi? Pertamina pernah menjalankan Program Langit Biru dengan menaikkan (kadar oktan) BBM Subsidi dari RON 88 ke RON 90.
"Kalau kita lihat sampai dengan Agustus 2021, penyediaan dan juga pendistribusian JBKP Premium Ron 88 itu hanya 30 persen. Sisanya ini beralih ke Pertalite dan Pertamax," papar Nicke pasca menerima penugasan dari BPH Migas, Selasa (31/8).
"Dengan shifting yang dilakukan ini, maka Pertamina telah memberikan kontribusi dalam penurunan karbon emisi sebesar 17 juta ton," tegasnya.
Nicke berharap masyarakat dapat semakin sadar untuk menggunakan BBM berkualitas yang juga lebih ramah lingkungan, sehingga Pertamina bisa memberikan kontribusi lebih baik lagi terhadap penurunan emisi karbon.
Di sisi lain, dia juga memohon dukungan pemerintah dan pihak terkait untuk menjalankan program BBM Berkeadilan. Itu diwujudkan melalui program BBM Satu Harga dan BBM Satu Harga non-Subsidi yaitu Pertashop.
"Semuanya akan kita jalankan. Sehingga target kita bukan hanya ketahanan energi, tapi juga kita nantinya akan mendukung ke arah aksesibilitas yang lebih baik," ujar Nicke.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Teknologi dan Pendanaan Kunci Indonesia Turunkan Emisi Karbon
Turunkan Emisi Karbon, Indonesia Fokus Tarik Investasi 5 Sektor ini
IPA: Perlu Keseimbangan Target Produksi Migas dan Penurunan Emisi Karbon
Bos PLN: PLTS Terapung Cirata Kurangi Emisi Karbon 214.000 Ton per Tahun
Penggunaan BBM Berkualitas Bantu Capai Target Perjanjian Paris soal Emisi Gas Buang
Emisi Karbon Ketenagalistrikan Indonesia Terendah di Asia Tenggara