Tembus 12,1 Juta Pengguna, Nilai Transaksi QRIS Capai Rp7,6 Triliun
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng mencatat, jumlah pedagang (merchant) yang menjadi pengguna QR Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai alat transaksi pembayaran sebanyak 12,1 juta hingga awal November 2021. Adapun nilai transaksi yang dihasilkan mencapai Rp 7,6 triliun.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng mencatat, jumlah pedagang (merchant) yang menjadi pengguna QR Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai alat transaksi pembayaran sebanyak 12,1 juta hingga awal November 2021. Adapun nilai transaksi yang dihasilkan mencapai Rp 7,6 triliun.
"Sekarang (pengguna QRIS) 12,1 juta merchant. Sementara transaksinya sudah Ro7,6 triliun. Luar biasa sekali, ini seluruh Indonesia," terangnya kepada wartawan usai menghadiri acara Kickoff Pasar dan Pusat Perbelanjaan Siap QRIS di Manado, Jumat (5/11).
-
Kenapa QRIS di luncurkan oleh Bank Indonesia? Alasan mengapa Bank Indonesia mengesahkan transaksi QRIS ini adalah karena aksesnya yang begitu cepat.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Mengapa QRIS dianggap sebagai solusi pembayaran digital yang sangat hemat? Tidak heran jika QRIS muncul sebagai solusi yang sangat hemat biaya untuk pembayaran digital serta mendukung kemajuan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah.
-
Apa itu QRIS? Transaksi QRIS dinilai serupa dengan uang elektronik seperti e-toll.
-
Kapan QRIS di luncurkan? Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS ini sendiri telah diluncurkan oleh Bank Indonesia di tanggal 17 Agustus 2019.
Sugeng menyampaikan, tren positif penggunaan QRIS ini juga terjadi di Manado, Sulawesi Utara. Di mana jumlah merchant pengguna pembayaran non tunai itu telah melebihi target yang ditetapkan.
"Ternyata di Manado targetnya sudah melebihi 30 persen dari target. Jadi, sudah 130 persen," ungkapnya.
Oleh karena itu, BI berkomitmen untuk memperluas cakupan pemanfaatan QRIS di berbagai wilayah Indonesia. Termasuk pasar tradisional sebagai pusat aktivitas ekonomi masyarakat di daerah. "Karena ibu-ibu (pedagang pasar) tadi sudah bisa pakai. Kita harapkan program QRIS akan diimplementasikan di seluruh Indonesia," jelasnya.
Menurutnya, penggunaan QRIS sebagai alat pembayar akan memberikan sejumlah keuntungan bagi pedagang (merchant). Antara lain pedagang tidak perlu repot memikirkan uang kembalian saat melakukan transaksi.
"QRIS transaksinya cashless, sangat efisien. Nggak usah pakai mengembalikan uang kan susah sekali, masa pakai permen, kembalianya sekarang ga ada (permen)," tuturnya.
Selain lebih praktis, penggunaan alat pembayaran non tunai itu juga diyakini lebih sehat. Mengingat, tidak adanya penggunaan uang tunai sebagai alat transaksi. "Jadi, tidak ada kuman. Lebih higienis toh," terangnya.
Baca juga:
Hingga Awal November, Jumlah Merchant QRIS Capai 12 Juta
Menko Luhut Ingin Aplikasi Peduli Lindungi Bisa Jadi Alat Pembayaran Digital
Usai Thailand, Pembayaran dengan QRIS Bisa untuk di Filipina, Malaysia dan Singapura
BRI Optimis Target 12 juta Merchant QRIS Tahun Ini Tercapai
Permudah Transaksi, BRI Luncurkan QR BRIMo Pedagang
'Penggunaan QRIS Buat Pembayaran Lebih Aman, Cepat dan Praktis'