Temuan KNKT, Begini Kronologi Kecelakaan Maut Truk Pertamina di Cibubur
Semula, pada 18 Juli 2022 Truk Trailer Pertamina B-9598-BEH berangkat dari TBBM Plumpang sekitar jam 14.00 menuju Cileungsi Kabupaten Bogor dengan membawa Pertalite 24.000 liter. Kemudian ada gangguan dengan suara mendesis tadi.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menemukan fakta baru soal kecelakaan maut truk tangki Pertamina di Cibubur beberapa waktu lalu. Salah satunya karena kegagalan sistem rem yang mengakibatkan kecelakaan tersebut.
Senior Investigator KNKT, Ahmad Wildan mengatakan, ada temuan kalau rem tidak berfungsi secara optimal saat perjalanan. Ini didapat dari keterangan sopir truk Pertamina.
-
Apa ciri khas dari Kubur Kalang? Kuburan Suku Kalang di Bojonegoro memiliki kompleks kuburan dengan liang lahat berupa lempengan-lempengan batu pipih. Pada zamannya, kuburan suku Kalang termasuk memiliki nilai seni tinggi. Kini, peti batu ini dikenal dengan sebutan Kubur Kalang.
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Kapan Waduk Kembangan buka? Jam operasional Waduk Kembangan adalah setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga 19.30 WIB.
-
Bagaimana MKMK dibentuk? Ketiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
"Saat melewati tol Rawamangun – Cawang Pengemudi mendengar suara mendesis dan tekanan angin di kabin menunjukkan angka 7 bar, pengemudi memeriksa kendaraan namun tidak menemukan sumber suara mendesis," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (18/10).
Semula, pada 18 Juli 2022 Truk Trailer Pertamina B-9598-BEH berangkat dari TBBM Plumpang sekitar jam 14.00 menuju Cileungsi Kabupaten Bogor dengan membawa Pertalite 24.000 liter. Kemudian ada gangguan dengan suara mendesis tadi.
Selanjutnya, selama perjalanan pengemudi merasakan rem kurang pakem. Saat keluar gerbang tol Cibubur, pengemudi mulai merasakan gangguan pada sistem rem, saat itu persnelling kendaraan di posisi 5.
"Pengemudi berpindah lajur dari lajur cepat ke lajur lambat paling kiri dan mencoba melakukan pengereman namun tidak berhasil. Pengemudi juga sudah menarik rem trailer maupun hand brake namun tidak bekerja sesuai yang diharapkan," paparnya.
Truk Tak Dapat Dikendalikan
Dengan begitu, truk trailer tidak dapat dikendalikan dan menabrak 2 mobil penumpang di lajur lambat. Truk trailer tetap melaju tidak berhenti sekalipun sudah menabrak 2 mobil penumpang.
Dan pengemudi berinisiatif untuk berpindah lajur untuk terlepas dari dua kendaraan dimaksud karena kondisi sebelah kiri trotoar cukup tinggi. Namun ternyata di lajur kanan terdapat kerumunan kendaraan yang sedang berhenti karena lampu APILL menunjukkan warna merah.
"Pada kecelakaan ini 10 orang meninggal dunia, 5 orang luka berat dan 1 orang luka ringan," terangnya.
Identifikasi Jalan
Di sisi lain, Wildan menerangkan pihaknya juga turut mengidentifikasi jalanan Transyogi, tempat kejadian maut tersebut. Jalan itu merupakan bagian dari jalan kolektor primer yang sedang dalam masa transisi pembinaan dari pemerintah daerah ke pemerintah pusat.
Karakteristik jalan kolektor primer adalah kecepatan paling rendah 40 Km/jam untuk jenjang terendah, lebar minimal 9 meter dengan akses terbatas. Jalan Transyogi adalah termasuk dalam jenjang kolektor primer tertinggi, yaitu kolektor primer 1 yang memiliki peran menghubungkan antar ibukota provinsi.
Dari keterangan ini, tak ditemukan masalah dari sisi jalan yang dilalui. Begitupun soal kondisi geometrik jalanan tersebut.
Kemudian, dari sisi fasilitas jalan, KNKT juga tak menemukan adanya kendala tambahan yang menyebabkan kecelakaan tersebut.
Hanya saja, ada beberapa temuan soal kondisi fasilitas jalan ini. Saat ini skema manajemen dan rekayasa lalu lintas yang diterapkan di ruas jalan Transyogi masih pada skema jalan provinsi, dengan seluruh asset fasilitas jalan adalah milik Pemerintah Daerah.
Desain perambuan dan marka juga masih terlihat mempertimbangkan untuk kepentingan lalu lintas lokal dengan kecepatan rendah, seperti adanya pita penggaduh pada badan jalan, tingginya bukaan median, tingginya akses jalan minor ke jalan utama dan lainnya.
"Selain itu, KNKT juga mencermati keberadaan rambu yang bercampur dengan iklan atau reklame di sepanjang jalan. Hal ini dapat menimbulkan distraction pada pengemudi atau bahkan pengemudi mengabaikan informasi yang disampaikan oleh rambu dimaksud, karena terlalu banyak informasi yang diterima oleh pengemudi di sisi jalan. Kondisi ini merupakan hazard dan bisa menurunkan kewaspadaan pengemudi dan bahaya lainnya," beber Wildan.
Reporter: Arief Rahman Hakim
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)