Terungkap, Ini Penyebab Ekonomi Indonesia Melemah di Akhir Tahun 2023
Berbagai faktor yang menyebabkan ekonomi Indonesia melambat pada triwulan IV-2022, di antaranya konsumsi rumah tangga di dalam negeri yang tereduksi akibat kenaikan inflasi pada periode ini.??
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal memaparkan berbagai alasan ekonomi Indonesia akan sedikit melambat pada triwulan IV-2022.
Dia memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi nasional akan berada di kisaran 4,5 sampai 5 persen year on year (yoy) pada triwulan IV-2022, atau melambat dibandingkan triwulan III-2022 yang sebesar 5,72 persen yoy.
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara di atas rata-rata nasional? Keberhasilan itu, lanjut politukus PDIP ini, karena pihaknya berhasil menjaga harga-harga kebutuhan tetap stabil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ."Kemarin juga kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat bahwa Sulut bisa menggerakkan ekonomi kreatif yang ada. Jadi bulan Agustus ini pengakuan dari pemerintah pusat bahwa apa yang kita kerjakan selama ini berdampak sangat positif bagi pembangunan Sulut."
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Dia menjelaskan, berbagai faktor yang menyebabkan ekonomi Indonesia melambat pada triwulan IV-2022, di antaranya konsumsi rumah tangga di dalam negeri yang tereduksi akibat kenaikan inflasi pada periode ini.
"Pada triwulan IV-2022 ada peningkatan inflasi yang lebih, karena kenaikan harga BBM, khususnya BBM bersubsidi. Kami melihat karena faktor inflasi, dari sisi daya beli sudah mulai ada sedikit perlambatan," kata Faisal dikutip dari Antara di Jakarta, Rabu (28/12).
Dia mengatakan, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia terus mengalami penurunan, yang tercatat di level 50,3 pada November 2022, dari sebelumnya di level 51,8 pada Oktober 2022 dan di level 53,7 pada September 2022 .
"Tingkat penjualan atau PMI manufaktur yang sudah tipis di atas 50. Walaupun masih ekspansi, tapi kondisinya jauh lebih rendah dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya," kata Faisal.
Kemudian, mulai terjadi penyempitan terhadap surplus neraca perdagangan, yang mana Indonesia mencatat surplus sebesar USD 14,92 miliar atau setara Rp 234,20 triliun pada triwulan III-2022 .
"Kuartal- kuartal sebelumnya banyak dikontribusikan oleh konsumsi rumah tangga yang tinggi dan net ekspor yang tinggi. Di kuartal IV ini, sumbangannya agak sedikit lebih lambat dibandingkan kuartal- kuartal sebelumnya," kata Faisal.
Belanja Pemerintah Berkurang
Dia menyebut belanja pemerintah mulai tidak banyak berkontribusi terhadap pertumbuhan, karena mengejar target saving untuk tahun depan, sebagai antisipasi normalisasi kebijakan fiskal, yaitu target defisit APBN kembali di bawah 3 persen PDB.
"Jadi ada penghematan yang dilakukan pemerintah pada tahun ini dan berlanjut pada kuartal IV," kata Faisal.
Dia memproyeksikan inflasi pada Desember 2022 akan berada di angka 0,4 -, 0,5 persen month to month (mtm), dan inflasi tahunan di kisaran 5,3 - 5,4 persen yoy.
Menurut dia, inflasi pada akhir tahun polanya cenderung naik dibandingkan bulan- bulan sebelumnya, dikarenakan adanya momen Natal dan Tahun Baru, serta adanya pemberian bonus atau insentif oleh berbagai perusahaan.
"Tapi, kalau melihat dari tingkat inflasinya yang biasanya meningkat, di tahun ini sebenarnya peningkatannya tidak setajam tahun sebelumnya, dibandingkan pada saat dua tahun awal pandemi maupun tahun prapandemi," tutup Faisal.
(mdk/idr)