Thailand Batasi Ekspor! Siap-Siap Harga Beras dan Gula di Indonesia Bakal Naik
Langkah ini diambil karena melihat potensi ancaman kekeringan atau kemarau dalam kurun waktu yang lama.
Langkah ini diambil karena melihat potensi ancaman kekeringan atau kemarau dalam kurun waktu yang lama.
Thailand Batasi Ekspor!
Siap-Siap Harga Beras dan Gula di Indonesia Bakal Naik
Siap-Siap Harga Beras dan Gula di Indonesia Bakal Naik
Thailand berencana untuk mengurangi pengiriman ekspor beras hingga gula untuk mengamankan pasokan dalam negeri. Langkah ini diambil karena melihat potensi ancaman kekeringan atau kemarau dalam kurun waktu yang lama. "Thailand sedang mempersiapkan rencana darurat untuk menghadapi potensi kekeringan yang dapat berlangsung bertahun-tahun dan mengurangi pasokan (ekspor) gula dan beras global," tulis The Straits Times dikutip di Jakarta, Selasa (22/8).
- Deretan Surga Belanja di Thailand yang Terkenal dengan Harga Miring, Sudah Pernah ke Sana?
- Ini Potret Beda Rumah Jirayut di Thailand dan Indonesia, Di Sini Ngontrak
- 10 Potret Keseruan Siti Badriah Liburan di Thailand, Gayanya Kece Bak ABG
- Bertemu Ketua Parlemen Thailand, Mendag Dorong Harga Karet Menguat untuk Bantu Petani
Pembatasan ekspor ini tentu saja akan membuat harga beras hingga gula di kawasan Asia Tenggara (Asean) menjadi lebih mahal. Mengingat, Thailand merupakan salah satu negara pengekspor berasa terbesar di dunia maupun untuk kawasan ASEAN. "Kekeringan pasti akan memicu inflasi di negara Asia Tenggara ini karena harga sayur-sayuran, makanan segar dan daging menjadi lebih mahal karena berkurangnya hasil panen dan harga pakan ternak yang lebih mahal," ungkap The Straits Times.
Dilaporkan, curah hujan di seluruh wilayah Thailand hanya mencapai 10 persen atau di bawah rata-rata pada musim hujan.
Menurut pejabat setempat, kondisi ini ini dampak dari fenomena El Nino yang menurunkan curah hujan lebih lama, yakni selama dua tahun ke depan.
"Thailand akan menghadapi kondisi kekeringan yang meluas mulai awal 2024, pihak berwenang telah memperingatkan,"
ungkap media asal Singapura tersebut.
Akibat prospek ancaman kekeringan ini,
Pihak Pemerintah Thailand meminta para petani membatasi penanaman padi hanya pada satu tanaman saja untuk menghemat air. Di sisi lain, produsen gula mengalami penurunan produksi untuk pertama kalinya dalam tiga tahun.
Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha telah meminta perusahaan listrik milik negara, Otoritas Pembangkit Listrik, dan Kantor Sumber Daya Air Nasional untuk membantu menyusun rencana darurat untuk menghemat air.
Sejauh ini pada tahun 2023, curah hujan di Thailand turun 28 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022, menurut data resmi.
Per Juli 2023, RI Impor Beras 1,3 Juta Ton Juli 2023 dari Thailand - India
Sebelumnya, Pemerintah mempercepat impor beras di tengah ancaman El Nino hingga kemarau panjang. Pasalnya, beras merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, realisasi impor beras mencapai 1,33 juta ton sepanjang Januari sampai Juli 2023. Nilai impor ini mencapai USD 715,9 ton atau Rp10,98 triliun (kurs Rp15.338).
"Kalau kita lihat data tadi, total impor beras selama Januari-Juli 2023 tercatat sebesar 1.332,9 ribu ton atau nilainya USD715,9 juta," kata Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (15/8).
Amalia merinci impor beras khusus dengan kode HS 10063099 hingga Juli 2023 mencapai 1,17 juta ton. Nilai impor beras khusus ini menyentuh USD627,2 juta atau setara Rp9,6 triliun. Indonesia mengimpor beras khusus ini dari Thailand dengan pangsa impor sebesar 50,56 persen, diikuti Vietnam 46,33 persen. Ada juga impor beras pecah dalam kode HS 10064090, yang volume impornya naik 52,24 persen (mtm). Sedangkan secara kumulatif pada Januari hingga Juli 2023 naik 3,46 persen dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya.