Tingkat Keterisian Hotel di Puncak Sepi Jelang Malam Tahun Baru 2021
Kewajiban wisatawan untuk membawa surat keterangan bebas Covid-19 antigen, diduga menjadi penyebab menurunnya angka okupansi hotel pada akhir tahun 2020, sehingga hanya 30 persen dari seribuan lebih kamar yang tersedia.
Tingkat okupansi hotel di kawasan Puncak-Cianjur, Jawa Barat tercatat masih rendah menjelang malam tahun baru 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan, hingga hari kedua menjelang pergantian tahun hanya 30 persen tingkat pesanan yang diterima sebagian besar hotel, meski berbagai kemudahan hingga diskon ditawarkan pihak pengelola.
Ketua PHRI Cianjur, Nano Indra Praja mengatakan, pembatasan dan kewajiban wisatawan untuk membawa surat keterangan bebas Covid-19 antigen, diduga menjadi penyebab menurunnya angka okupansi hotel pada akhir tahun 2020, sehingga hanya 30 persen dari seribuan lebih kamar yang tersedia.
-
Kenapa Hotel Indonesia dibangun? Hotel ini dibangun atas gagasan dan perencanaan matang presiden RI pertama, Soekarno.
-
Siapa yang merancang Hotel Indonesia? Bangunan Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Abel Sorensen, dan istrinya Wendy asal Amerika Serikat.
-
Di manakah hotel pertama di Jawa Barat, Hotel Savoy Homann, berada? Hotel Savoy Homann di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, sudah berdiri sejak tahun 1880.
-
Kapan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda di Hotel Majapahit? Tempat Bersejarah Atap bangunan hotel jadi saksi perjuangan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda Merah Putih Biru menjadi Merah Putih pada 19 September 1945.
-
Kapan Hotel Indonesia diresmikan oleh Presiden Soekarno? Hotel Indonesia diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1962 oleh Presiden RI Pertama, Soekarno, guna menyambut pagelaran Asian Games IV tahun 1962.
-
Apa ciri khas dari 'Downtown Hotel'? Berbeda dengan residential hotel yang jauh dari keramaian, downtown hotel justru berada di pusat keramaian. Biasanya, jenis hotel ini berada di kawasan perdagangan dan perbelanjaan.
"Tahun lalu pada tanggal yang sama sudah sebagian besar kamar hotel yang ada di kawasan Puncak-Cianjur terisi hingga penuh. Namun tahun ini untuk angka 30 persen mungkin sudah cukup besar karena wisatawan yang hendak berlibur diwajibkan membawa surat keterangan bebas Covid-19 antigen yang cukup memberatkan," katanya.
Dia menjelaskan, berbagai program menarik akhir tahun dan penawaran diskon tidak dapat mendongkrak angka okupansi menjelang akhir tahun, sehingga untuk mensiasati agar operasional tetap berjalan dan karyawan tetap masuk diberlakukan sistem kerja paruh hari.
Pasalnya, selama pandemi banyak hotel dan restoran yang terpaksa merumahkan karyawan sebagai upaya memperkecil biaya operasional dan pengeluaran karena sepinya pengunjung, meski sempat kembali normal dalam beberapa bulan terakhir, namun tingkat kunjungan belum masksimal.
"Kami juga memberikan jaminan kesehatan lingkungan selama tamu yang datang menghabiskan libur panjang akhir tahun di kawasan Puncak, termasuk sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan seperti tempat pencuci tangan, cairan pembersih tangan, dan masker," katanya.
Pemeriksaan Suhu Tubuh
Bahkan setiap tamu yang datang tambah dia, mendapat pemeriksaan suhu tubuh terlebih dahulu dan diwajibkan menggunakan masker selama berada di area dan luar hotel.
"Harapan kami menjelang pergantian tahun ada peningkatan hingga 50 persen," katanya.
Sementara Bupati Cianjur Herman Suherman mengungkapkan wisatawan yang datang ke Cianjur untuk menghabiskan libur panjang akhir tahun wajib membawa surat keterangan tes cepat antigen.
"Untuk ekonomi, nantinya akan kembali meningkat kalau virus berbahaya sudah tidak ada. Untuk saat ini kesehatan warga Cianjur lebih utama. Ketika angka kunjungan meningkat, diikuti angka penularan yang juga meningkat, tentu tidak ada artinya. Untuk itu wisatawan yang ke Cianjur harus bebas COVID-19," katanya.
(mdk/idr)