Tips Mengendalikan Diri untuk Kembali Kerja Pasca Pandemi
Vaksinasi covid-19 yang dipercepat memungkinkan adanya pemulihan ekonomi yang semakin cepat pula. Dengan demikian, seluruh sektor akan mulai kembali pulih, dan kebijakan lockdown akan dilonggarkan.
Vaksinasi covid-19 yang dipercepat memungkinkan adanya pemulihan ekonomi yang semakin cepat pula. Dengan demikian, seluruh sektor akan mulai kembali pulih, dan kebijakan lockdown akan dilonggarkan. Hal ini memungkinkan pemilik perusahaan akan memutuskan untuk menghentikan kebijakan kerja dari rumah (work from home).
Meski demikian, kembali bekerja di kantor bisa menjadi hal yang sulit bagi sebagian pekerja. Sebab, banyak pengusaha telah menerima perubahan besar yang dibawa oleh pandemi virus corona, dengan mayoritas orang dipaksa bekerja dari rumah, sebagai kesempatan untuk mengadopsi cara kerja yang lebih fleksibel di masa depan.
-
Kapan tips ini dibagikan? Ingin tahu caranya? Simak penjelasan lengkapnya yang disajikan pada Jumat (7/6/2024) berikut ini.
-
Apa saja tips menabung yang bisa diterapkan untuk membeli rumah? Berikut adalah 7 tips ampun menabung untuk bisa membeli rumah: 1. Buat Rencana dan Target Dengan Jelas: Pertama-tama, buatlah rencana yang jelas tentang kapan Anda ingin membeli rumah dan berapa jumlah uang yang harus ditabung. Tentukan target yang realistis dan buatlah rencana langkah demi langkah untuk mencapainya. 2. Tentukan Jumlah Uang yang Harus Ditabung: Hitung berapa jumlah uang yang harus ditabung setiap bulannya untuk mencapai target beli rumah Anda. Pertimbangkan penghasilan, pengeluaran rutin, dan juga tabungan yang sudah ada. Lakukan perhitungan secara teliti agar Anda bisa menentukan jumlah tabungan yang wajar. 3. Pisahkan Rekening: Buatlah rekening khusus untuk menabung dan jangan menggunakan uang tersebut untuk keperluan lain selain membeli rumah. Dengan memisahkan rekening, Anda dapat mengontrol pengeluaran dan dengan mudah melacak kemajuan tabungan Anda. 4. Menyisihkan Tabungan Di Awal Bulan: Prioritaskan menabung sejak awal bulan sebelum mengeluarkan uang untuk keperluan lain. Dengan cara ini, Anda akan memiliki disiplin dalam menabung dan membatasi pengeluaran. 5. Mengurangi Pengeluaran Tidak Perlu: Evaluasi pengeluaran rutin Anda dan cari cara untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Misalnya, mengurangi makan di luar, membatasi belanja barang-barang yang tidak diperlukan, atau mencari alternatif yang lebih murah untuk kebutuhan sehari-hari. 6. Menabung Dengan Nominal Tertentu: Selain menabung secara rutin, buatlah kebiasaan menabung dengan nominal tertentu setiap kali menerima penghasilan tambahan, seperti bonus atau tunjangan. Hal ini akan membantu meningkatkan jumlah tabungan secara signifikan. 7. Tentukan Besar Cicilan Sesuai Kemampuan: Jika memilih untuk membeli rumah dengan menggunakan fasilitas kredit, pastikan untuk menghitung dengan cermat berapa besar cicilan yang bisa Anda bayar setiap bulannya. Jangan melebihi kemampuan keuangan Anda agar cicilan tetap terjangkau dan tidak memberatkan.
-
Bagaimana cara menghindari utang dalam tips keuangan? Hindari utang dalam tips keuangan dengan menjalani gaya hidup yang tidak bergantung pada pinjaman atau utang berlebihan. Selain itu, Anda bisa bijak dalam mengelola uang Anda. Hal ini dapat membantu kalian membuat keputusan keuangan yang lebih bijak di masa depan.
-
Apa saja tips untuk menghilangkan kebiasaan menunda pekerjaan? Untuk mengatasi masalah ini, dilansir dari calm dan medium, berikut terdapat 7 tips ampuh yang dapat membantu kamu menghilangkan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan, sehingga jam kerja kamu cukup.
-
Siapa yang memberikan tips tentang badan tetap mau bekerja? Akun Instagram resmi TNI Angkatan Darat (AD) membagikan sebuah tips jitu untuk masyarakat luas.
-
Bagaimana cara untuk mendapatkan kepercayaan di tempat kerja? "Salah satu cara tercepat untuk mendapatkan kepercayaan dan kredibilitas di tempat kerja adalah dengan bersikap responsif."
Perusahaan teknologi seperti Spotify dan Salesforce mengizinkan karyawan memilih tempat mereka ingin bekerja, atau bahkan ingin kembali ke kantor lagi. Namun, beberapa pengusaha menolak gagasan bahwa ini bisa menandai pergeseran yang lebih permanen.
Dan kemudian beberapa perusahaan memiliki kebijakan yang menetapkan bahwa pekerja datang ke kantor setidaknya beberapa hari dalam seminggu. Secara teori, ini mungkin membuat pekerja merasa tertekan untuk datang ke kantor lebih dari jumlah yang ditentukan jika rekan kerja melakukannya, karena perasaan bersalah serupa yang telah mendorong staf untuk bekerja lebih lama selama pandemi.
Meski demikian, para peneliti mengatakan ada cara untuk mengatasi kecemasan ini, dilansir CNBC Make It.
Profesor tamu psikologi kesehatan kerja di Birkbeck University of London, Gail Kinman mengatakan, bagian dari masalahnya adalah ketika orang-orang bekerja di rumah, mereka sering merasa bahwa mereka perlu mendapatkan kepercayaan untuk menunjukkan bahwa mereka 'sedang bekerja'. Menurutnya, pekerja yang kurang berpengalaman, atau orang yang telah memulai pekerjaan baru selama pandemi, mungkin lebih mengkhawatirkan hal ini karena mereka belum terbiasa dengan budaya perusahaan.
Dia mengatakan itu adalah perasaan yang mirip dengan "FOMO" (takut ketinggalan), menunjukkan bahwa orang di rumah mungkin khawatir bahwa rekan kerja yang akan kembali bekerja mungkin memiliki lebih banyak kesempatan untuk dipromosikan dan takut mereka mungkin tertinggal.
Salah satu cara untuk mengatasi kecemasan ini adalah berbicara dengan rekan kerja lain untuk membahas masalah ini.
"Staf tidak boleh takut untuk memulai percakapan dengan departemen SDM dan atasan untuk memastikan preferensi mereka didengar. Penting bagi karyawan untuk membuat batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan rumah untuk menghindari perasaan perlu tersedia di ping tim (Microsoft) atau pemberitahuan Slack, atau menyerah pada tekanan presentasi," kata Pakar pekerjaan di situs rekrutmen Inggris Totaljobs, Ellie Green.
Chief people officer di Glassdoor, Carina Cortez mengatakan, wajar bagi pekerja untuk merasakan kekhawatiran tentang seperti apa "normal baru" itu, mengingat bagaimana ekspektasi mereka seputar pola kerja telah berubah selama setahun terakhir.
Dia juga mengatakan bahwa penting bagi pekerja yang merasa tertekan untuk kembali membuat suara mereka didengar dan memberikan masukan sebisa mereka untuk memastikan bahwa pemberi kerja memiliki gambaran yang luas tentang pendapat dari staf saat kembali ke kantor.
Pada saat yang sama, Cortez mengatakan meskipun ada manfaat operasional dan sosial untuk menghabiskan waktu secara langsung dengan rekan kerja, jika karyawan merasakan tekanan untuk kembali ke kantor lebih dari yang mereka inginkan, maka mungkin inilah saatnya untuk mempertimbangkan pemberi kerja, dengan kesesuaian budaya yang lebih baik.
Janine Chamberlin, country manager Inggris di LinkedIn, mengatakan itu juga merupakan tanggung jawab pemberi kerja untuk memastikan presenteeism tidak terwujud di masa mendatang. "Bisnis yang mampu merangkul kerja fleksibel, membangun kepercayaan yang telah terjalin selama periode kerja jarak jauh ini, tidak hanya akan mampu mengurangi presenteeism, tetapi mengakhirinya sama sekali," katanya.
(mdk/azz)