Unik, Perusahaan di New York Ini Tawarkan Jasa Mengantre Beli Produk
Jeli melihat peluang merupakan pedoman yang mengantarkan Robert Samuel menjadi seorang pebisnis kreatif. Dia merupakan CEO Same Ole Line Dudes, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa layanan mengantre. Pendapatannya bisa mencapai Rp60 juta per bulan.
Jeli melihat peluang merupakan pedoman yang mengantarkan Robert Samuel menjadi seorang pebisnis kreatif. Dia merupakan CEO Same Ole Line Dudes, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa layanan mengantre. Pendapatannya bisa mencapai Rp60 juta per bulan.
Pada tahun 2012, Robert dipecat dari pekerjaannya. Dia kemudian menjadi pengangguran dengan nilai tabungan yang sangat minim. Kondisi itu sangat mengerikan karena dia tinggal di New York, Amerika Serikat.
-
Kenapa api abadi di New York bisa menyala? "Api di sini adalah salah satu api abadi yang terkenal karena lokasinya yang berada di dalam air terjun. Api ini terjadi karena adanya retakan di dalam bumi yang membocorkan kombinasi gas alam," ujar Mike dalam keterangan Instagramnya.
-
Bagaimana Aqila berbisnis? Aqila tampaknya mengikuti kegiatan di sekolahnya yang mengajarkan siswa menjadi wirausahawan sejak dini.
-
Kapan Baihaki memulai bisnis lakbannya? Memasuki usia yang ke-29, Baihaki menjadi pekerja lepas sebagai sales di sebuah perusahaan sepeda motor.
-
Bagaimana Baihaki memulai bisnis lakban nya? Sebelum memulai bisnis barunya, dia melakukan riset. Hampir 95 persen industri UMKM membutuhkan lakban. Sehingga, komoditas tersebut bagi Baihaki merupakan kebutuhan yang memiliki pasar secara luas. Dalam merintis usahanya, Baihaki menawarkan lakban secara 'door to door'. Aktivitas itu dia lakukan bersamaan dengan kegiatannya sebagai pekerja lepas sales sepeda motor.
-
Siapa yang sedang berada di New York? Alyssa sangat menawan dan membuat orang terpesona. Kekasih Al juga sedang berada di New York.
-
Di mana KH Busro merintis usaha hingga bisa keliling dunia? Di sana, dirinya kembali menjadi seorang marbot di Masjid Baitul Atiq selama beberapa tahun.“Jadi menjadi marbot itu merupakan profesi yang terikat, dan saya menikmatinya. Jadi marbot itu harus serba siap dan ini bisa jadi suatu keberkahan,” terangnya, mengutip Youtube TVRI Jawa Tengah, Jumat (12/7).
Sudah lama diketahui, kalau New York merupakan kota paling sibuk di Amerika Serikat. Hingga satu waktu, Apple merilis iPhone 5. Masyarakat New York sangat antusias menjadi pemilik pertama iPhone 5.
Di satu sisi, masyarakat New York tidak memiliki cukup waktu untuk mengantre dan membeli iPhone. Robert kemudian melihat ini sebagai peluangnya untuk bangkit. Dia memasang iklan di craiglist, yang isinya menerima jasa layanan untuk mengantre pembelian iPhone 5 dengan tarif jasa USD100 atau setara Rp1.5 juta.
Usai iklan terpasang, satu calon pelanggan tertarik memakai jasa Robert. Akan tetapi, secara tiba-tiba calon pelanggan tersebut membatalkan antrean tersebut karena sudah membeli iPhone 5 secara online. Meski begitu, calon pelanggan tersebut cukup bijaksana, karena tetap memberi Robert biaya jasa profesional seperti yang terpasang pada iklan.
Akhirnya, antrean yang seharusnya dibeli oleh calon pelanggan tadi, Robert jual kembali ke situs craigslist. Saat itu beberapa masyarakat di New York tertarik menggunakan jasa Robert hingga akhirnya Robert menunggu atau mengantri untuk membeli iPhone 5 selama 19 jam dan berhasil mengumpulkan uang Rp4.876.950.
Robert kemudian melibatkan teman-temannya dalam bisnis antrean iPhone 5 sambil membawa 5 karton susu yang akan dijual kepada para pengantre. Hasilnya, Robert dan teman-temannya mendapatkan pemasukan mencapai Rp210 juta.
Desember 2012, Robert mulai menjalani bisnisnya secara profesional. Dia kemudian mendirikan Same Ole Line Dudes. Setiap ada calon pelanggan, dia kirim pesan ke puluhan temannya dan melihat siapa yang bersedia ambil pekerjaan itu.
Satu hari, ada permintaan antre untuk audisi Shark Tank di Danforth. Robert meneruskan pesanan itu ke temannya. Teman Robert kemudian yang berangkat untuk mengantre audisi. Dia harus mengantre dan menunggu sekitar 48 jam. Selama itu, teman Robert berkontribusi pendapatan sebesar Rp12 juta.
Di tahun 2013, chef terkenal Dominique Ansel membuka toko roti di sebuah pusat perbelanjaan. Dia menjual cronat (croissant dan doughnut) dalam jumlah yang terbatas. Robert kembali melihat ini sebagai peluang.
Robert kembali memasang iklan untuk layanan antre pembelian Cronat di toko roti Chef Dominique. Sejumlah konsumen langsung mendaftar agar dapat membeli Cronut. Selama satu pekan melayani antrean Cronut, pendapatan perusahaan Robert mencapai Rp3,6 juta per minggu.
Perusahaan Robert kemudian viral, jumlah pelanggan terus bertambah. Hingga tahun 2017, karyawannya mencapai 20-30 orang. Skema pembayaran jika ingin menggunakan jasa antre dari Same Ole Line Dudes yaitu, calon pelanggan wajib membayar minimum antrean 2 jam sekitar Rp675.000. Kemudian setiap 30 menit, ditambah Rp150 ribu. Selanjutnya, akan ada biaya tambahan Rp750 ribu jika cuaca buruk.