Waspada, bawang merah impor di pasaran saat ini barang ilegal
Kementan menyatakan saat ini tak memberi rekomendasi pada Kemendag untuk membuka keran impor bawang merah.
Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan saat ini tidak membuka keran impor untuk komoditas bawang merah. Pemerintah mengingatkan jika masyarakat menemukan bawang merah impor di pasaran bisa dipastikan itu barang ilegal dan tidak bisa menjamin kualitasnya.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Spudnik Sujono mengatakan meski harga bawang merah semakin mahal, pemerintah sampai saat ini belum berencana impor untuk komoditas tersebut.
"Bawang lokal, ibu rumah tangga lebih suka, lebih fresh. Baru langsung bawa kemarin. Untuk itu kemarin saya perintahkah tidak ada impor dari Filipina, Vietnam. Saya cek tidak ada, yang jelas tidak impor. Kalaupun ada, ilegal. Namanya usaha ada yang legal dan ilegal," ujarnya di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (16/6).
Sujono melanjutkan, meski mahal, bawang merah lokal tetap menjadi pilihan utama konsumen ibu rumah tangga Indonesia.
Salah satu pedagang di Pasar Induk Kramat Jati, Dongan Pakpahan (27) mengatakan, pihaknya merogoh kocek sebesar Rp 19.000 per kilogram (Kg) untuk mendatangkan bawang merah impor. Sementara, dia harus merogoh kocek lebih mahal yaitu sebesar Rp 20.000 per Kg untuk mendapatkan bawang merah lokal dari Brebes, Jawa Tengah.
"Ini kelihatannya aneh, dalam negeri mahal, kenapa impornya murah," ungkap dia.
Dongan sendiri masih menjual dua jenis bawang tersebut, baik lokal maupun impor. Adapun kisaran harga jual bawang yakni Rp 27.000-Rp 28.000 per Kg. Harga jual tersebut di atas harga standar sekitar Rp 20.000 per kg. "Ambil untungnya tipis-tipis, Rp 5.000 per Kg," ujar Dongan.
Dia mengatakan, paling tidak selama tiga hari sekali, dirinya memasok 30 karung bawang merah impor dengan masing-masing karung seberat 30 kg. Untuk bawang lokal, dia memasok sebanyak 7 karung dengan berat tiap karung sebanyak 70 kg. Dia bilang, adapun bawang-bawang itu berasal dari negara-negara tetangga seperti Vietnam, Filipina dan Thailand.
Sementara, pembelian bawang merah impor bukanlah hal yang baru bagi Dongan. Pihaknya mengatakan, bawang-bawang tersebut kerap muncul ketika harga bawang lokal naik tinggi. Karena itu, pihaknya menyebut bawang merah impor menjadi penyeimbang harga pasaran.
"Bukan tahun ini saja, sudah biasa, kalau ini tidak datang, seenaknya harga bawang dinaikkan," tutupnya.