Wisman Boleh Masuk Bali, Okupansi Hotel Diperkirakan Meningkat
Pelaku usaha Hotel dan restoran menyambut baik kebijakan Pemerintah pembukaan pintu akses bagi wisatawan internasional (Wisman) ke Bali pada 14 Oktober 2021 mendatang. Pembukaan akses bagi wisman tersebut diprediksi akan meningkatkan okupansi hotel di Bali.
Pelaku usaha Hotel dan restoran menyambut baik kebijakan Pemerintah pembukaan pintu akses bagi wisatawan internasional (Wisman) ke Bali pada 14 Oktober 2021 mendatang. Pembukaan akses bagi wisman tersebut diprediksi akan meningkatkan okupansi hotel di Bali.
"Tentu kami menanggapi positif karena memang pembukaan Bali ini adalah harapan sudah sejak lama yang sudah kita harapkan, seperti Bali dan Bintan yang memang destinasinya sangat mengandalkan wisata mancanegara untuk memenuhi tumbuhnya okupansi hotel di wilayah tersebut," kata Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran kepada Liputan6.com, Kamis (7/10).
-
Apa yang diharapkan dari pungutan wisatawan asing di Bali? Rektor Unud: Pungutan Wisman Harus Tingkatkan Kualitas Pariwisata Bali Babak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali. Terkait hal itu, Rektor Universitas Udayana Ngakan Putu Gede Suardana berharap, pungutan akan dibarengi dengan peningkatan kualitas pariwisata Bali.
-
Siapa yang merancang Hotel Indonesia? Bangunan Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Abel Sorensen, dan istrinya Wendy asal Amerika Serikat.
-
Kenapa Hotel Indonesia dibangun? Hotel ini dibangun atas gagasan dan perencanaan matang presiden RI pertama, Soekarno.
-
Kapan pungutan wisatawan asing di Bali akan dimulai? Babak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali.
-
Apa yang menarik wisatawan untuk mengunjungi Bali? Keindahan alamnya yang memesona, budayanya yang kaya, serta keramahan penduduknya menjadikan Bali sebagai tujuan wisata yang tak pernah kehilangan daya tarik.
-
Siapa yang menginjak-injak lencana merah putih di hotel di Jalan Bali? Konflik bermula ketika seorang penghuni hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh pemuda Indonesia.
Maulana menegaskan, pengusaha hotel dan restoran di Bali sudah siap menyambut kedatangan wisman. Lantaran, sudah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat sebagaimana anjuran Pemerintah, seperti menerapkan penggunaan Aplikasi PeduliLindungi, social distancing, himbauan penggunaan masker, tempat cuci tangan, dan lainnya.
"Pengusaha hotel dan restoran tentu sudah siap dengan persyaratan Pemerintah, pertama masalah vaksin kita tidak ada masalah, kedua protokol kesehatan, memang hotel dan restoran itu berusaha selalu memberikan pelayanan prima," ujarnya.
Dia menyebut kontribusi okupansi hotel memang disumbang besar dari wisman sebesar 70 persen. Dengan demikian, tanpa ada wisman maka tingkat okupansi hotel pun tidak akan terpenuhi, jika mengandalkan wisatawan domestik saja.
"Kontribusi okupansi dari wisman itu cukup besar misalnya untuk Bali 70 persen, jadi kalau tanpa wisman okupansi itu bahkan tidak bisa terdongkrak sampai 30 persen," ujarnya.
Misalnya, sebelum pandemi covid-19 tingkat kunjungan wisman ke Bali mencapai 60 juta orang. Dengan demikian, banyaknya wisman ke Bali secara langsung akan berdampak positif bagi perekonomian di Bali.
"Seperti di Bali ini kan setiap tahun sebelum pandemi covid-19 penyumbang paling tidak 60 juta wisman. Tentu dampaknya cukup besar terhadap ekonomi Bali khususnya untuk Perhotelan dan restoran," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Bali Buka Pintu bagi Turis Asing, 35 Hotel Siap Jadi Lokasi Karantina
10.131 Hotel dan Restoran Telah Terapkan Syarat Masuk Pindai PeduliLindungi
Gokil, Hotel Mewah dan Luas Terbengkalai Isinya Masih Lengkap
Kisah Bapak Industri Hotel India, Kecil Miskin Besarnya jadi Orang Terkaya
Puluhan Hotel di Jakarta Terancam Bangkrut karena Pandemi
Pemerintah Disebut Bakal Raup Dana Rp1,2 T dari Sertifikasi CHSE