Wujudkan ketahanan pangan, HPS ke-38 maksimalkan lahan rawa di Kalsel
Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 38 akan diselenggarakan di Kalimantan Selatan pada 18-21 Oktober 2018. Terpilihnya Kalsel sebagai lokasi penyelenggaraan HPS tidak terlepas dari luasan potensi lahan rawa di wilayah tersebut yang cocok dikembangkan untuk lahan pertanian produktif.
Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 38 akan diselenggarakan di Kalimantan Selatan pada 18-21 Oktober 2018. Terpilihnya Kalsel sebagai lokasi penyelenggaraan HPS tidak terlepas dari luasan potensi lahan rawa di wilayah tersebut yang cocok dikembangkan untuk lahan pertanian produktif.
Pengembangan lahan rawa yang tengah menjadi tema sentral HPS tahun ini didedikasikan pemerintah sebagai upaya nyata mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan di masa yang akan datang, sesuai dengan tema World Food Day tahun ini yakni 'Our Actions are Our Future, A Zero Hunger World by 2030 is Possible'.
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Bagaimana Kementan mewujudkan swasembada pangan? Upaya tersebut salah satunya akan diwujudkan melalui program food estate maupun solusi cepat yang dijalankan Kementan berupa pompanisasi dan optimalisasi lahan.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Bagaimana Kementan mendorong para Petani Muda? Program dari Kementan untuk regenerasi petani ini bukan hanya berjalan di level pendidikan dan pelatihan tetapi juga langsung kepada penerima manfaat program pertanian pemerintah di berbagai daerah.
-
Apa yang dilakukan Kementan untuk meningkatkan produksi padi di lahan rawa mineral di Banyuasin? Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produksi dan indeks pertanian (IP) secara signifikan sebagai upaya meningkatkan kemandirian pangan dan ketahanan pangan nasional melalui kegiatan optimasi lahan (Opla) rawa mineral. Salah satunya dilakukan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) seluas sekitar 22.000 hektare (Ha)
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman disetiap kesempatan menyebutkan lahan rawa di Indonesia merupakan raksasa tidur yang akan menjamin ketersediaan pangan di masa depan dan berpotensi mengantar Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045.
Optimisme Amran tersebut didasari dengan luas lahan rawa di Indonesia yang mencapai 33,4 juta hektar, di mana 20,14 juta hektar di antaranya merupakan lahan rawa pasang surut (LRPS) serta 13,26 juta hektar lahan rawa lebak (LRL), dan tercatat 9,53 juta hektar di antaranya berpotensi sebagai lahan pertanian produktif.
Pemanfaatan lahan rawa kemudian diimplementasikan pada Pelaksanaan HPS tahun ini yang diadakan diatas lahan rawa seluas 4.000 hektare yang tengah digarap menjadi lahan sawah, bahkan ada ratusan hektar lahan di Desa Jejangkit Muara, Kabupaten Barito Kuala yang sudah siap panen pada pelaksanaan HPS nanti.
Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor mengapresiasi dan menyambut positif program yang diinisiasi Kementerian Pertanian dalam hal optimalisasi lahan rawa sebagai salah satu solusi mewujudkan ketahanan pangan, ditengah peningkatan jumlah penduduk dan lahan pertanian yang semakin menyempit.
"Ini menjawab tantangan ke depan di mana ketahanan pangan harus bisa menjawab pesatnya laju pertumbuhan penduduk, dan menyusutnya luas dan produktivitas lahan pertanian," terang Sahbirin dalam jumpa pers persiapan HPS 2018 di Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kalsel pada Kamis (11/10).
Gubernur Kalsel yang sering disapa Paman Birin tersebut juga mengatakan selain bertujuan menekan potensi kebakaran yang menimbulkan masalah asap, pemanfaatan lahan rawa juga bertujuan untuk meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan petani hingga mengembalikan kejayaan Kalsel sebagai lumbung padi nasional.
"Biasanya satu tahun hanya satu kali tanam, begitu datang kemarau, mudah terjadi kebakaran, asap di mana mana sampai mengganggu penerbangan, di HPS kali ini kita bangunkan raksasa tidur, hingga bisa dua sampai tiga kali tanam," tegasnya.
Paman Birin berharap luas lahan rawa yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dapat terus bertambah, bahkan ia secara tegas menjawab sanggup mengubah lahan rawa di Kalsel untuk lahan pertanian produktif hingga 10rb ha.
"Yang penting ada niat, kita coba untuk terus meningkatkan kemauan masyarakat, di situ ada kemauan pasti akan datang kemampuan," tutupnya penuh yakin.
(mdk/hhw)