OpLa Rawa Mineral di Banyuasin untuk Percepatan Tanam dan Antisipasi Banjir
Kegiatan Opla di Banyuasin dilakukan di 15 Kecamatan.
Kegiatan Opla di Banyuasin dilakukan di 15 Kecamatan.
-
Kenapa Kementan membangun sistem pengelolaan air di lahan rawa? Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) perlu membangun sistem pengelolaan air yang memadai salah satunya melalui pembuatan saluran air dan tanggul long storage.
-
Bagaimana cara Kementan meningkatkan produktivitas lahan rawa? 'Kita fokus memberikan bantuan optimasi, yang dikatakan optimasi adalah dulu tanam satu 1 kali dalam se tahun, kita tingkatkan menjadi dua kali jadi produksinya dua kali lipat tentu kesejahteraan pun meningkat,'tambah Mentan Amran.
-
Apa yang dilakukan Pemkab Banyuwangi untuk antisipasi banjir? Antisipasi banjir menjelang musim penghujan terus dilakukan Pemkab Banyuwangi. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menginstruksikan dinas-dinas teknis mulai melakukan langkah antisipatif.'Dinas PU Pengairan, Dinas PU Bina Marga, Dinas LH, juga BPBD kami minta sudah menyiapkan diri. Gorong-gorong segera dibersihkan agar air tidak tersumbat. Spot-spot banjir juga juga mulai dipetakan untuk antisipasinya,' kata Ipuk saat menggelar rapat koordinasi mingguan yang diikuti oleh seluruh OPD, Jumat (3/11).
-
Bagaimana Kementan mengoptimalkan lahan rawa di Aceh Utara? Kegiatan optimasi lahan rawa difokuskan pada perbaikan infrastruktur air dan lahan melalui pembangunan atau rehabilitasi infrastruktur. Hasilnya akan menjadikan lahan pertanian produktif melalui penataan sistem tata air dan penataan lahan.
-
Apa saja yang dilakukan Kementan dalam program Opla Rawa di Aceh Utara? Optimasi lahan ini dilaksanakan melalui kegiatan penataan sistem tata air dan lahan yang telah dimanfaatkan.'Hingga saat ini telah dilaksanakan kegiatan normalisasi saluran pembuang sepanjang 8.315 meter, pembuatan saluran pembawa 230 meter, talang air, pembuatan gorong-gorong 1 unit dan pembuatan pintu air dan gorong gorong 2 unit. Pekerjaan ini telah dapat mengairi lahan seluas 331 Ha, dan terus dikerjakan hingga semua target terpenuhi,' sebut Ali Jamil.
-
Mengapa Kementan melakukan Opla Rawa di Aceh Utara? 'Kita bukan buka sawah baru lagi, tetapi mengoptimalkan lahan rawa yang sudah ada dengan Irigasi yang baik, pengolahan tanah yang lebih baik, dengan bibit yang benar sehingga IP bisa terdongkrak dan produksi meningkat,' ujar Mentan Amran, Rabu (15/5).
OpLa Rawa Mineral di Banyuasin untuk Percepatan Tanam dan Antisipasi Banjir
Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produksi dan indeks pertanian (IP) secara signifikan sebagai upaya meningkatkan kemandirian pangan dan ketahanan pangan nasional melalui kegiatan optimasi lahan (Opla) rawa mineral. Salah satunya dilakukan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) seluas sekitar 22.000 hektare (Ha)
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Ali Jamil menjelaskan, kegiatan Opla di Banyuasin dilakukan di 15 Kecamatan. Percepatan tanam ini untuk mengejar peningkatan IP padi di lahan rawa dimaksud yg sebelumnya adalah IP100 akan ditingkatkan menjadi IP200 padi pada areal optimasi lahan rawa mineral di Kabupaten Banyuasin.
"Hari ini kami meninjau langsung kegiatan Opla yang dilakukan di Desa Sungai Dua, Kecamatan Rambutan berupa normalisasi saluran maulun pendalaman saluran sekaligus pembuatan tanggul maulun peninggian tanggul. Optimasi lahan rawa ini untuk mengatur tata kelola air karena sebelumnya di lokasi ini sering terjadi banjir," ujar Ali Jamil usai melakukan gerakan percepatan penanaman padi untuk mengejar IP200 padi di September 2024 nanti khususnya di Desa Sungai Dua, Sabtu 25 Mei 2024.
Dengan optimasi lahan rawa, Ali Jamil memastikan pertanaman di lokasi ini aman dan dapat ditanggulangi permasalahan banjirnya sehingga petani dapat melakukan pertanaman padi dua kali setahun (IP200) atau bahkan bisa tiga kali per tahun (IP300).
“Kegiatan optimasi lahan rawa tidak hanya fokus pada pekerjaan kontruksi atau perbaikan jaringan irigasi dan pengolahan tanah di lahan rawa, tetapi juga untuk mengantisipasi permasalahan banjir salah satunya,” kata Jamil.
Untuk kegiatan konstruksi optimasi lahan rawa
pada tahun 2024, lanjut Ali Jamil, terdapat sejumlah pilihan, yakni: pembangunan/rehabilitasi tanggul, rehabilitasi/pembangunan pintu air, dan rehabilitasi/pembangunan saluran irigasi dan drainase. Selain itu, juga ada pengadaan pompa air, pipa/gorong-gorong, pembuatan Jembatan Usaha Tani , penyiapan/pengolahan lahan, dan penanaman.
"Langkah awal peningkatan produksi padi akan ditempuh dengan meningkatkan luas tanam melalui peningkatan Indeks Pertanaman dengan program optimasi lahan. Antara lain penataan tanggul, pendalaman saluran, pembangunan pintu-pintu air, pompanisasi, dan lain-lain."
"Ini untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan mengurangi risiko banjir atau genangan air yang dapat merusak tanaman pertanian," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, Kementan akan melakukan optimasi lahan rawa ini, di lahan rawa non daerah irigasi (non-DIR) maupun lahan rawa yang sudah memiliki irigasi.
"Kita bukan buka sawah baru lagi, tetapi mengoptimalkan lahan Rawa yang sudah ada dengan Irigasi yang baik, pengolahan yang lebih baik, dengan bibit yang benar sehingga IP bisa terdongkrak dan produksi meningkat," ujar Mentan Amran.
Mentan Amran melanjutkan, kegiatan optimasi lahan rawa difokuskan pada perbaikan infrastruktur air dan lahan melalui pembangunan atau perbaikan infrastruktur. Sehingga menjadi lahan pertanian produktif melalui penataan sistem tata air dan penataan lahan.
"Tata kelola air dan perbaikan infrastruktur irigasi menjadi hal yg krusial dalam pengelolaan lahan rawa," pungkas Mentan Amran.