YLKI sebut perubahan konsumsi BBM dipengaruhi harga
Saat ini harga jual pertalite di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) sebesar Rp 6.900 per liter dan pertamax dibanderol Rp 7.350 per liter. Sementara premium dibanderol Rp 6.450 per liter. Artinya, harga pertalite dan pertamax berkisar Rp 500-Rp 900 per liter.
Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium terus turun hingga akhir September 2016 karena konsumen mulai menggunakan BBM nonsubsidi terutama jenis pertalite yang harganya tidak terlalu jauh dibandingkan premium. Konsumen juga cenderung memilih BBM yang ramah lingkungan dengan kadar oktan (RON) lebih tinggi seperti pertalite atau pertamax karena kualitasnya lebih tinggi dibandingkan premium.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, mengatakan tren penurunan konsumsi Premium sangat dipengaruhi faktor harga. Dengan selisih harga yang tidak jauh berbeda, konsumen lebih memilih BBM dengan kualitas yang lebih bagus.
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Kapan Pertamina berhasil mengurangi penyalahgunaan BBM bersubsidi? Sejak implementasi exception signal ini pada tanggal 1 Agustus 2022 hingga 31 Desember 2023, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,04 trilliun.
-
Mengapa Pertamina ingin meningkatkan kualitas BBM Subsidi? Pertamina pernah menjalankan Program Langit Biru dengan menaikkan (kadar oktan) BBM Subsidi dari RON 88 ke RON 90.
-
Bagaimana cara Pertamina memastikan penyaluran BBM subsidi tepat sasaran? ia menambahkan, Pertamina Patra Niaga terus mendukung upaya pemerintah agar penyaluran BBM subsidi tepat sasaran. Dengan cara melakukan pendataan pengguna BBM Subsidi melalui pendaftaran QR Code pada laman www.subsiditepat.mypertamina.id.
-
Mengapa Pertamina terus berupaya untuk memastikan BBM bersubsidi tepat sasaran? Pertamina, lanjut Nicke, akan terus berupaya untuk agar BBM bersubsidi secara optimal dikonsumsi oleh yang berhak. Upaya-upaya tersebut antara lain penggunaan teknologi informasi untuk memantau pembelian BBM Bersubsidi di SPBU-SPBU secara real time untuk memastikan konsumen yang membeli adalah masyarakat yang berhak.
-
Apa yang sedang dilakukan Pertamina untuk menghemat anggaran di BBM dan LPG Subsidi? Bekerjasama dengan lintas instansi, upaya tersebut berhasil membantu Pertamina dapat melakukan penghematan sebesar 1,3 Juta kilo liter (KL) untuk Solar Subsidi dan 1,7 Juta KL untuk Pertalite.
"Sekarang harusnya dijadikan momentum untuk perbaikan kualitas BBM dengan memperbanyak Pertalite dan Pertamax," ujar Tulus di Jakarta, Rabu (28/9).
Saat ini harga jual pertalite di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) sebesar Rp 6.900 per liter dan pertamax dibanderol Rp 7.350 per liter. Sementara premium dibanderol Rp 6.450 per liter. Artinya, harga pertalite dan pertamax berkisar Rp 500-Rp 900 per liter. Dengan selisih harga yang tidak terlalu lebar, kualitas yang diperoleh konsumen dari pertalite dan pertamax jauh lebih bagus.
Tren penjualan BBM nonsubsidi Pertamina kini mencapai 45 persen dari total konsumsi BBM yang saat ini mencapai 91.000 KL per hari menyusul terjadinya penurunan permintaan premium oleh masyarakat.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, tren penjualan BBM nonsubsidi Pertamina, yaitu pertamax series dan pertalite semakin hari kian meningkat. Jika pada semester I-2016 rata-rata hanya sekitar 15.000 KL per hari atau 20 persen dari total permintaan BBM, pada 20 hari pertama September 2016 konsumsinya mencapai 40.837 KL per hari atau 45 persen dari total konsumsi BBM.
"Perkembangan ini sangat menggembirakan karena menunjukkan bahwa masyarakat di Tanah Air sudah benar-benar menerima inovasi produk yang dilakukan Pertamina. Kami akan terus meningkatkan ketersediaan pertamax series dan pertalite di lebih banyak SPBU uintuk memastikan pelayanan kepada masyarakat berjalan dengan baik," katanya.
Berdasarkan statistik tren penjualan BBM oleh Pertamina, pertalite mengalami lonjakan paling tinggi. Konsumsi dari 1-20 September tercatat mencapai 25.000 KL per hari. Padahal, pada periode Januari-Juni 2016, penjualan pertalite rata-rata masih sekitar 6.500 KL per hari.
Konsumsi pertamax juga meningkat tajam, dari semula di kisaran 10.000 KL per hari pada semester I-2016 menjadi 15.000 KL per hari pada periode 1-20 September. Sementara itu, Pertramax Turbo yang baru diluncurkan awal Agustus 2016 terjadi lonjakan konsumsi sekitar 170 persen pada September 2016.
Di sisi lain, kata Wianda, konsumsi premium justru turun dari semula 70.000 KL per hari pada semester I-2016 menjadi hanya 55.000 KL per hari pada Agustus dan 50.000 KL per hari pada 20 hari pertama September 2016. Namun, Pertamina akan terus menjaga ketersediaan premium di tengah pelemahan permintaan tersebut.
Baca juga:
Pertamina target produksi minyak 700.000 barel per hari di 2019
ESDM sebut PGE bisa 'ngebor' 12 sumur panas bumi setiap tahun
Bos Pertamina minta ESDM juga terapkan mandatori B20 di SPBU asing
Kebijakan B20 bikin ekspor kelapa sawit meningkat
Pemerintah beri sanksi jika penyalur BBM tak gunakan biodiesel
November 2016, SPBU asing wajib gunakan 20 persen biodiesel
Revitalisasi kilang Balikpapan ditargetkan rampung 2019