Merdeka temui komunitas mahasiswa 30 kampus
Kita saat ini dengan penduduk keempat dunia, dengan jumlah pengguna sekitar 88,1 juta orang, masih menjadi pengguna saja
Hari Kamis 29 Mei 2015 adalah terakhir kali kami melakukan perjalanan tugas menyenangkan: menemui mahasiswa se Bandung di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Ini adalah kampus ke 30 yang kami kunjungi.
Kunjungan untuk apa? Pertanyaan itu pasti menyeruak di balik pikiran pembaca yang smart.
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Bagaimana Hadinata Batik menggunakan platform digital untuk mengembangkan bisnisnya? Banyak bermunculan brand batik baru di tengah disrupsi digital menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi Hadinata Batik untuk terus berkembang. Hadinata Batik pun terus beradaptasi dengan berinovasi membuat model batik yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta bergabung di platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia guna mempercepat laju bisnis lewat pemanfaatan platform digital.
-
Kenapa perusahaan startup di bidang teknologi dan informasi berbasis internet disebut unicorn? Dalam mitologi Yunani, unicorn adalah hewan langka mirip kuda yang memiliki tanduk di kepala. Kemudian istilah ini diambil untuk menggambarkan perusahaan startup dengan nilai valuasi yang mencapai 1 miliar dollar.
-
Di mana Sule mengungkapkan keinginannya untuk fokus membangun perusahaan digital? Dalam sebuah wawancara dengan Onadio Leonardo di kanal YouTube The Leonardo's, Sule mengungkapkan keinginannya untuk membesarkan perusahaan digital miliknya.
-
Bagaimana cara IndiBiz mendorong digitalisasi pendidikan? Indibiz, ekosistem solusi digital dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berkomitmen mendorong digitalisasi pendidikan salah satunya melalui penyelenggaraan Indonesia Digital Learning (IDL).
Begini, sejak awal April lalu, kami melakukan ritual menemui komunitas mahasiswa di 6 kota: Malang (Jatim), Denpasar (Bali), Semarang (Jateng), Surabaya (Jatim), Jogja (DIY), dan Bandung (Jabar).
Universitas Negeri Yogyakarta
Kami bersama Futurepreneur dan KlikIndonesia bersama-sama membangkitkan semangat mahasiswa untuk mencintai dan menggunakan dan membikin konten lokal di Internet.
Banyak cerita menarik di sana. Dari beberapa pertanyaan dan interaksi, semangat dan jiwa mahasiswa (sebagian ada yang SMK), mereka menginginkan ke depannya jadi pengusaha, entrepreneur, atau kalau di bidang teknologi kita sebut technopreneur.
Universitas Kristen Petra Surabaya (UK Petra)
Kita saat ini dengan penduduk keempat dunia, dengan jumlah pengguna sekitar 88,1 juta orang, masih banyak menjadi pasar. Kita konsumtif, cuma jadi pengguna produk konten asing sehingga menurut data KlikIndonesia uang terbang per tahun sekitar Rp 15 miliar untuk biaya pembelian bandwidth internasional karena kontennya ada di luar negeri (Amerika/Singapura).
Bandingkan dengan Cina, yang jumlah penduduknya nomor satu, tapi Internetnya pun berjaya. Mungkin nomor dua di dunia setelah AS. Cina mampu menjadi tuan rumah dan bisa mempengaruhi kendali Internet dunia. Perusahaan Cina pun menarik di bursa internasional.
Ketika menjadi pengguna tertinggi, sering dianggap bahagia, tapi ketika ditanyakan ke mahasiswa, mereka mengakui tak bangga dengan menjadi pengguna terbesar produk atau konten asing.
Universitas Diponegoro Semarang (UNDIP)
Laiknya mahasiswa dan juga sebagian di kota-kota lain adalah SMK, tentu saja mereka pun terbakar semangatnya untuk menunjukkan bahwa kami mahasiswa Indonesia, bisa go internasional. Apalagi disadari bahwa bahasa pemrograman yang ada, sama mereka lakukan, misalnya PHP, Java, Ruby, SQL, mySQL, dan lain-lain.
Nah, sebagian besar yang menjadi pertanyaan mereka adalah, apa resep dan bagaimana caranya jadi technopreneur. Hanya dua kata mantra yang tepat: Mulai Lakukan!
STMIK Primakara Denpasar
Bersamaan dengan itu, kemudian akhirnya beberapa mereka pun berbondong-bondong untuk melamar menjadi bagian dari kami. Sedikitnya 13 karya sudah dikumpulkan, sedang direview. Nantinya, karya-karya itu akan ditawarkan ke masyarakat setelah dipermak. Rencananya tim Merdeka.com, KlikIndonesia, dan Futurepreneur akan membawa ke kementerian sebagai bukti bahwa anak bangsa bisa. Tentu saja butuh kemauan pihak bisnis seperti industri telko yang selama ini masih sangat pro dengan konten asing. Tak tampak kepedulian yang tidak lips service terhadap konten lokal, seperti kebanyak sikap warga Indonesia kebanyakan yang mendewakan asing dan membully bangsa sendiri.
Acara menemui para technopreneur dan calon entrepreneur muda dari kalangan mahasiswa sebagai bagian penting dalam proses perjuangan bangsa ini, mungkin tidak instan. Tapi, kami yakin di masa datang dalam kurun waktu paling lama 10 tahun dari sini akan lahir banyak pengusaha di bidang Internet (ICT). Dan, tentu saja kami bangga, karena merdeka.com akan menjadi bagian dari upaya bangsa dalam memerdekakan negerinya dengan menumbuhkembangkan semangat wirausaha. Acara ini, tak lepas dari hubungan sinergi kami bersama Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer (APTIKOM) di berbagai tempat.
Instistut Teknik Negeri Malang (ITN)
Pembaca yang smart, banyak cara memerdekakan bangsa dengan seutuhnya. Inilah bagian yang kecil, tapi bagi kami peran sekecil apapun kalau itu bermakna, akan memberikan kepuasan hakiki. Dan merdeka.com punya tuntutan dan panggilan jiwa untuk hal ini. Tidak mudah memang, tapi kami yakin. Dengan dukungan Anda, sebagai bagian dari komunitas kami, maka silaturahmi di 7 kota dan 30 kampus adalah bukan kerjaan berat, tapi justru kerjaan yang membahagiakan. Dari komunitaslah kami hidup dan berkembang.
(mdk/rdy)