Profil
Angelina Sondakh
Angelina Patricia Pingkan Sondakh lahir di Australia, pada tanggal 28 Desember 1977. Dia dikenal sebagai Puteri Indonesia 2001 asal Sulawesi Utara. Pada Pemilu 2004, dia berhasil terpilih sebagai Anggota DPR Republik Indonesia dari Partai Demokrat.
Sejak remaja, Angelina sudah menerima berbagai penghargaan. Sejumlah penghargaan yang dia terima, mulai dari Juara I lomba pidato Bahasa Inggris se-Sulut tahun 1997, Juara I lomba Debat Ilmiah se-Sulut 1998, Noni Sulut (1996), Sertifikat of Merit Achievement in Chemistry dan menjadi Duta Wisata Miss Novotel tahun 1999. Gadis yang sangat fasih berbahasa Inggris dan Jerman, ini lulus dari sekolah berasrama Presbiterian Ladies School Sydney, Australia. Kemudian melanjut di Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya, Jakarta.
Setelah itu, ia pulang ke Manado dan bekerja di sebuah perusahaan kontraktor. Ia anak bungsu dari 5 bersaudara, puteri pasangan Prof. Dr. Ir. Lucky Sondakh,MEc (dosen Universitas Sam Ratulangi, Menado) dan Ir Saul Kartini Dotulong. Ia gadis yang ramah, tenang, cerdas dan tampak dewasa. Tutur katanya halus. Puteri yang hobi membaca ini juga mampu memainkan keyboard dan organ.
Melalui Partai Demokrat, Angie mengawali karir politiknya dan pada pemilu 2004, dirinya berhasil masuk menjadi anggota legislative lewat partai yang memboyong Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI.
Bersamaan dengan dirinya, bintang sinetron Adjie Massaid juga berhasil menjadi anggota DPR-RI lewat Partai Demokrat yang sama. Adji, akhirnya menjalani jalinan asmara dengan Angie hingga jenjang pernikahan dan melahirkan seorang putra.
Di samping politik, Angie juga pernah menulis sebiah buku. Penulis buku Kecantikan, Bukan Modal Utama Saya di Komisi X DPR-RI semakin membuktikan bahwa perempuan keturunan Menado ini tidak hanya bermodal tampang. Selain itu Angie juga dinobatkan sebagai Duta Orang Utang, Duta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan juga Duta Batik.
Hubungan yang dijalin Angie bersama Adjie akhirnya diresmikan dalam ikatan pernikahan. Angie yang telah menjadi mualaf ini, pada akhir 2008 telah menikah dengan Adjie secara islami. Dan pada 29 April 2009 mereka resmi menjadi suami istri di hadapan negara.
Namun sayang, pada tanggal 3 Februari 2012, dia ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus suap wisma atlet di Palembang yang diumumkan langsung oleh ketua KPK, Abraham Samad di gedung KPK, Jakarta. Setelah menjalani berbagai sidang, pada 10 Januari 2012, Angie divonis 4,5 tahun penjara dan denda Rp 250 juta. Vonis hakim itu amat jauh dari tuntutan jaksa yang 12 tahun. Apalagi dari sangkaan menerima uang miliaran rupiah Angie hanya harus memberi ganti rugi Rp 250 juta.
Riset dan analisis oleh Vizcardine Audinovic