CEK FAKTA: Hoaks Merokok Bisa Mencegah Virus Corona
Merdeka.com - Beredar informasi di jejaring pesan WhatsApp terkait klaim perokok berat beruntung karena asap rokok mampu menghadang virus corona atau Covid-19 masuk ke paru-paru.
Berikut narasinya:
BERUNTUNGLAH PARA PEROKOK BERAT DI DUNIA.
-
Kenapa merokok penyebab kanker paru-paru? Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko nomor satu penyebab kanker paru-paru, terhitung hampir 90% dari semua kasus. Tembakau dan asapnya memiliki lebih dari 7.000 bahan kimia di dalamnya, dan kebanyakan di antaranya bersifat karsinogenik. Semakin lama Anda merokok dan semakin banyak rokok yang dihisap, maka akan besar risiko kanker paru.
-
Mengapa merokok meningkatkan risiko kanker paru-paru? Hal ini dikarenakan di dalam rokok itu sendiri terdapat zat beracun penyebab kanker (karsinogen) yang berisiko mempercepat kerusakan sel pelapis paru-paru.
-
Bagaimana rokok merusak paru-paru? Setiap batang rokok mengandung ribuan zat kimia beracun, termasuk tar dan nikotin, yang dapat merusak jaringan paru-paru secara perlahan namun pasti.
-
Mengapa merokok membahayakan sistem pernapasan? Jika Anda memiliki kebiasaan merokok maka sistem pernapasan sangat rentan akan kerusakan. Rokok mengandung ribuan bahan kimia dan jika Anda merokok, efisiensi sistem pernapasan dapat berkurang.
-
Apa efek buruk merokok bagi kesehatan? Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit serius, mulai dari kanker paru-paru, penyakit jantung, hingga stroke.
Pentingnya merokok untuk melawan corona.Dibaca sampai selesai
Mengunngkap fakta penelitian yang bilang merokok membunuhmu.Dan mengungkap fakta baru tentang pencegahan Virus Corona dengan asap rokok.
Dilansir dari halaman peneliti paru-paru Dr. Prof. Ali bolgana dari Mesir.Bahwa kandungan nikotin rokok menempel di paru-paru yang dimana,virus yang masuk ke paru-paru lewat udara dapat terhalang karena adanya nikotin rokok tersebut,Makanya saat ini wabah virus corona yang menyerang ke negara-negara besar kebanyakan orang yang terdampak virus tersebut dan meninggal dunia di karenakan tidak ada nikotin yang menyelimuti paru-paru mereka,Walau pun kita tahu nikotin tersebut juga merusak paru-paru tetapi dalam jangka waktu lama dan panjang,sedangkan virus corona ini merusak paru-paru kita dalam hanya beberapa hari saja,jadi pernyataan merokok ini sudah di angkat di mesir dan sekarang penduduk mesir sudah melakukan prakteknya dan virus corona di mesir sudah bisa di tanggulangi karena mereka merokok sesuai anjuran Dr. Prof. Ali Bolgana seorang Dr. yang ahli dalam mencegah kerusakan paru-paru.Pada saat ini yang kita tahu bahwa orang yang terkena virus corona adalah orang yang tidak merokok, mengapa karena di dalam paru-paru mereka tidak ada getah nikotin yang mengikat virus atau kuman yang masuk ke dalam paru-paru mereka,yang menyebabkan virus tersebut bisa menggerogoti paru-paru mereka seperti virus corona ini.
Mari saling berbagi,saling mengingatkan karena 1x kamu share kamu sudah menyelamatkan Masyarakat Indonesia sebanyak 10 orang.
Di terbitkan dari perusahaan buku ternama di mesir dan Halaman artikel google linknya ada di bawah ini
Penelusuran
Penelusuran merdeka.com terkait klaim merokok mampu menghalau virus corona, mengarah pada artikel Kompas.com berjudul "Perokok Lebih Berisiko Tinggi Terinfeksi Virus Corona" pada 20 Maret 2020.
KOMPAS.com - Sejauh ini banyak dari kita yang memahami bahwa virus corona (Covid-19) lebih banyak menyerang orang lanjut usia dan orang-orang dengan penyakit penyerta. Namun, selain dua kondisi tersebut, perokok dan pengguna vape ( rokok elektrik) ternyata juga lebih berisiko mengalami infeksi virus corona.
Temuan ini didapatkan dari laporan terbaru publikasi ilmu pengetahuan Scientific American. Kepada Express.co.uk, Imunolog Dr. Jenna Macciochi menyarankan para perokok dan pengguna vape untuk berhenti. "Jika ada waktu yang paling tepat untuk berhenti merokok, itu adalah sekarang," katanya.
Merokok menekan fungsi kekebalan di paru-paru dan memicu peradangan. Meskipun sekarang banyak yang beralih menggunakan vape sebagai alternatif dari rokok konvensional, tampaknya vape juga membawa risiko yang sama. Seperti dilaporkan oleh Scientific American, perokok dan pengguna vape jangka panjang berisiko tinggi mengalami pengembangan kondisi paru-paru kronis, yang telah dikaitkan dengan kasus Covid-19 yang lebih parah.
"Oleh karena itu, para ilmuwan mengatakan wajar jika mengasumsikan merokok dapat meningkatkan risiko pengembangan infeksi Virus Corona yang lebih serius," tulis mereka.
Sebuah studi pracetak di Cina menemukan, bahwa pria lebih mungkin terkena virus corona daripada wanita. Ini bisa jadi karena lebih banyak pria daripada wanita yang merokok di negara tersebut. "Merokok adalah salah satu faktor risiko influenza," kata seorang profesor biologi sel dan fisiologi di Chapel Hill, Robert Tarran.
Ia menambahkan, orang-orang yang merokok tertekan kekebalannya sampai batas tertentu. Tubuh mereka memproduksi lebih banyak lendir. Kondisi itu tidak membersihkan paru-paru. Selain itu, ada perubahan menuju peradangan dan perubahan sel imun juga. Semua itu mengarah pada satu kemungkinan, bahwa mereka pada dasarnya lebih mungkin terkena virus dan mengalami kondisi yang lebih buruk jika terinfeksi.
Kemudian, penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Cek Fakta Kesehatan: Benarkah Asap Rokok Bisa Membunuh Virus Corona?" dimuat situs liputan6.com, pada 14 Maret 2020.
Dalam situs tersebut, dokter spesialis paru Feni Fitriani, Ketua Pokja Masalah Rokok Perhimpunan Dokter Paru Indonesia membantah klaim merokok dapat menangkal COVID-19.
"Itu tidak benar kalau mengatakan bahwa merokok malah melindungi," Feni menambahkan. Bahkan, menjadi perokok sesungguhnya membuat seseorang lebih mudah menjadi sakit. Bukan hanya virus corona namun juga penyakit lainnya seperti kanker paru.
Feni mengatakan, tanpa COVID-19 saja, seorang perokok sesungguhnya sudah memiliki kerusakan pada saluran napasnya.
"Tapi karena efeknya merokok jangka panjang setelah 20 tahun, 30 tahun, tidak secepat COVID-19, jadi abai," kata Feni.
Prof. Dr. Amin Soebandrio, Kepala Lembaga Biologi dan Pendidikan Tinggi Eijkman Kementerian Ristekdikti mengatakan bahwa merokok meningkatkan reseptor ACE 2, yang oleh para peneliti, ditemukan menjadi reseptor bagi virus corona penyebab COVID-19.
Dia mengibaratkan, reseptor tersebut seperti sebuah pelabuhan yang jika menjadi lebih banyak tempat berlabuhnya, maka kapal yang akan datang akan semakin banyak pula.
"Karena ACE 2 ekspresinya meningkat, otomatis dalam data menyebutkan sel paru perokok itu menjadi lebih rentan terhadap infeksi saluran napas. Jadi memfasilitasi masuknya virus," kata Amin dalam kesempatan yang sama.
Kesimpulan
Informasi terkait merokok dapat mencegah virus corona masuk ke paru-paru tidak benar.
Seseorang yang merokok lebih berisiko mengalami infeksi virus corona. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Benarkah filter rokok mengandung darah babi? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaBeredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaPenggunaan rokok elektrik terus meningkat di berbagai belahan dunia, memunculkan pertanyaan akan keamanaannya.
Baca SelengkapnyaRokok ini terdiri dari campuran tembakau yang telah dicampur dengan buah-buahan, madu, atau sirop untuk memberikan rasa dan aroma yang khas.
Baca SelengkapnyaBerhenti merokok dapat memberikan banyak efek kebaikan bagi tubuh.
Baca SelengkapnyaHasil penelitian terbaru mengungkapkan bahwa penggunaan vaping dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan.
Baca SelengkapnyaSebuah penelitian menunjukkan dampak vaping tidak hanya pada ukuran testis yang mengecil, tetapi juga dapat menghambat gairah seks & mengurangi jumlah Sperma.
Baca SelengkapnyaBenarkan vape lebih aman dari rokok konvensional? Simak penjelasannya:
Baca SelengkapnyaMenghentikan kebiasaan merokok merupakan langkah krusial untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada paru-paru dan meningkatkan kualitas hidup.
Baca SelengkapnyaBanyak orang beralih ke rokok murah dengan risiko yang lebih berbahaya
Baca Selengkapnya