Mengapa Nyamuk Selalu Menyerang Anda? Ini 5 Penyebab Utamanya
Berikut adalah beberapa faktor yang membuat nyamuk tertarik untuk menggigit Anda.

Pernahkah Anda menyadari bahwa saat berkumpul di luar ruangan dengan teman-teman, ada satu orang yang menjadi target utama nyamuk, sementara yang lain seolah tidak terpengaruh?
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ahli entomologi, fenomena ini bukan hanya sekadar persepsi. Terdapat berbagai faktor yang telah dibuktikan secara ilmiah yang menjelaskan mengapa nyamuk lebih menyukai beberapa orang dibandingkan yang lain.
Beberapa faktor tersebut berkaitan dengan genetik dan berada di luar kendali kita, tetapi ada juga hal-hal yang bisa dihindari, seperti mengganti jenis pakaian yang dikenakan. Berikut adalah beberapa alasan ilmiah mengapa Anda mungkin lebih rentan terhadap gigitan nyamuk, seperti yang dirangkum dari Bestlife:
1. Kamu merasa terlalu panas

Meskipun Anda tidak sedang berkeringat, peningkatan suhu tubuh dapat menarik perhatian nyamuk untuk hinggap di tubuh Anda.
Harlow-Ellis menjelaskan bahwa nyamuk "dapat merasakan panas tubuh" dan "tertarik pada karbon dioksida yang kita hembuskan," yang jumlahnya meningkat ketika kita merasa panas, berolahraga, atau kehabisan napas.
Selain itu, dia juga menyatakan bahwa "nyamuk menemukan area kulit yang terbuka, seperti leher dan kaki, terutama yang menggugah selera."
Oleh karena itu, salah satu cara untuk menghindari gigitan nyamuk adalah dengan mengenakan pakaian yang lebih dingin dan menutupi bagian tubuh yang lebih banyak.
2. Anda sedang Menikmati Bir

Menikmati bir dingin di hari yang terik adalah salah satu kebahagiaan di musim panas. Namun, jika Anda mendapati diri Anda diserang oleh nyamuk, mungkin lebih baik untuk memilih anggur atau air.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Mosquito Control Association (JAMCA) pada tahun 2002 menemukan bahwa "persentase nyamuk yang hinggap pada sukarelawan meningkat secara signifikan setelah konsumsi bir dibandingkan dengan sebelum konsumsi, menunjukkan dengan jelas bahwa minum alkohol merangsang daya tarik nyamuk."
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun bir bisa menyegarkan, dampak negatifnya terhadap kenyamanan Anda di luar ruangan bisa sangat mengganggu.
3. Warna Gelap

"Mengenakan warna gelap yang memerangkap panas dapat membuat individu lebih menarik bagi nyamuk," kata Harlow-Ellis. Namun, pemilihan pakaian tidak hanya berkaitan dengan suhu.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Washington pada tahun 2022 menunjukkan bahwa ketika nyamuk mendeteksi CO2, hal ini "merangsang mata untuk memindai warna tertentu dan pola visual lainnya, yang terkait dengan inang potensial," jelas Jeffrey Riffell, profesor biologi dan penulis utama penelitian tersebut melalui Sci News.
Warna yang paling mudah dikenali oleh nyamuk adalah hitam, serta beberapa nuansa biru, merah, dan jingga. Warna gelap seperti hitam menciptakan kontras yang lebih jelas dengan lingkungan, sehingga lebih mudah ditangkap oleh serangga.
Selain itu, warna merah dan jingga memancarkan sinyal gelombang panjang yang dapat terdeteksi oleh mereka. Untuk menghindari serangan nyamuk, para ahli menyarankan agar kita mengenakan pakaian berwarna terang dan pastel.
4. Bau Badan
"Nyamuk tertarik pada bau badan seperti keringat, asam laktat, dan asam urat serta dipengaruhi oleh genetika dan bakteri kulit," ungkap Harlow-Ellis. "Setiap individu memiliki aroma khas yang membuat mereka lebih menarik bagi nyamuk."
Sebuah studi yang dilakukan pada Mei 2023 oleh para peneliti dari Virginia Tech menunjukkan bahwa penggunaan sabun dan wewangian dengan aroma buah atau bunga dapat meningkatkan daya tarik terhadap nyamuk.
"Nyamuk secara alami mencari sumber nektar yang banyak ditemukan di bunga," jelas Vincent Luca, pemilik On Demand Pest Control, dalam wawancaranya dengan Best Life. "Ketika manusia menggunakan produk dengan aroma yang menyerupai bunga, nyamuk akan tertipu dan mengira ada sumber makanan di dekatnya.
5. Berkeringat
"Sesuai dengan yang telah disebutkan, nyamuk cenderung lebih mendekati Anda ketika Anda berkeringat.
Para peneliti yang melakukan studi pada tahun 2019 yang dipublikasikan dalam Current Biology menemukan bahwa "protein yang diekspresikan dalam antena nyamuk dapat mendeteksi manusia dengan mengendus asam laktat yang terdapat dalam keringat kita," seperti yang dijelaskan oleh Chemical & Engineering News.
Menariknya, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana teknologi penyuntingan gen dapat mempengaruhi protein ini pada serangga, sehingga dapat melindungi manusia dari virus yang ditularkan oleh nyamuk.