Syafaat Rasulullah pada Hari Kiamat, 3 Alasan Mengapa Beberapa Umat Muslim Tidak Mendapatkan
Berikut adalah beberapa alasan mengapa manusia tidak akan mendapatkan syafaat pada hari kiamat.
Syafaat Rasulullah SAW merupakan bentuk pertolongan yang diberikan oleh beliau kepada setiap muslim yang membutuhkan bantuan. Pada hari kiamat, seluruh umat Nabi Muhammad SAW sangat memerlukan syafaatnya.
Syafaat Rasulullah SAW menjadi sangat penting ketika manusia berada dalam situasi yang sangat menegangkan di hari akhir tersebut. Mereka yang berhasil memperoleh syafaat ini tentunya sangat beruntung. Sebaliknya, orang-orang yang tidak mendapatkan syafaatnya akan mengalami kerugian yang besar. Hal ini dikarenakan salah satu jalan menuju surga adalah dengan mendapatkan syafaat dari beliau.
-
Kenapa Nabi Muhammad memberikan syafaat? Syafaat Nabi Muhammad SAW adalah anugerah dan perlindungan yang diberikan oleh Nabi Muhammad kepada umatnya di hari kiamat.
-
Siapa yang ingin mendapatkan syafaat Nabi Muhammad? “Wahai yang menginginkan syafaat Nabi Muhammad, perbanyaklah selawat di hari Jumat.“
-
Bagaimana Nabi dapat membantu umat manusia di hari akhir? Nabi Muhammad SAW akan memberikan syafaat kepada para umatnya agar pintu-pintu surga akan dibukakan bagi mereka.
-
Kenapa orang-orang menolak petunjuk Allah? 'Tuli (Sumum): Metafora ini menggambarkan ketidakmampuan mereka untuk mendengar kebenaran. Mereka tidak mau mendengarkan nasihat, peringatan, atau petunjuk yang datang dari Allah atau rasul-Nya.'
-
Siapa yang bisa mendapatkan rahmat Allah? Allah SWT dengan Maha Pemurah dan Maha Penyayang, memberikan rahmat-Nya bahkan kepada mereka yang tidak memintanya dan kepada mereka yang tidak menyadarinya.
-
Kenapa orang yang enggan bersholawat ketika nama Nabi disebut dikatakan merugi? Orang yang enggan membaca sholawat ketika nama Nabi SAW disebut di hadapannya dipastikan akan merugi. Dalam kitab Faidul Qadir, Imam Al-Munawi menjelaskan bahwa tindakan tersebut mencerminkan penghinaan terhadap Nabi SAW, karena tidak mau mengagungkan beliau. Mengagungkan Nabi SAW sama artinya dengan mengagungkan Allah SWT. Sebaliknya, sikap tidak mau mengagungkan Nabi SAW berarti secara tidak langsung menghina Allah SWT.
Terdapat beberapa alasan yang dapat menyebabkan seorang muslim tidak menerima syafaat dari Rasulullah SAW pada hari kiamat. Berikut adalah penjelasan mengenai hal tersebut, simak ulasan dilansir Merdeka.com dari berbagai sumber pada Selasa (19/11).
1. Syirik Merupakan Alasan Mengapa Seorang Muslim Tidak akan Mendapatkan Syafaat pada Hari Kiamat
Mengutip Republika, seorang Muslim pada dasarnya memiliki kesempatan untuk mendapatkan syafaat di hari kiamat. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat menghalangi mereka untuk meraih syafaat tersebut. Faktor utama yang pertama adalah ketika seorang Muslim terjerumus dalam kesyirikan atau melakukan tindakan yang menyekutukan Allah SWT.
Tindakan ini menjadi penghalang utama untuk memperoleh syafaat. Dalam Alquran, Allah SWT menekankan bahwa dosa syirik tidak akan diampuni. Selain itu, salah satu syarat untuk mendapatkan syafaat adalah diampuni dari dosa-dosa yang dilakukan. Dalam hal ini, Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS An-Nisa: 48).
Dengan demikian, jelaslah bahwa syafaat tidak dapat diperoleh oleh mereka yang terlibat dalam syirik. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga keimanan dan tidak terjerumus dalam perbuatan yang dapat merusak hubungan kita dengan Allah SWT. Oleh karena itu, setiap Muslim perlu waspada dan berusaha untuk menghindari segala bentuk kesyirikan agar dapat meraih syafaat di hari kiamat nanti.
2. Pemimpin yang Tidak Adil dan Menolak Keberadaan Syafaat
Faktor kedua yang menghalangi seorang hamba dari menerima syafaat pada hari kiamat adalah ketidakadilan seorang pemimpin terhadap rakyatnya serta sikap berlebihan dalam beragama. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Umamah, Rasulullah SAW menyatakan bahwa terdapat dua kelompok umatnya yang tidak akan menerima syafaat dari beliau.
"(Yaitu) pemimpin yang zalim, dan orang yang bersikap berlebih-lebihan (dalam beragama)." (HR Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir. Al-Haitsami menyebut perawinya tsiqah). Prinsip utama seorang pemimpin adalah melindungi hak-hak rakyatnya. Pemimpin bertanggung jawab untuk menegakkan hukum Allah SWT melalui berbagai regulasi yang ada.
Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah juga menyebutkan bahwa pemimpin yang adil termasuk dalam tujuh orang yang akan mendapatkan perlindungan pada Hari Kiamat. Rasulullah SAW bersabda:
"Tujuh orang akan dinaungi Allah SWT pada Hari Kiamat di bawah bayang-bayang-Nya, (sebab) pada hari itu tidak ada bayangan kecuali bayangan-Nya, yaitu (pertama) pemimpin yang adil.." (HR Bukhari).
3. Menyangkal Keberadaan Syafaat
Selain itu, faktor ketiga yang menghalangi syafaat adalah penolakan terhadap kebenaran syafaat itu sendiri.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik disebutkan bahwa siapa pun yang menyangkal syafaat tidak akan mendapatkan bagian dari syafaat tersebut.
Sanad hadits ini disahihkan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya Fath Baari.