Doa Summum Bukmun dan Artinya, Ketahui Makna dan Keutamaan Mengamalkannya
Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu membuka hati dan pikiran terhadap wahyu Ilahi serta tidak menutup diri terhadap petunjuk yang diberikan Allah.
Doa Summum Bukmun menggambarkan kondisi orang-orang yang menolak petunjuk Allah dengan menggunakan metafora tuli, bisu, dan buta untuk menunjukkan ketidaksadaran mereka terhadap kebenaran. Membaca dan merenungkan ayat ini berfungsi sebagai peringatan penting tentang bahaya sikap menolak kebenaran dan ketidakmampuan untuk kembali ke jalan yang benar.
Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu membuka hati dan pikiran terhadap wahyu Ilahi serta tidak menutup diri terhadap petunjuk yang diberikan Allah. Memahami makna "Summum Bukmun" dapat memperdalam kesadaran spiritual kita dan mendorong introspeksi pribadi. Ayat ini menekankan pentingnya mendengarkan, berbicara, dan melihat dengan cara yang sesuai dengan petunjuk Allah.
-
Kapan doa syukuran dilakukan? Terlebih jika seseorang baru saja memperoleh kenikmatan dan rezeki tak terduga dari Allah SWT.
-
Apa itu doa qunut subuh? Doa qunut subuh adalah bacaan doa yang dilakukan dalam salat subuh oleh sebagian umat muslim.
-
Apa yang dimaksud dengan Doa Khotmil Quran Kudus? Doa khotmil Quran Kudus adalah doa yang dibaca ketika seseorang telah mengkhatamkan Al-Qur'an.
Dengan membaca ayat ini dengan penuh perhatian dan keikhlasan, kita dapat memperkuat komitmen kita untuk mengikuti jalan yang benar dan menjaga hubungan yang lebih baik dengan Allah SWT. Berikut doa Summum Bukmun dan artinya yang bisa diamalkan oleh umat Muslim:
Bacaan Doa Summum Bukmun dan Artinya
Membaca doa summum bukmun dapat meningkatkan kesadaran spiritual kita. Dengan memahami makna dan konteks ayat, kita diingatkan tentang pentingnya memiliki hati dan pikiran yang terbuka terhadap petunjuk Allah.
Ini mengajak kita untuk lebih bersikap waspada dan tidak mengabaikan ajaran agama yang datang kepada kita. Adapun bacaan doa summum bukmun yang bisa diamalkan oleh umat Muslim adalah sebagai berikut:
Doa Summum Bukmun Arab
صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
Doa Summum Bukmun Latin
Shummum bukmun ‘umyun fa hum lā yarji‘ūn.
Arti Doa Summum Bukum
“(Mereka) tuli, bisu, dan buta, maka mereka tidak akan kembali.” (Surat Al-Baqarah ayat 18).
Makna Doa Summum Bukmun Al-Baqarah Ayat 18
Doa summum bukmun ini menggunakan metafora untuk menggambarkan kondisi orang-orang yang menolak petunjuk Allah dan tidak mau menerima kebenaran. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang makna doa Summum Bukmun Al-Baqarah Ayat 18
1.Metafora Tuli, Bisu, dan Buta
Tuli (Sumum): Metafora ini menggambarkan ketidakmampuan mereka untuk mendengar kebenaran. Mereka tidak mau mendengarkan nasihat, peringatan, atau petunjuk yang datang dari Allah atau rasul-Nya.
Bisu (Bukmun): Ini menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk berbicara atau menyampaikan kebenaran. Mereka tidak mau atau tidak bisa berbicara tentang kebenaran atau menyebarkan pesan yang benar.
Buta (‘Umyun): Metafora ini menggambarkan ketidakmampuan mereka untuk melihat kebenaran atau menyadari petunjuk Allah. Mereka tidak dapat melihat hakikat kebenaran dan jalan yang benar.
2.Kondisi Spiritual dan Mental
Ayat ini menggambarkan kondisi spiritual dan mental orang-orang yang menolak petunjuk Allah. Meskipun mereka memiliki kemampuan fisik untuk mendengar, berbicara, dan melihat, hati dan pikiran mereka tertutup terhadap kebenaran. Ini menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk memahami dan menerima petunjuk Ilahi.
3.Tidak Kembali ke Jalan yang Benar
Frasa "fahum la yarji'un" berarti "maka mereka tidak akan kembali (ke jalan yang benar)." Ini menunjukkan bahwa orang-orang dengan sikap ini telah membuat keputusan untuk tetap dalam kekufuran dan penolakan, dan mereka tidak akan kembali ke jalan yang benar.
Ini adalah peringatan bahwa ketika seseorang terus menerus menolak kebenaran dengan keras kepala, mereka mungkin kehilangan kesempatan untuk bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.
4.Peringatan bagi Mukmin
Ayat ini berfungsi sebagai peringatan bagi orang-orang yang beriman agar tidak mengikuti jejak mereka yang menolak kebenaran. Umat Islam diingatkan untuk tetap terbuka terhadap petunjuk Allah, mendengarkan nasihat yang benar, dan tidak menutup diri terhadap kebenaran.
5.Penggunaan Metafora dalam Al-Qur'an
Penggunaan metafora seperti tuli, bisu, dan buta adalah cara yang kuat untuk menyampaikan pesan spiritual dan moral dalam Al-Qur'an. Metafora ini membantu menggambarkan keadaan batin yang tidak terlihat secara fisik tetapi sangat penting dalam kehidupan spiritual seseorang.
Secara keseluruhan, ayat ini memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi orang-orang yang menolak petunjuk Allah dan memperingatkan umat Islam untuk tidak mengikuti sikap tersebut. Ini mendorong kita untuk membuka hati dan pikiran terhadap kebenaran dan petunjuk Allah, serta berusaha untuk selalu berada di jalan yang benar.
Keutamaan Membaca Doa Summum Bukmun
Berikut beberapa keutamaan membaca doa summum bukmun, antara lain:
1.Menggambarkan Kondisi Orang Kafir
Ayat ini menggambarkan kondisi orang-orang yang menolak kebenaran dan tidak mau menerima petunjuk Allah dengan menyebutkan mereka sebagai tuli, bisu, dan buta. Ini adalah metafora untuk menunjukkan ketidaksadaran dan penolakan mereka terhadap wahyu dan petunjuk Allah.
Membaca dan memahami ayat ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya mendengarkan dan mengikuti petunjuk Allah, serta menjauhi sikap penolakan terhadap kebenaran.
2.Peringatan tentang Pentingnya Ketaatan
Ayat ini berfungsi sebagai peringatan bagi umat Islam untuk tidak jatuh dalam sikap seperti orang-orang kafir yang disebutkan dalam ayat tersebut. Ini mengingatkan kita untuk selalu terbuka terhadap petunjuk Allah dan tidak menutup hati terhadap ajaran-Nya. Membaca ayat ini membantu memperkuat komitmen untuk taat kepada Allah dan menjalankan syariat-Nya.
3.Pentingnya Memahami dan Merenungkan Al-Qur’an
Ayat ini menekankan pentingnya memahami dan merenungkan Al-Qur’an. Mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an dan memahami konteksnya membantu dalam memperdalam pengetahuan agama dan menghindari sikap yang dapat membuat seseorang jauh dari petunjuk Allah. Membaca ayat ini dengan pemahaman yang mendalam dapat meningkatkan kualitas ibadah dan kehidupan sehari-hari.
4.Menjaga Kesehatan Spiritual
Membaca Al-Baqarah ayat 18 secara rutin sebagai bagian dari pembelajaran dan refleksi dapat membantu menjaga kesehatan spiritual. Dengan memahami bahaya dari sikap menolak petunjuk Allah dan menjaga diri dari sikap tersebut, seseorang dapat menjaga dirinya tetap berada di jalur yang benar dan meningkatkan kualitas keimanan.
5.Menjadi Bagian dari Tadabbur (Refleksi)
Membaca dan merenungkan Al-Baqarah ayat 18 adalah bagian dari tadabbur, yaitu upaya untuk memahami makna dan pelajaran dari Al-Qur’an. Proses tadabbur membantu dalam membentuk karakter yang lebih baik, memperbaiki hubungan dengan Allah, dan meningkatkan kesadaran spiritual. Ayat ini mengajarkan pentingnya memiliki kesadaran dan sikap yang benar terhadap wahyu Allah.
- Empat Remaja Terseret Ombak Pantai Perawan Desa Sidoasri, Satu Orang Meninggal Dunia
- 5 Industri yang Sedang Tren untuk Mulai Bisnis Tahun 2024 hingga 2025
- Duduk Perkara Tumpeng Berbentuk Peta Karawang Dibuang Usai Raih Rekor MURI
- Polisi Kebut Pengusutan Dugaan Bos Perusahaan Animasi Siksa Karyawan, Tiga Saksi Diperiksa Besok
- Teladani Nabi Muhammad, Haedar: Jauhi Sikap Ekstrem Menebar Benih Saling Membenci
Berita Terpopuler
-
Arsjad Rasjid Minta Bantuan Jokowi Atasi Kisruh Pengangkatan Anindya Bakrie Sebagai Ketua Kadin
merdeka.com 16 Sep 2024 -
Pimpinan KPK 'Curhat' Sulit Bertemu Jokowi, Istana Jelaskan Alasannya
merdeka.com 16 Sep 2024 -
Ahmad Luthfi Ungkap Pesan Jokowi untuk Dirinya, Tuntaskan Masalah di Jateng
merdeka.com 15 Sep 2024 -
VIDEO: Prabowo Ucapkan Kata Menyentuh Bikin Jokowi Terharu, Luhut Datang Beri Hormat
merdeka.com 15 Sep 2024 -
VIDEO: Menohok Pesan Jokowi Depan Prabowo "Jangan Bikin Kebijakan Ekstrem Rugikan Rakyat!"
merdeka.com 15 Sep 2024