Doa Summum Bukmun dan Artinya, Ketahui Makna dan Keutamaan Mengamalkannya
Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu membuka hati dan pikiran terhadap wahyu Ilahi serta tidak menutup diri terhadap petunjuk yang diberikan Allah.
Doa Summum Bukmun menggambarkan kondisi orang-orang yang menolak petunjuk Allah dengan menggunakan metafora tuli, bisu, dan buta untuk menunjukkan ketidaksadaran mereka terhadap kebenaran. Membaca dan merenungkan ayat ini berfungsi sebagai peringatan penting tentang bahaya sikap menolak kebenaran dan ketidakmampuan untuk kembali ke jalan yang benar.
Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu membuka hati dan pikiran terhadap wahyu Ilahi serta tidak menutup diri terhadap petunjuk yang diberikan Allah. Memahami makna "Summum Bukmun" dapat memperdalam kesadaran spiritual kita dan mendorong introspeksi pribadi. Ayat ini menekankan pentingnya mendengarkan, berbicara, dan melihat dengan cara yang sesuai dengan petunjuk Allah.
-
Kenapa doa makan penting di sumut? Dengan doa makan ini, Anda mengucapkan terima kasih sekaligus memohon berkah atas hidangan makanan yang telah tersaji.
-
Apa doa makan islam di sumut? Doa ini diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu ketika hidangan makanan disajikan kemudian Rasulullah membaca bacaan doa berikut ini:اللَّهُمَّ بَارِكْ لَناَ فِيْمَا رَزَقْتَنا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِAllāhumma bārik lanā fī mā razaqtanā wa qinā ażāban nār, bismillāhir rahmānir rahīm.
-
Doa Nabi Sulaiman apa yang populer di Sumut? Doa pengasihan yang dikaitkan dengan Nabi Sulaiman dipercaya memiliki kekuatan untuk membuka hati dan meningkatkan rasa kasih sayang antar sesama. Doa pengasihan Nabi Sulaiman merupakan salah satu doa yang sangat dihormati dalam tradisi Islam.
-
Bagaimana doa makan bisa meningkatkan rasa syukur di Sumut? Doa makan bisa meningkatkan rasa syukur kita. Dengan menyebut nama Allah serta mengucapkan doa, kita dapat mengingatkan diri sendiri akan apa yang telah Allah berikan.
-
Apa isi doa sholat syuruq? Setelah melakukan sholat Syuruq, amalkan bacaan doa setelah sholat Syuruq 2 rakaat dan artinya berikut ini:اَللّهُمَّ يَا نُوْرَ النُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِيْ رِقٍّ مَنْشُوْرٍ وَالبَيْتِ المَعْمُوْرِ، أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ نُوْرًا أَسْتَهْدِيْ بِهِ إِلَيْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَيْكَ وَيَصْحَبُنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَبَعْدَ الْاِنْتِقَالِ مِنْ ظَلاَم مِشْكَاتِيْ، وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا، أَنْ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِيْ لَا يَحْجُبُهَا غَيْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا يَعْتَرِيْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ الوَاحِدِيَّةِ عِنْدَ التَّمَامِ، بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُهُوْرَ عَلَى مَمَرِّ الْأَيَّامِ وَالدُّهُوْرِ. وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللهم اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِإِخْوَاِننَا فِي اللهِ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِيْنَ. Allâhumma yâ nûrannûri bit thûr wa kitâbim masthûrin fî riqqim mansyûrin wal baitil ma’mur, as-aluka an tarzuqanî nûran astahdî bihi ilaika wa adullu bihi ‘alaika wa yashhabunî fi hayâtî wa ba’dal intiqâli min dhalâmi misykâtî, wa as-aluka bissyamsi wa dhuhâha wa nafsin wa mâ sawwâha, an taj’ala syamsa ma’rifatika musyriqatam bî lâ yahjubuhâ ghaimul auhâmi walâ ya’tarîhâ kusûful qamaril wâhidiyyati ‘indat tamâm, bal adim lahâl Isyraqa wad dhuhûra ‘alâ mamarril ayyâmi wad duhûr. Wa shallillâhumma ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin khâtamil anbiyâ-i wal mursalîn. Wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn. Allâhummaghfir lanâ wa liwâlidîna wa li-ikhwâninâ fillâhi ahyâ-an wa amwâtan ajma’în. Artinya: 'Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah bukit Thur dan Kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah Baitul Ma'mur, aku memohon padamu atas cahaya yang dapat menunjukkanku kepada-Mu. Cahaya yang dapat mengiringi hidupku dan menerangiku setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku. Aku meminta kepada-Mu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan dengan jiwa dan kesempurnaannya, agar Engkau menjadikan matahari ma’rifat kepada-Mu yang seperti matahari cerahnya bersinar menerangiku, ... ... tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemahaesaan di kala purnama. Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun. Berikanlah rahmat ta'dzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan rasul. Segala Puji hanya milik Allah Tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal.' (Nawawi al-Jawi, Nihâyatuz Zain, halaman 103).
-
Apa arti dari doa Khotmil Quran Kudus? Doa Khotmil Quran Kudus adalah doa yang dibaca ketika seseorang telah mengkhatamkan Al-Qur'an.
Dengan membaca ayat ini dengan penuh perhatian dan keikhlasan, kita dapat memperkuat komitmen kita untuk mengikuti jalan yang benar dan menjaga hubungan yang lebih baik dengan Allah SWT. Berikut doa Summum Bukmun dan artinya yang bisa diamalkan oleh umat Muslim:
Bacaan Doa Summum Bukmun dan Artinya
Membaca doa summum bukmun dapat meningkatkan kesadaran spiritual kita. Dengan memahami makna dan konteks ayat, kita diingatkan tentang pentingnya memiliki hati dan pikiran yang terbuka terhadap petunjuk Allah.
Ini mengajak kita untuk lebih bersikap waspada dan tidak mengabaikan ajaran agama yang datang kepada kita. Adapun bacaan doa summum bukmun yang bisa diamalkan oleh umat Muslim adalah sebagai berikut:
Doa Summum Bukmun Arab
صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
Doa Summum Bukmun Latin
Shummum bukmun ‘umyun fa hum lā yarji‘ūn.
Arti Doa Summum Bukum
“(Mereka) tuli, bisu, dan buta, maka mereka tidak akan kembali.” (Surat Al-Baqarah ayat 18).
Makna Doa Summum Bukmun Al-Baqarah Ayat 18
Doa summum bukmun ini menggunakan metafora untuk menggambarkan kondisi orang-orang yang menolak petunjuk Allah dan tidak mau menerima kebenaran. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang makna doa Summum Bukmun Al-Baqarah Ayat 18
1.Metafora Tuli, Bisu, dan Buta
Tuli (Sumum): Metafora ini menggambarkan ketidakmampuan mereka untuk mendengar kebenaran. Mereka tidak mau mendengarkan nasihat, peringatan, atau petunjuk yang datang dari Allah atau rasul-Nya.
Bisu (Bukmun): Ini menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk berbicara atau menyampaikan kebenaran. Mereka tidak mau atau tidak bisa berbicara tentang kebenaran atau menyebarkan pesan yang benar.
Buta (‘Umyun): Metafora ini menggambarkan ketidakmampuan mereka untuk melihat kebenaran atau menyadari petunjuk Allah. Mereka tidak dapat melihat hakikat kebenaran dan jalan yang benar.
2.Kondisi Spiritual dan Mental
Ayat ini menggambarkan kondisi spiritual dan mental orang-orang yang menolak petunjuk Allah. Meskipun mereka memiliki kemampuan fisik untuk mendengar, berbicara, dan melihat, hati dan pikiran mereka tertutup terhadap kebenaran. Ini menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk memahami dan menerima petunjuk Ilahi.
3.Tidak Kembali ke Jalan yang Benar
Frasa "fahum la yarji'un" berarti "maka mereka tidak akan kembali (ke jalan yang benar)." Ini menunjukkan bahwa orang-orang dengan sikap ini telah membuat keputusan untuk tetap dalam kekufuran dan penolakan, dan mereka tidak akan kembali ke jalan yang benar.
Ini adalah peringatan bahwa ketika seseorang terus menerus menolak kebenaran dengan keras kepala, mereka mungkin kehilangan kesempatan untuk bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.
4.Peringatan bagi Mukmin
Ayat ini berfungsi sebagai peringatan bagi orang-orang yang beriman agar tidak mengikuti jejak mereka yang menolak kebenaran. Umat Islam diingatkan untuk tetap terbuka terhadap petunjuk Allah, mendengarkan nasihat yang benar, dan tidak menutup diri terhadap kebenaran.
5.Penggunaan Metafora dalam Al-Qur'an
Penggunaan metafora seperti tuli, bisu, dan buta adalah cara yang kuat untuk menyampaikan pesan spiritual dan moral dalam Al-Qur'an. Metafora ini membantu menggambarkan keadaan batin yang tidak terlihat secara fisik tetapi sangat penting dalam kehidupan spiritual seseorang.
Secara keseluruhan, ayat ini memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi orang-orang yang menolak petunjuk Allah dan memperingatkan umat Islam untuk tidak mengikuti sikap tersebut. Ini mendorong kita untuk membuka hati dan pikiran terhadap kebenaran dan petunjuk Allah, serta berusaha untuk selalu berada di jalan yang benar.
Keutamaan Membaca Doa Summum Bukmun
Berikut beberapa keutamaan membaca doa summum bukmun, antara lain:
1.Menggambarkan Kondisi Orang Kafir
Ayat ini menggambarkan kondisi orang-orang yang menolak kebenaran dan tidak mau menerima petunjuk Allah dengan menyebutkan mereka sebagai tuli, bisu, dan buta. Ini adalah metafora untuk menunjukkan ketidaksadaran dan penolakan mereka terhadap wahyu dan petunjuk Allah.
Membaca dan memahami ayat ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya mendengarkan dan mengikuti petunjuk Allah, serta menjauhi sikap penolakan terhadap kebenaran.
2.Peringatan tentang Pentingnya Ketaatan
Ayat ini berfungsi sebagai peringatan bagi umat Islam untuk tidak jatuh dalam sikap seperti orang-orang kafir yang disebutkan dalam ayat tersebut. Ini mengingatkan kita untuk selalu terbuka terhadap petunjuk Allah dan tidak menutup hati terhadap ajaran-Nya. Membaca ayat ini membantu memperkuat komitmen untuk taat kepada Allah dan menjalankan syariat-Nya.
3.Pentingnya Memahami dan Merenungkan Al-Qur’an
Ayat ini menekankan pentingnya memahami dan merenungkan Al-Qur’an. Mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an dan memahami konteksnya membantu dalam memperdalam pengetahuan agama dan menghindari sikap yang dapat membuat seseorang jauh dari petunjuk Allah. Membaca ayat ini dengan pemahaman yang mendalam dapat meningkatkan kualitas ibadah dan kehidupan sehari-hari.
4.Menjaga Kesehatan Spiritual
Membaca Al-Baqarah ayat 18 secara rutin sebagai bagian dari pembelajaran dan refleksi dapat membantu menjaga kesehatan spiritual. Dengan memahami bahaya dari sikap menolak petunjuk Allah dan menjaga diri dari sikap tersebut, seseorang dapat menjaga dirinya tetap berada di jalur yang benar dan meningkatkan kualitas keimanan.
5.Menjadi Bagian dari Tadabbur (Refleksi)
Membaca dan merenungkan Al-Baqarah ayat 18 adalah bagian dari tadabbur, yaitu upaya untuk memahami makna dan pelajaran dari Al-Qur’an. Proses tadabbur membantu dalam membentuk karakter yang lebih baik, memperbaiki hubungan dengan Allah, dan meningkatkan kesadaran spiritual. Ayat ini mengajarkan pentingnya memiliki kesadaran dan sikap yang benar terhadap wahyu Allah.