Atlet Israel Pembawa Bendera Olimpiade Ketahuan Pernah Tulis Pesan di Bom Untuk Bombardir Gaza
Komite Olimpiade Palestina meminta Israel dilarang mengikuti Olimpiade Paris 2024.
Komite Olimpiade Palestina meminta Israel dilarang mengikuti Olimpiade Paris 2024.
Atlet Israel Pembawa Bendera Olimpiade Ketahuan Pernah Tulis Pesan di Bom Untuk Bombardir Gaza
Aktivis pro Palestina geram setelah menemukan atlet Israel pembawa bendera di Olimpiade pernah menulis pesan di bom yang digunakan pasukan penjajah Israel untuk membombardir Jalur Gaza, Palestina.
Atlet bernama Peter Paltchik tersebut pernah mengunggah foto bom yang bertuliskan namanya di Twitter atau X namun kini telah dihapus. Dalam foto bom tersebut, disertai keterangan "dari saya untuk kalian dengan senang hati", ditambahi tagar #HamasisISIS dan #IsraelAtWar, seperti dilansir Middle East Eye.
Paltchik, juara judo kelahiran Ukraina, juga pernah memicu kontroversi pada Maret lalu
ketika dia dan sekelompok atlet Israel mengganggu para pengunjuk rasa di Tokyo.
Unjuk rasa tersebut dilakukan aktivis pro Palestina di Jepang, menentang genosida Israel di Gaza.
Menurut para demonstran, Paltchik dan atlet lainnya mencari gara-gara dan mengajak para aktivis baku hantam walaupun sudah diminta baik-baik untuk meninggalkan lokasi demo.
Keikutsertaan Israel dalam Olimpiade Paris menuai kritik, apalagi setelah Rusia dilarang ikut serta karena invasi mereka di Ukraina.
Komite Olimpiade Palestina menyerukan ketua Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk mengeluarkan Israel dari perhelatan olahraga empat tahunan ini, mengatakan negara penjajah tersebut telah melanggar Perdamaian Olimpiade (Olympic Truce).
Resolusi Majelis Umum PBB mengamanatkan gencatan senjata global selama berlangsungnya Olimpiade Paris 2024.
Dalam suratnya kepada Thomas Bach, Komite Olimpiade Palestina menyatakan Israel telah melanggar gencatan senjata dalam 24 jam pertama melalui serangannya terhadap Khan Younis pada Senin, yang menewaskan lebih dari 70 orang.
“Pelanggaran ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi (IOC) dan FIFA untuk bertindak sesuai dengan undang-undang mereka dan mempromosikan penghormatan terhadap hukum hak asasi manusia internasional,” bunyi surat tersebut.