Balas serangan rudal AS, Rusia terjunkan kapal perang ke Suriah
Merdeka.com - Serangan rudal yang dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap pangkalan militer Suriah bikin geram Rusia. Sebagai tanggapan atas tindakan itu, negara Beruang Merah itu mengirimkan sebuah kapal perang modern mereka ke perairan Suriah.
Dilansir the Independent, Sabtu (8/4), kapal perang bernama Admiral Grigorovich ini juga dilengkapi rudal jelajah. Kapal tersebut selama ini ditempatkan di Laut Hitam.
"Kapal ini akan beroperasi di kawasan tersebut untuk menghadapi perubahan situasi militer," lapor media pelat perah Rusia, sembari menambahkan kapal itu dilengkapi rudal jelajah, sistem pertahanan rudal, artileri, senjata anti-pesawat, torpedo dan sebuah dok helikopter.
-
Siapa yang meluncurkan rudal ke Israel? IDF mengatakan bahwa Arrow telah mencegah rudal permukaan-ke-permukaan di Laut Merah yang ditembakkan ke wilayahnya setelah roket tersebut menempuh jarak ribuan kilometer dari Yaman.
-
Dimana rudal ditembakkan? Meski tak diketahui jaraknya, namun tampak rudal tersebut mampu membidik dari jarak yang cukup jauh dan menjangkau tentara Israel.
-
Bagaimana cara kerja rudal 'Panah Merah'? Senjata Red Arrow atau HJ-8 (Hongjian-8) merupakan sebuah rudal anti-tank generasi kedua yang menggunakan sistem yang dipandu kawat dan dilacak secara optik.
-
Kenapa kapal perang AS diusir dari Teluk Aden? Militer Amerika Serikat (AS) memerintahkan kapal perang terkuat USS Dwight D. Eisenhower kembali ke AS setelah serangan kelompok Houthi Yaman di Teluk Aden.
-
Siapa yang menyerang kapal di Teluk Aden? Serangan Houthi menargetkan sebuah kapal komersial yang berlayar melalui Teluk Aden.
-
Siapa yang mengembangkan rudal 'Panah Merah'? Perancang utama HJ-8 ini adalah Wang Xingzhi (王兴治) dan Zhao Jiazheng (赵家铮).
Admiral Grigorovich juga sebelumnya pernah melintasi Selat Inggris saat melakukan perjalanan untuk membombardir Aleppo, kapal ini merupakan satyu dari enam kapal Rusia dan empat kapal pendukung lainnya di timur Mediterania.
Pangkalan Udara Shayrat di dekat Homs, Suriah, dihantam 59 rudal jelajah jenis Tomahawk yang diluncurkan dari dua kapal perang AS, Jumat (7/4) dini hari. Serangan itu menewaskan enam tentara loyalis Assad, pesawat-pesawat, penyimpanan amunisi dan sejumlah bangunan.
Rusia merupakan salah satu negara yang menggunakan pangkalan itu, namun AS memperingati pasukan Rusia untuk menjauh. Tidak ada satupun tentara Kremlin yang terbunuh.
Moskow telah menyatakan kecamannya terhadap pengeboman yang dilakukan AS, dan menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional. Meski demikian, Rusia berencana memperkuat pertahanan udara Suriah untuk menghadapi agresi AS.
"Untuk melindungi objek infrastruktur Suriah yang paling sensitif sebagai langkah yang segera diimplementasikan untuk memperkuat dan meningkatkan keefektifan sistem pertahanan udara atas angkatan bersenjata Suriah," papar Kementerian Pertahanan Rusia.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan tentaranya untuk meluncurkan serangan langsung terhadap Suriah. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk pembalasan atas serangan gas beracun yang menewaskan sekaligus melukai ratusan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.
"Ini adalah kepentingan vital keamanan nasional bagi Amerika Serikat untuk mencegah dan menghalangi penyebaran dan penggunaan senjata kimia mematikan. Malam ini saya serukan kepada bangsa-bangsa bermartabat untuk bergabung dan mengakhiri pembantaian dan pertumpahan darah di Suriah," tegasnya, seperti dilansir USA Today, Jumat (7/4).
Gubernur Provinsi Homs, Talal Barazi, menyebut serangan itu tidak membuat pemerintah Suriah takut. Dia juga menuding AS dan Israel memberi dukungan atas terorisme di Suriah.
"Serangan ini tidak akan menghalangi kami untuk melanjutkan perang terhadap terorisme. Kami tidak terkejut melihat Amerika dan Israel mendukung terorisme," ujar Talal dalam sambungan telepon saat diwawancara stasiun televisi Al-Ikhbariah milik pemerintah Suriah.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapal induk tercanggih dan terbesar di dunia milik Amerika Serikat, USS Gerald R Ford tiba di Laut Mediterania Timur untuk membantu Israel.
Baca SelengkapnyaHouthi menargetkan kapal-kapal yang berkaitan dengan Israel di Laut Merah.
Baca SelengkapnyaBela Israel, AS "Umumkan Perang" dengan Pasukan Houthi Yaman di Laut Merah
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap 36 sasaran Houthi di Yaman, pada Sabtu kemarin.
Baca SelengkapnyaHouthi melancarkan serangan menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel, AS, dan Inggris.
Baca SelengkapnyaSerangan gabungan AS dan Inggris ini dilancarkan sebagai balasan untuk Houthi yang didukung Iran atas serangan terhadap kapal-kapal Israel di Laut Merah.
Baca SelengkapnyaKapal kargo bermuatan ribuan ton pupuk itu secara perlahan tenggelam di Laut Merah setelah diserang rudal oleh pasukan Houthi Yaman bulan lalu.
Baca SelengkapnyaHouthi mengklaim serangan itu berhasil mengenai target.
Baca SelengkapnyaSerangan ini merupakan balasan atas serangan mematikan terhadap Gedung Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024.
Baca SelengkapnyaInggris menyiapkan jet tempur Royal Air Force Typhoon FGR4 yang dilengkapi senjata Paveway IV.
Baca SelengkapnyaSekitar tiga tahun sebelum serangan besar terhadap Israel dilancarkan, Iran memperlihatkan sebuah pangkalan rahasia berisi ribuan rudal.
Baca SelengkapnyaBerbagai pengembangan dan uji coba rudal nuklir yang dilakukan Korea Utara dipandang sebagai ancaman dunia. Simak selengkapnya!
Baca Selengkapnya