Beda dari Jubah Harry Potter, Siswa China Bikin Mantel Tak Terdeteksi Kamera Pengawas
Merdeka.com - Sejumlah siswa yang baru lulus di China menciptakan mantel yang bisa menyembunyikan tubuh baik di siang atau malam hari dari pantauan kamera pengawas yang dijalankan oleh kecerdasan buatan (AI).
Hasil karya mereka memenangkan hadiah pertama kontes kreativitas pada 27 November lalu yang disokong oleh Huawei Technologies Co sebagai bagian dari ajang kompetisi Inovasi dan Praktik bagi lulusan China.
Proyek ini diarsiteki oleh Profesor Wang Zheng dari komputer sains Universitas Wuhan. Makalah dari penemuan ini sudah diterima oleh AAAI 2023, konferensi elit kecerdasan buatan.
-
Siapa yang diajak Huawei berkolaborasi? Selaras dengan komitmen global Huawei, kami mengundang dan melibatkan para mitra dan pemangku kepentingan untuk bersama-sama meletakkan pondasi yang kokoh untuk penguatan ekonomi digital,' katanya.
-
Mengapa Huawei genjot kolaborasi? Sebuah bisnis raksasa tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa adanya kolaborasi. Hal inilah yang terus dipegang teguh Huawei dalam mengelola bisnisnya sebagai perusahaan teknologi multinasional.
-
Bagaimana China mendominasi paten AI Generative? Mengutip CNBC dari laporan terbaru PBB, Kamis (11/7), China mengajukan lebih dari 38.000 paten dari tahun 2014 hingga 2023. Jumlah tersebut enam kali lebih banyak dibandingkan yang diajukan oleh para penemu yang berbasis di AS.
-
Bagaimana Huawei berkolaborasi di Indonesia? Selama lebih dari 23 tahun beroperasi di Indonesia, Huawei telah membangun dengan berbagai pemangku kepentingan, demi mendukung kesuksesan transformasi digital dan tercapainya Visi Indonesia Emas 2045.
-
Bagaimana China mencapai dominasi teknologi? “Mereka membangun keunggulan yang terkadang menakjubkan dalam penelitian dan berdampak tinggi di sebagian besar domain teknologi kritis dan yang sedang berkembang,“
-
Dimana China mendominasi paten AI Generative? 'Tiongkok memiliki pasar yang sangat besar yang belum dimanfaatkan bagi konsumen dan juga bagi bisnis, mitra industri untuk berinovasi dan membantu menghadirkan teknologi AI generatif dalam berbagai aplikasi atau industri, dengan menggunakan kumpulan data khusus yang berbeda,' Wei Sun, konsultan senior penelitian buatan di Counterpoint Research, mengatakan kepada 'Street Signs Asia' CNBC pada hari Kamis.
Mantel InvisDefense ini tidak seperti jubah yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia layaknya mantel ajaib Harry Potter. Mantel ini memakai metode unik yang bisa mengacaukan pendeteksian mesin pemantau.
"Sekarang ini banyak peralatan pemantau yang bisa mendeteksi tubuh manusia. Kamera di jalanan bisa mendeteksi para pedestrian dan mobil pintar juga bisa mengidentifikasi pejalan kaki, jalanan, dan rintangan yang ada di jalan. Mantel InvisDefense ini membuat kamera bisa mendeteksi Anda, tapi dia tidak tahu apakah Anda manusia atau bukan," ujar Wang, seperti dilansir laman South China Morning Post, Senin (5/12).
Di saat siang hari, kamera biasanya mendeteksi tubuh manusia melalui pergerakan dan kontur. Dengan mantel yang memiliki pola kamuflase di permukaannya, InvisDefense bisa memanipulasi algoritma dari mesin penglihatan kamera pengawas.
Di malam hari kamera biasanya mendeteksi tubuh manusia melalui panas tubuh lewat infra merah. Modul pada mantel yang bisa mengubah suhu menjadi tidak beraturan membuat infra merah pada kamera menjadi sulit mendeteksi.
"Bagian tersulit adalah menyeimbangkan pola kamuflase. Biasanya para peneliti memakai gambar terang untuk mengganggu penglihatan mesin dan itu berhasil. Tapi itu sangat mencolok bagi mata manusia sehingga bisa lebih mencurigakan," kata Wei Hui, mahasiswa PhD yang menjadi salah satu anggota tim pembuat mantel ini.
"Kami memakai algoritma untuk merancang pola yang tidak mencurigakan tapi bisa mengacaukan penglihatan komputer," kata Wei.
Melalui simulasi komputer, tim mengalami hampir 700 kali kegagalan dalam tiga bulan sebelum akhirnya mencapai hasil ideal.
Keuntungan lain dari mantel InvisDefense ini adalah harganya yang relatif murah. Mencetak pola di atas permukaan mantel cukup murah dan hanya ada 4 modul pengatur suhu yang diperlukan untuk mengacaukan kamera infra merah.
"Harga satu set mantel ini tidak sampai USD 70 (Rp 1 juta)," ujar Wang. "InvisDefense juga bisa dipakai pada saat pertempuran anti-drone atau di medan perang."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain karena bahan bakunya yang unik, fitur gaun buatan siswa SMA ini cukup mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaAjang IPITEX atau juga dikenal dengan Thailand Inventor’s 2024 digelar di Bangkok 2-6 Februari 2024
Baca SelengkapnyaDemi mengapresiasi karya murid, guru ini rela pakai busanan nyentrik saat mengajar.
Baca SelengkapnyaPara siswa SMA ini berhasil membuat busana dari bahan plastik dan koran.
Baca SelengkapnyaIde nyeleneh Khoirul Anam memang enggak ada habisnya, begini karya terbarunya
Baca SelengkapnyaSiswa SMK di Kupang sukses membuat jemuran pintar. Seperti apa hasilnya?
Baca SelengkapnyaPengguna dapat mengatur batas suhu sesuai tingkat kenyamanan yang diinginkan.
Baca SelengkapnyaAda-ada saja aksi anak-anak yang berhasil membuat orang dewasa tertawa.
Baca SelengkapnyaAngkatan kerja di China dalam beberapa tahun terakhir cukup lesu.
Baca SelengkapnyaBerikut aksi robot terkecil di dunia bisa peragakan gaya apa saja.
Baca SelengkapnyaSelain rutin membuat baju lebaran unik dari tahun ke tahun, Ajik memang kerap membuat baju-baju unik yang selalu mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaSaat ujian skripsi, biasanya mahasiswa akan memakai kemeja putih dan bawahan hitam. Tapi tidak dengan mahasiswa ini.
Baca Selengkapnya