Bertentangan dengan Keinginan Netanyahu, Pejabat Tinggi Israel Akui Mustahil Lenyapkan Hamas
Pejabat tinggi Israel Akui Mustahil Lenyapkan Hamas, Bertentangan dengan Keinginan Netanyahu
Netanyahu selalu berkeras tujuan Israel berperang di Gaza adalah melenyapkan Hamas.
Bertentangan dengan Keinginan Netanyahu, Pejabat Tinggi Israel Akui Mustahil Lenyapkan Hamas
Kepala Dewan Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, dua hari lalu mengatakan "mustahil" untuk menyingkirkan Hamas.
"Mustahil untuk membuat Hamas lenyap sebagai sebuah ide," kata Hanegbi, seraya menambahkan sebuah ide alternatif diperlukan untuk menghadapi kelompok pejuang Palestina tersebut.
Menurut Hanegbi, fokusnya tidak boleh hanya pada "merusak kemampuan militer mereka (Hamas). Gagasan alternatifnya adalah kepemimpinan lokal yang bersedia hidup berdampingan dengan Israel dan tidak mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mencoba membunuh warga Israel."
Hanegbi menambahkan Tel Aviv sedang melakukan pembicaraan dengan Washington mengenai potensi upaya bersama antara Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa dan Arab untuk mencari pengganti Hamas di Gaza.
"Saya tidak tahu ada satu pun negara Arab yang menginginkan perdamaian yang menginginkan gerakan Hamas bertahan," kata Hanegbi, seperti dilansir the Cradle, Selasa (25/6).
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari pekan lalu juga mengatakan
tujuan untuk membasmi Hamas tidak mungkin tercapai.
"Usaha untuk menghancurkan Hamas, membuat Hamas menghilang, itu hanya melemparkan pasir ke mata publik. Hamas adalah sebuah ide; Hamas adalah sebuah partai. Ini berakar di hati rakyat - siapa pun yang berpikir bahwa kita bisa melenyapkan Hamas adalah salah," kata Hagari kepada Saluran TV Israel Channel 13.
Dia menambahkan, "Jika pemerintah tidak menemukan alternatif, (Hamas) akan tetap ada."
Komentar Hagari ini menunjukkan adanya keretakan antara pemikiran Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan pemikiran pihak-pihak lain dalam pemerintahannya.
Juru bicara Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan yang menanggapi Hagari, kabinet keamanan "telah menetapkan sebagai salah satu tujuan perang penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas."
Hamas telah mengalami pertumbuhan pengaruh yang substansial akibat pengeboman Israel di Jalur Gaza, dengan jumlah pendukung yang meningkat tiga kali lipat di Tepi Barat hanya dalam waktu dua bulan setelah perang.
Para pengamat menyatakan kekuatan Hamas tidak terletak pada kekuatan ekonomi atau militer, namun ideologi anti-Zionisnya terus beresonansi dengan penduduk Palestina di Gaza, karena semakin banyak yang kehilangan anggota keluarga akibat pengeboman Israel di Jalur Gaza.