Cerita Perlawanan Perempuan Afghan,"Pendidikan Bisa Selamatkan Kami dari Kegelapan"
Merdeka.com - Diam-diam, anak-anak perempuan Afghanistan berkumpul di sebuah ruang kelas. Ruang kelas itu tersembunyi di sebuah permukiman, di sebuah sekolah 'rahasia'.
Bangunan sekolah itu memang kecil, tapi bisa dianggap sebagai aksi perlawanan terhadap Taliban. Ada belasan anak yang sedang belajar matematika.
Telah hampir setahun anak-anak perempuan Afghanistan tak bersekolah. Mereka dilarang masuk sekolah sejak Taliban berkuasa pada Agustus 2021.
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Kenapa Kazakhstan melarang jilbab di sekolah? Menurut pernyataan di situs web pemerintah Kazakhstan, kebijakan baru ini diberlakukan atas dasar menjamin kesetaraan semua agama di depan hukum dan anggapan bahwa setiap atribut, simbol, elemen dengan satu atau lain cara menyiratkan propaganda dogma yang terkait, serta mencegah keuntungan dari agama manapun di negara itu.
-
Kenapa sekolah di lockdown? Menanggapi situasi ini, pihak sekolah segera mengambil langkah tegas dengan menerapkan lockdown selama 14 hari.
-
Apa dampaknya jika anak dipaksa sekolah sebelum siap? Saat memaksakan anak untuk belajar dan menitipkan sekolah sebelum cukup umurnya, akan memiliki dampak pada psikologis anak.
-
Kapan Muhammad Iqbal tidak bisa masuk sekolah? Dengan ini saya selaku orang tua/wali murid dari :Nama : Muhammad IqbalSiswa : Kelas XII IPA, SMA 7 YogyakartaAlamat : Jl. Affandi Depok Sleman YogyakartaMemberitahukan bahwa anak saya tidak dapat mengikuti proses belajar mengajar pada hari ini, Selasa 30 Maret 2023, dikarenakan sakit dan akan melakukan pemeriksaan ke dokter.
-
Kenapa anak sekolah menolak sekolah? Menolak bersekolah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kecemasan, kelelahan, hingga masalah sosial atau emosional seperti bullying.
"Kami tahu ancamannya dan kami khawatir soal itu," kata salah seorang guru, dikutip dari BBC, Rabu (18/5).
Namun, sambungnya, pendidikan anak perempuan sepadan "dengan risiko apapun".
SMP dan SMA khusus perempuan di Afghanistan diperintahkan tetap tutup oleh Taliban. Tapi di sekolah 'rahasia' yang dikunjungi tim BBC, sebuah ruangan diubah layaknya seperti ruang kelas dengan meja serta kursi berwarna putih dan biru.
"Kami melakukan yang terbaik yang kami bisa diam-diam," kata guru perempuan tersebut.
"Bahkan jika mereka menangkapku, mereka memukulku, itu sepadan."
Sekolah untuk anak perempuan rencananya dibuka pada Maret lalu. Tapi sejam setelah para pelajar tiba di sekolah, pemimpin Taliban mengumumkan perubahan kebijakan.
Murid di sekolah rahasia itu masih merasakan kesedihan karena gagal kembali ke sekolah.
"Sudah dua bulan sekarang, dan sekolah-sekolah masih belum buka lagi," kata seorang pelajar berusia 19 tahun.
"Itu membuatku sangat sedih," lanjutnya, seraya menutup wajah dengan tangannya menahan air mata.
Kecewa dengan kebijakan Taliban, muncul juga rasa ingin melawan.
Siswa yang lainnya yang berusia 15 tahun ingin menyampaikan pesan kepada anak perempuan lainnya di Afghanistan: "Beranilah, kalau kamu berani, tidak ada yang bisa menghentikanmu."
Ulama dukung pendidikan perempuan
Pejabat Taliban berulang kali menyatakan sekolah untuk anak perempuan akan dibuka kembali, tapi juga mengakui pendidikan perempuan adalah isu "sensitif" bagi mereka. Selama berkuasa pada 1990-an, Taliban juga melarang anak perempuan sekolah.
Menurut sumber-sumber BBC, masih ada pemimpin Taliban yang ingin menerapkan larangan tersebut. Namun secara pribadi, beberapa anggota Taliban lainnya kecewa dengan keputusan tidak kunjung dibukanya sekolah untuk anak perempuan. Bahkan beberapa pejabat senior Taliban mengirim anak-anak perempuan mereka sekolah ke Qatar atau Pakistan.
Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah ulama yang memiliki keterkaitan dengan Taliban mengeluarkan fatwa mendukung hak perempuan untuk belajar. Salah satunya Sheikh Rahimullah Haqqani. Rahimullah Haqqani adalah orang Afghanistan tapi tinggal di Peshawar, Pakistan. Dia sangat dihormati Taliban dan bulan lalu berkunjung ke Kabul bertemu pejabat pemerintahan Taliban.
Dia mengatakan tidak ada hukum syariah yang melarang perempuan sekolah.
"Tidak ada dasar kebenaran dalam (hukum) syariah yang menyebut pendidikan perempuan tidak diizinkan. Tidak ada dasarnya sama sekali," jelasnya kepada BBC.
"Semua teks-teks agama telah menyatakan pendidikan perempuan diperbolehkan dan wajib, karena, contohnya, jika seorang perempuan sakit, dalam lingkungan Islami seperti Afghanistan atau Pakistan, dan butuh perawatan, jauh lebih baik kalau dia dirawat dokter perempuan."
Fatwa yang sama dikeluarkan ulama di Provinsi Herat dan Paktia, Afghanistan. Tak hanya kalangan ulama, seorang anggota Taliban dengan pengikut banyak di media sosial mengkritik penutupan sekolah untuk anak perempuan, juga aturan terbaru Taliban yang meminta PNS laki-laki menumbuhkan jenggot. Namun menurut salah seorang sumber, anggota Taliban ini dipanggil departemen intelijen Taliban untuk diperiksa. Dia lalu menghapus cuitannya di Twitter dan meminta maaf.
'Pendidikan bisa selamatkan kami'
Sementara itu, para aktivis hak-hak perempuan Afghanistan berupaya memastikan generasi muda perempuan tidak ditinggalkan di belakang.
Di sekolah rahasia tersebut, para siswa belajar satu atau dua jam per hari, fokus mempelajari matematika, kimia, fisika, dan biologi.
Guru yang mengajar di sana mengatakan banyak anak perempuan yang ingin ikut belajar, tapi mereka masih kekurangan tempat dan sumber daya. Dia juga mengatakan sekolah rahasia itu perlu dijaga agar tidak terpantau.
Dia tidak terlalu berharap sekolah reguler segera dibuka kembali, tapi dia bertekad melakukan apapun yang dia bisa.
"Sebagai perempuan berpendidikan, itu tugas saya. Pendidikan bisa menyelamatkan kami dari kegelapan ini," pungkasnya. (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tajikistan memberlakukan RUU yang melarang hijab sejak 8 Juni lalu.
Baca SelengkapnyaBerikut tiga fakta luar bisa mengenai Afghanistan yang tidak diketahui oleh dunia.
Baca SelengkapnyaKetua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) bertemu dengan Menteri Pendidikan Afghanistan, Maulwi Habibullah Agha, di Kantor Kementerian Kabul.
Baca SelengkapnyaPolres Gorontalo kemudian menetapkan oknum guru berinisial DH (57) sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaBupati Trenggelak Mochamad Nur Arifin menceritakan perjuangannya yang tidak mudah untuk lulus dari pendidikan tinggi.
Baca SelengkapnyaAnak putus sekolah di Banyuwangi hanya 2,08 persen dan menjadi salah satu terendah di Jatim.
Baca SelengkapnyaMendikdasmen Abdul Mu'ti menyiapkan dua strategi guna menekan angka anak putus sekolah yang beberapa tahun ke belakang mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaSetiap hari mereka menyeberang sungai itu tanpa didampingi orang tua
Baca SelengkapnyaKPAI menyebut jumlah anak putus sekolah di Sumatera Utara (Sumut) menempati posisi kedua secara nasional.
Baca SelengkapnyaRaden Adjeng Kartini berjuang untuk memberikan hak-hak yang setara bagi perempuan.
Baca SelengkapnyaAirin menawarkan program Kartini Banten sebagai solusi untuk memberikan perlindungan anak dan perempuan serta jaminan pendidikan.
Baca SelengkapnyaSemarakkan Hari Kartini 2024 dengan membagian caption inspratif mengenai sosok pejuang emansipasi wanita ini.
Baca Selengkapnya