Dituding AS Lakukan Peretasan Sistem Komputer Beberapa Negara, China Meradang
Merdeka.com - Amerika Serikat menuding dua warga China telah meretas sistem komputer perusahaan dan lembaga pemerintahan beberapa negara. Negara tersebut menyebut ini sebagai program pengintaian siber yang didukung oleh negara.
Menurut AS, NASA dan badan Angkatan Laut negaranya menjadi target program tersebut. Selain itu, Departemen Kehakiman AS juga mengatakan China telah meretas sistem sebuah bank besar, perusahaan telekomunikasi, dan penyedia layanan kesehatan di 12 negara.
Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein mengatakan China telah berulangkali melanggar perjanjian internasional untuk menghentikan serangan dunia maya terhadap perusahaan-perusahaan AS dan infrastruktur komersial. Janji tersebut dibuat oleh Presiden Xi Jinping pada 2015 lalu.
-
Kenapa AS menuduh China dengan genosida? Laporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai 'rezim yang represif,' dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.
-
Bagaimana Taiwan merespon tuduhan China? Dalam pernyataannya kepada wartawan di parlemen, yang dikutip oleh Reuters pada Rabu (25/9), Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo menyatakan bahwa China merupakan peretas utama di dunia. 'China adalah negara yang pertama kali melancarkan serangan siber setiap hari, yang ditujukan kepada Taiwan dan negara-negara lain yang memiliki aspirasi demokrasi serupa. Mereka adalah pelaku utama,' ujarnya.
-
Apa tujuan serangan siber menurut China? Kementerian Keamanan Nasional China menuduh kelompok hacker yang diduga didukung oleh militer Taiwan, yaitu Anonymous 64, melakukan serangan siber dengan tujuan sabotase antipropaganda terhadap sejumlah target di China.
-
Siapa yang dituduh sebagai hacker oleh China? Kementerian Keamanan Nasional China menuduh kelompok hacker yang diduga didukung oleh militer Taiwan, yaitu Anonymous 64, melakukan serangan siber dengan tujuan sabotase antipropaganda terhadap sejumlah target di China.
-
Bagaimana China menghadapi pembatasan teknologi dari AS? China sebagai negara yang memiliki kapasitas komputasi terbesar kedua di dunia masih tetap mengembangkan teknologi di negaranya untuk meningkatkan ekonomi digital serta menangkal pembatasan teknologi dari Amerika.
-
Mengapa China menuduh Taiwan sebagai peretas utama? Taiwan, yang memiliki sistem pemerintahan demokratis, di klaim oleh China sebagai bagian dari wilayahnya, sering melaporkan bahwa mereka menjadi korban peretasan dan disinformasi dari China. Namun, jarang terjadi Beijing membalikkan situasi dengan melontarkan tuduhan kepada Taipei.
"Kejahatan siber yang terus dilakukan China kepada negara lain tidak bisa kami terima. Kami ingin negara tersebut menghentikan kegiatan ilegal itu dan menghormati komitmennya terhadap komunitas internasional," kata Rosenstein, dikutip dari AFP, Jumat (21/12).
"Tetapi dari bukti yang ada, China tidak pernah berniat untuk memenuhi janjinya," tambahnya.
Komentar serupa turut disampaikan oleh negara sekutu AS, Inggris. Melalui Menteri Luar Negerinya, Jeremy Hunt, Inggris menyebut bahwa China terus melakukan peretasan sistem komputer untuk kepentingan komersial dan ekonominya.
"Kegiatan-kegiatan ini harus dihentikan. Mereka menentang komitmen yang dibuat pada tahun 2015 lalu dan pada G20 untuk tidak melakukan atau mendukung pencurian properti intelektual dan rahasia perdagangan siber," ujarnya.
Namun demikian, pihak China membantah tuduhan itu. China mengeluarkan respon kemarahan atas tuduhan AS dan menyebut negara tersebut hanya 'mengarang' fakta yang ada.
"AS sedang mengarang fakta, menciptakan sesuatu dari ketiadaan, dan dengan tidak jujurnya merendahkan China dengan isu-isu keamanan dunia maya," bantah juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying.
(mdk/ias)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo mengatakan bahwa China adalah pelaku serangan siber di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaLaporan AS mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu serta menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring.
Baca SelengkapnyaTudingan ini cukup serius karena FBI menilai dua negara itu ingin mencuri data-data rahasia AS.
Baca SelengkapnyaPersaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.
Baca SelengkapnyaIni adalah rencana yang dipersiapkan AS kepada China.
Baca SelengkapnyaSanksi yang diberikan kepada perusahaan maupun individu asal Amerika Serikat (AS) susah sesuai dengan aturan.
Baca SelengkapnyaBeberapa negara Timur Tengah mulai menjadi pantauan AS terkait chipset AI.
Baca SelengkapnyaKonflik Laut China Selatan kembali memanas. Kapal China Coast Guard menembakkan meriam air dan memblokade kapal Filipina.
Baca SelengkapnyaBeredar tangkapan layar yang mengeklaim PM Singapura menyebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama
Baca SelengkapnyaPemerintah China memperingatkan warganya, terutama kaum muda, agar berhati-hati dengan lelaki tampan dan permepuan cantik.
Baca SelengkapnyaSebelumnya China telah melarang para pejabatnya menggunakan iPhone. Alasannya keamanan siber.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar negara-negara yang kerap diserang hacker.
Baca Selengkapnya