Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dokumen Rahasia Kebohongan Amerika di Afghanistan, Kalah Perang Tapi Mengaku Menang

Dokumen Rahasia Kebohongan Amerika di Afghanistan, Kalah Perang Tapi Mengaku Menang Tentara AS dikirim ke wilayah konflik. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Selama 18 tahun Amerika berperang di Afghanistan. Sebagai bagian dari proyek pemerintah untuk mencari tahu apa yang salah, sebuah lembaga federal mewawancarai lebih dari 400 orang yang terlibat langsung dengan perang ini. Dalam wawancara ini, para jenderal, duta besar, diplomat, dan individu menyampaikan kesaksiannya tentang kesalahan-kesalahan yang membuat perang Afghanistan justru berlangsung semakin lama.

Pernyataan-pernyataan utuh dan identitas mereka belum pernah dipublikasikan--hingga sekarang. Setelah bertarung secara hukum selama tiga tahun, harian the Washington Post merilis lebih dari 2.000 halaman wawancara bertajuk "Lessons Learned" atau "Pelajaran yang Dipetik" yang dilakukan oleh Kantor Inspektur Jenderal Khusus untuk Pembangunan Kembali Afghanistan. Dari wawancara-wawancara itu terungkap tidak ada kesepakatan soal apa yang menjadi tujuan perang sebenarnya, apalagi tentang bagaimana mengakhirinya.

Untuk mendukung hasil wawancara-wawancara itu, Washington Post juga memperoleh ratusan memo rahasia mantan Menteri Pertahanan Donald H Rumsfeld dari Arsip Keamanan Nasional, institut penelitian nirlaba. Memo-memo yang dikenal sebagai "kepingan salju" itu berisi instruksi atau komentar dari Rumsfeld kepada bawahannya soal perang Afghanistan.

Orang lain juga bertanya?

Hasil wawancara dan memo Rumsfeld itu mengungkap sebuah rahasia tentang sejarah konflik dan memberi wawasan baru tentang bagaimana tiga presiden AS selama dua dekade gagal memenuhi janji untuk mengakhiri perang.

Bertahun-tahun, pejabat AS gagal memberi tahu publik tentang apa yang sebenarnya terjadi di Afghanistan.

Kumpulan wawancara Lesson Learned isinya bertentangan dengan pernyataan dari presiden, jenderal, dan diplomat AS selama bertahun-tahun. Kumpulan wawancara itu memperlihatkan dengan jelas bagaimana pemerintah AS mengumumkan kabar yang mereka tahu adalah salah dan menyembunyikan bukti tentang perang yang tidak bisa dimenangkan.

Sejumlah wawancara menggambarkan dengan jelas upaya pemerintah AS untuk secara sengaja membohongi publik dan memperlihatkan budaya tidak mau menerima berita buruk dan kritikan.

Para pejabat AS mengakui misi mereka tidak punya strategi dan tujuannya yang jelas.

Membohongi Publik

Hasil wawancara dan memo Rumsfeld itu mengungkap sebuah rahasia tentang sejarah konflik dan memberi wawasan baru tentang bagaimana tiga presiden AS selama dua dekade gagal memenuhi janji untuk mengakhiri perang.

Bertahun-tahun, pejabat AS gagal memberi tahu publik tentang apa yang sebenarnya terjadi di Afghanistan.

Kumpulan wawancara Lesson Learned isinya bertentangan dengan pernyataan dari presiden, jenderal, dan diplomat AS selama bertahun-tahun. Kumpulan wawancara itu memperlihatkan dengan jelas bagaimana pemerintah AS mengumumkan kabar yang mereka tahu adalah salah dan menyembunyikan bukti tentang perang yang tidak bisa dimenangkan.

Sejumlah wawancara menggambarkan dengan jelas upaya pemerintah AS untuk secara sengaja membohongi publik dan memperlihatkan budaya tidak mau menerima berita buruk dan kritikan.

Para pejabat AS mengakui misi mereka tidak punya strategi dan tujuannya yang jelas.

Meraih Apa yang Tak Bisa Diraih

Awalnya, alasan menyerang Afghanistan cukup jelas: menghancurkan Al-Qaidah. Tapi ketika tujuan itu sebagian besar sudah tercapai, para pejabat mengatakan misi AS di Afghanistan mulai kabur dan mereka menjalankan strategi yang bertentangan dan tak bisa dicapai. Mereka yang terlibat dalam perang itu berupaya keras menjawab pertanyaan paling mendasar sekali pun: Siapa musuh kita? Siapa yang kita anggap sekutu? Dan bagaimana kita tahu kita sudah menang?

"Kalau ada tugas yang ternyata jauh dari bayangan kita sebelumnya, maka itu adalah Afghanistan," kata Richard Boucher, diplomat AS untuk Asia Selatan dari 2006-2009, berdasarkan sebuah transkrip wawancara pada 2015.

"Kita harusnya mengatakan cukup adalah cukup. Itulah sebabnya kita masih bercokol di sana selama 15 tahun. Kita berusaha meraih apa yang tak bisa diraih, bukannya meraih apa yang bisa diraih."

Merajalelanya Korupsi

Bertahun-tahun berperang, AS masih belum memahami Afghanistan.

Puluhan pejabat AS dan Afghanistan dalam wawancara itu mengatakan banyak kebijakan AS--dari mulai melatih pasukan Afghan untuk melawan perdagangan opium--sudah pasti gagal karena hanya berdasarkan asumsi dari negara yang tidak mereka pahami.

AS menghabiskan banyak uang untuk membentuk Afghanistan tapi dalam perjalannya justru membangkitkan korupsi.

Kucuran dana dari AS untuk Afghanistan melebihi kemampuan negara itu untuk menyerapnya. Akibatnya penyuapan, penggelapan, dan korupsi merajalela. Salah satu penasihat AS mengatakan di pangkalan udara tempat dia bertugas, banyak orang Afghan beraroma bahan bakar jet tempur karena mereka menyelundupkan barang itu untuk dijual ke pasar gelap.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pentagon Blak-Blakan Soal Keberadaan Alien, Rilis Pernyataan Terbaru, Begini Isinya
Pentagon Blak-Blakan Soal Keberadaan Alien, Rilis Pernyataan Terbaru, Begini Isinya

Laporan setebal 60 halaman itu menjelaskan secara rinci sejarah penelitian pemerintah

Baca Selengkapnya
AS Tak Pedulikan 500 Laporan Soal Israel Gunakan Senjata Buatan Amerika Untuk Bunuh Warga Palestina di Gaza
AS Tak Pedulikan 500 Laporan Soal Israel Gunakan Senjata Buatan Amerika Untuk Bunuh Warga Palestina di Gaza

500 laporan berasal dari berbagai sumber namun tak ada satu pun laporan yang ditindak.

Baca Selengkapnya
Mantan Intelijen: Pemerintah AS Sembunyikan Kapal UFO dan Mayat Alien
Mantan Intelijen: Pemerintah AS Sembunyikan Kapal UFO dan Mayat Alien

Mantan intelijen AS yang bersaksi di depan Kongres mengatakan pemerintah menutup-nutupi informasi soal UFO dan alien.

Baca Selengkapnya
Area 51 yang selama Ini Jadi Misteri Banyak Orang Akhirnya Terungkap, Berikut Rahasia yang Disembunyikan
Area 51 yang selama Ini Jadi Misteri Banyak Orang Akhirnya Terungkap, Berikut Rahasia yang Disembunyikan

Area 51 yang menjadi rahasia banyak orang, akhirnya mulai terungkap. Begini kisahnya.

Baca Selengkapnya
15 Anggota Militer AS Dihukum karena Bocorkan Informasi tentang Perang
15 Anggota Militer AS Dihukum karena Bocorkan Informasi tentang Perang

Dokumen intelijen rahasia dibocorkan secara daring.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks FIFA Resmi Bubarkan AFF Usai Terima Laporan dari Negara Anggota
CEK FAKTA: Hoaks FIFA Resmi Bubarkan AFF Usai Terima Laporan dari Negara Anggota

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Beredar Video Hercules Gagal Mendarat Darurat hingga Meledak
CEK FAKTA: Beredar Video Hercules Gagal Mendarat Darurat hingga Meledak

"Mau pendaratan darurat tapi sayang malah jatuh innalillahi"

Baca Selengkapnya
Begini Jawaban Jenderal AS Saat Ditanya Soal UFO
Begini Jawaban Jenderal AS Saat Ditanya Soal UFO

Panglima tentara Amerika Serikat Jenderal Mark A. Milley dalam wawancara dengan the Washington Times pekan lalu menjawab sejumlah pertanyaan tentang UFO.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Video Terbongkarnya Rapat Rahasia Antara Jokowi, Megawati dan SBY
CEK FAKTA: Hoaks Video Terbongkarnya Rapat Rahasia Antara Jokowi, Megawati dan SBY

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya,

Baca Selengkapnya
Bom Nuklir AS yang Hilang Pada Perang Dunia I Ternyata Masih Bisa Meledak
Bom Nuklir AS yang Hilang Pada Perang Dunia I Ternyata Masih Bisa Meledak

Berikut kisah tentang bom nuklir yang hilang pada perang Dunia I.

Baca Selengkapnya
Pejabat CIA Ketahuan Unggah Konten Pro Palestina Tapi Tak Lama Dihapus, Begini Isinya
Pejabat CIA Ketahuan Unggah Konten Pro Palestina Tapi Tak Lama Dihapus, Begini Isinya

Konten pro Palestina tersebut diunggah di akun Facebook pejabat bersangkutan.

Baca Selengkapnya