Filipina minta bantuan AS buat lawan militan di Marawi

Merdeka.com - Konflik bersenjata di Kota Marawi, Provinsi Lanao Del Sur, Mindanao, Filipina masih berlangsung. Hingga hari ke-15 Ramadan, kontak senjata terus dilakukan antara militan Maute dan Abu Sayyaf melawan pasukan pemerintah.

Ternyata, perlawanan kelompok militan pro Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu cukup kuat dan membikin militer Filipina kerepotan. Sebab, mereka dibantu beberapa petempur dari Timur Tengah hingga Indonesia. Maka dari itu mereka meminta bantuan kepada Amerika Serikat supaya menerjunkan pasukan khususnya buat melawan kelompok bersenjata itu.

"Atas permintaan pemerintah Filipina, pasukan khusus AS akan memberi bantuan kepada Angkatan Darat Filipina dalam operasi militer di Marawi melawan Maute dan Abu Sayyaf," kata juru bicara Kedutaan Besar AS di Filipina, seperti dilansir dari laman Asian Correspondent, Sabtu (10/6).

Meski demikian, pemerintah Filipina belum memberikan jawaban soal itu. Konflik di Marawi sudah memasuki pekan ketiga. Aktivitas pasukan khusus AS juga belum terlihat. Hanya sebuah pesawat pengintai P3 Orion berputar-putar di langit kota kemarin.

Pemerintah Filipina dan AS sudah bersekutu sejak puluhan tahun. AS sempat mendirikan pangkalan militer di sana, dan sebagai gantinya Filipina mendapat perlindungan dari aksi agresif China. Namun, Presiden Rodrigo Duterte menyatakan keberadaan AS justru mempersulit mereka dalam situasi saat ini. Apalagi dia menuding AS memperlakukan Filipina seperti pembantu.

AS pernah mengirim 1200 pasukannya ke Mindanao sejak 15 tahun lalu buat latihan bersama dalam perang gerilya melawan kelompok Abu Sayyaf. Namun, program itu terhenti pada 2015. Hanya sedikit dari pasukan AS yang tersisa dan tinggal di sana buat mengurus logistik dan bantuan teknis.