FOTO: Denyut Mal Terbengkalai di Singapura Hidup Kembali Berkat Seniman Grafiti
Karya seni grafiti yang merupakan sesuatu terlarang di Singapura, justru berhasil menghidupkan kembali mal terbengkalai.
Karya seni grafiti yang merupakan sesuatu terlarang di Singapura, justru berhasil menghidupkan kembali mal terbengkalai.
FOTO: Denyut Mal Terbengkalai di Singapura Hidup Kembali Berkat Seniman Grafiti
Pengunjung berjalan di dekat anak tangga penuh warna di Peace Centre, sebuah mal terbengkalai yang berubah menjadi kawasan seni tak terduga, di Singapura, pada 19 Januari 2024. Grafiti merupakan hal yang terlarang di Singapura. Para pelakunya terancam mendapatkan hukuman atau denda berat jika tertangkap. Foto: Roslan Rahman/AFP
Namun siapa sangka jika karya seni tersebut kini justru menghidupak kembali mal yang mati dan terbengkalai di negara tersebut. Foto: Roslan Rahman/AFP
Salah satu mal terbengkalai yang hidup kembali berkat karya karya seniman grafiti adalah Peace Centre di kawasan Sophia Road, Singapura. Foto: Roslan Rahman/AFP
Para seniman, yang terbelenggu aturan, menyalurkan kreativitasnya dengan mengambil alih mal yang ditinggalkan itu dan menyulapnya menjadi galeri seni grafiti. Foto: Roslan Rahman/AFP
Para seniman berhasil menghidupkan mal tersebut dengan berbagai kegiatan seni, seperti lokakarya dan pameran. Foto: Roslan Rahman/AFP
Hidupnya kembali mal yang terbengkalai berkat sentuhan lukisan grafiti ini mengundang kembali para pengunjung, utamanya kaum muda. Foto: Roslan Rahman/AFP
Suasana Peace Centre, sebuah mal terbengkalai yang berubah menjadi kawasan seni tak terduga, di Singapura, 19 Januari 2024. Foto: Roslan Rahman/AFP
Suasana Peace Centre, sebuah mal terbengkalai yang berubah menjadi kawasan seni tak terduga, di Singapura, 19 Januari 2024. Foto: Roslan Rahman/AFP
Pengunjung mendatangi salah satu toko pakaian di Peace Centre, sebuah mal terbengkalai yang berubah menjadi kawasan seni tak terduga, di Singapura, 19 Januari 2024. Foto: Roslan Rahman/AFP