FOTO: Terekam Kamera, Inilah Aksi Penembakan Brutal di Amerika Serikat yang Tewaskan 18 Orang
Pihak berwenang sampai saat ini masih memburu pelaku penembakan brutal itu.
Pihak berwenang sampai saat ini masih memburu pelaku penembakan brutal itu.
FOTO: Terekam Kamera, Inilah Aksi Penembakan Brutal di Amerika Serikat yang Tewaskan 18 Orang
Insiden penembakan brutal terjadi di Kota Lewiston, Negara Bagian Maine, Amerika Serikat, pada 25 Oktober 2023. Sebanyak 18 orang meninggal dunia dan 13 lainnya terluka dalam peristiwa tragis tersebut.
Aksi penembakan brutal ini terkeam kamera pengawasa atau CCTV di lokasi kejadian.
Gambar dari rekaman CCTV itu kemudian dibagikan oleh kepolisian
Androscoggin County.
Rekaman CCTV itu memperlihatkan pelaku yang mengenakan baju cokelat dan celana jins biru itu membawa sebuah senapan serbu model AR-15 dengan teleskop terpasang di atasnya.
Pihak kepolisian menyebarkan gambar-gambar tersebut sebagai upaya mempermudah pencarian pelaku penembakan brutal itu.
Pasalnya, sampai saat ini pelaku masih buron.
Pelaku penembakan brutal itu diidentifikasi sebagai Robert R. Card berusia 40 tahun.
Pelaku Penembakan Brutal adalah Tentara
Pihak berwenang sampai saat ini masih memburu Robert Card, pelaku penembakan massal di Lewiston, Maine.
Card diketahui sebagai seorang tentara. Dia terdaftar di Cadangan Angkatan Darat AS dan memiliki ID militer aktif yang membuatnya bisa mengakses pangkalan militer mana pun, menurut buletin penegakan hukum Maine dikutip CBS News.
Seorang juru bicara Angkatan Darat AS mengatakan kepada CBS News pada hari Kamis bahwa Card terdaftar di cadangan pada bulan Desember 2002 dan menjabat sebagai spesialis pasokan minyak bumi.
"Dia tidak memiliki penempatan tempur," kata juru bicara itu.
Card telah menerima sejumlah penghargaan atas pengabdiannya, termasuk Medali Prestasi Angkatan Darat, Medali Prestasi Komponen Cadangan Angkatan Darat, Medali Layanan Kemanusiaan, Medali Layanan Pertahanan Nasional, dan Pita Layanan Angkatan Darat.
RIwayat Kesehatan Mental
Card baru-baru ini melaporkan mengalami masalah kesehatan mental, termasuk mendengar suara-suara, dan mengancam akan menembak pangkalan militer di Saco, menurut buletin penegakan hukum sebagaimana dikutip CBS News.
Dia juga dilaporkan telah dimasukkan ke fasilitas kesehatan mental selama dua minggu selama musim panas lalu, menurut buletin itu.