![Ilmuwan Fisika Asal China Ini Catat Sejarah Dapat Penghargaan dari AS saat Hubungan Diplomatik Memanas](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/10/26/1698334079216-hu01g.jpeg)
![Ilmuwan Fisika Asal China Ini Catat Sejarah Dapat Penghargaan dari AS saat Hubungan Diplomatik Memanas](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/10/26/1698334079216-hu01g.jpeg)
Ilmuwan ini berhasil menjadi orang China pertama yang menerima Penghargaan Fisika Materi Terkondensasi Oliver E. Buckley, sebuah penghargaan dari Amerika Serikat, sejak penghargaan ini dimulai 70 tahun yang lalu.
Penghargaan ini merupakan penghargaan fisika paling prestisius di Amerika Serikat, sehingga memenangkannya merupakan sebuah prestasi yang sangat signifikan dalam dunia fisika.
Tidak sendirian, dia menerima penghargaan ini bersamaan dengan Ashvin Vishwanath dari Universitas Harvard.
Laporan dari South China Morning Post, Jumat (26/10), menyatakan bahwa keduanya diakui atas “studi eksperimental dan teoritis yang luar biasa tentang sifat elektronik kolektif dari bahan yang mencerminkan aspek topologi struktur pita mereka”.
Xue memang telah lama berfokus pada penelitian insulator topologis, sebuah kelas bahan yang ada dalam keadaan materi kuantum yang baru ditemukan. Insulator ini sangat menjanjikan untuk pengembangan elektronik di masa depan yang sangat rendah energi.
Bersama timnya di Universitas Tsinghua, Xue telah berhasil mensintesis insulator topologis yang memiliki kemampuan menghantarkan listrik di permukaannya tanpa kehilangan panas sementara bagian dalamnya mengisolasi.
Keberhasilan menjadikannya kandidat ideal untuk teknologi elektronik efisien.
Sebelum penghargaan ini, Xue juga telah memiliki banyak penghargaan untuk karya-karyanya.
Dia adalah salah satu peneliti insulator topologis terkemuka di dunia, dan pernah memenangkan Future Science Prize untuk Fisika pada 2016 dan Fritz London Memorial Prize pada 2020. Xue memiliki misi untuk dapat terus memajukan teknologi China.
Fisikawan China, Xue Qikun dari Universitas Tsinghua
Sering kali, negara ini bahkan dianggap sebagai ancaman bagi negara-negara lainnya, saking pesatnya kemajuan teknologi dari China.
Akhir-akhir ini, Washington telah meningkatkan jumlah sanksi terhadap perusahaan-perusahaan teknologi tinggi dan lembaga penelitian China.
Mereka bahkan membatasi ekspor chip ke perusahaan-perusahaan China untuk membatasi akses mereka terhadap teknologi mumpuni milik Amerika Serikat.
Namun, telah muncul pula sebagian peneliti Amerika Serikat yang ingin memperkuat kerja sama dengan China.
Arkeolog menemukan kerangka ini di Hualongdong, China.
Baca SelengkapnyaChina benar-benar punya keinginan yang mungkin tak bisa dibendung soal Bulan. Berikut sederet faktanya.
Baca SelengkapnyaGiok sangat lekat dengan kebudayaan China dan telah berlangsung sejak tahun 6.000 SM.
Baca SelengkapnyaZhang Xinyang, 28 tahun, adalah pemuda berprestasi asal China yang mencapai prestasi luar biasa dengan masuk universitas pada usia 10 tahun.
Baca SelengkapnyaChina punya strategi untuk melepas genggaman sanksi AS.
Baca SelengkapnyaBerikut wujud stasiun luar angkasa China pertama kali dijepret.
Baca SelengkapnyaPersaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.
Baca SelengkapnyaSebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
Baca SelengkapnyaBaru kali ini ilmuwan menemukan hal-hal yang tidak biasa saat mereka mengamati Bulan.
Baca Selengkapnya