China Bangun Tembok Besar Tenaga Surya untuk Sumber Listrik Baru Beijing
Proyek ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2030.
Gurun Kubuqi di China barat laut mungkin tidak terbayang akan berfungsi sebagai pusat aktivitas besar, namun proyek ambisius yang sedang berjalan di sana mulai mengubah lanskapnya. Melalui pembangunan “Tembok Besar Tenaga Surya,” gurun ini diubah menjadi kawasan energi bersih yang menjanjikan.
Proyek ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2030, meliputi ladang surya selebar 5 kilometer (3 mil) yang membentang sepanjang 400 kilometer (250 mil) di atas pasir. Meski panjangnya jauh lebih pendek dibandingkan Tembok Besar China yang mencapai 21.196 kilometer (13.171 mil), keunggulan proyek ini terletak pada kapasitas energinya yang luar biasa.
-
Dimana Tembok Besar China berada? Ketika tembok wilayah Ming dibangun antara tahun 1368 dan 1644, dengan ciri khas tembok bata tinggi dan bentengnya, para pekerja sering menggunakan tanah yang dipadatkan – tanah, kerikil, dan bahan alami lainnya – sebagai bahan bangunan.
-
Mengapa Tembok Besar China kuat? 'Biocrusts' ini sebenarnya membantu menjaga Tembok Besar tetap utuh. Ketika tembok wilayah Ming dibangun antara tahun 1368 dan 1644, dengan ciri khas tembok bata tinggi dan bentengnya, para pekerja sering menggunakan tanah yang dipadatkan – tanah, kerikil, dan bahan alami lainnya – sebagai bahan bangunan. Di beberapa tempat, hal ini telah menumbuhkan bagian dinding yang 'hidup', memungkinkan pertumbuhan cyanobacteria, lumut, dan lumut kerak yang menurut para peneliti memberikan stabilitas pada dinding sebagai biocrust.
-
Bagaimana Tiangong memperoleh energi? Sistem kelistrikan Tiangong ditenagai oleh dua susunan panel surya yang dapat dikemudikan yang terletak di setiap modulnya. Susunan panel surya tersebut menggunakan sel fotovoltaik galium arsenida untuk mengubah sinar matahari menjadi listrik.
-
Bagaimana cara China buat hutan buatan di gurun? Praktik penanaman ini telah menciptakan 'sabuk hijau' yang membentang sejauh 3.000 kilometer di sekitar gurun di wilayah Xinjiang Barat Laut.
-
Dimana Tembok Besar China terlihat? Akan tetapi, Tembok Besar Tiongkok hanya bisa dilihat di tempat-tempat tertentu di luar angkasa dan ada banyak kondisi spesifik yang harus dipenuhi supaya objek buatan manusia terpanjang ini dapat terlihat, seperti dikutip dari Scientific American, BBC Sky at Night, dan WorldAtlas, Rabu (27/3).
-
Bagaimana Tembok Besar China bisa terlihat? Salah satu alasan mengapa hal tersebut sulit dilakukan adalah warna dari tembok ini tidak terlalu kontras dengan lingkungan yang ada di sekitarnya.
Setelah selesai, ladang surya ini diproyeksikan memiliki kapasitas pembangkit listrik hingga 100 gigawatt. Saat ini, 5,42 gigawatt sudah terpasang, menurut laporan China Daily.
Jutaan panel surya di gurun ini juga akan memanfaatkan sekitar 3.100 jam sinar matahari tahunan, menghasilkan energi bersih yang cukup besar untuk menggerakkan ibu kota, Beijing.
Melansir dari IFLScience, Kamis (2/1), pada tahun 2023, konsumsi listrik Beijing tercatat 135,8 miliar kilowatt jam (kWh). Proyek ini diharapkan bisa menghasilkan 180 miliar kWh listrik per tahun pada 2030.
Angka tersebut dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik Beijing dan wilayah sekitarnya, melebihi kapasitas pembangkit listrik tenaga surya terbesar di dunia saat ini, yang menghasilkan 6,09 miliar kWh per tahun.
Selain kapasitas energinya, proyek ini juga berkontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi karbon. Di wilayah Dalad Banner, tempat sebagian proyek ini dibangun, ladang surya ini diperkirakan mampu mengurangi emisi karbon hingga 31,3 juta ton per tahun.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya China untuk mengurangi jejak karbonnya, mengingat negara ini menghasilkan 10,8 miliar ton karbon dioksida pada tahun 2021.
Tidak hanya itu, diharapkan juga bahwa ladang surya tersebut akan berkontribusi pada penghijauan berkelanjutan dan pencegahan penggurunan lebih lanjut di Gurun Kubuqi, dengan tujuan pengelolaan proyek untuk mengolah hampir 27 juta hektar (67 juta hektar) gurun.
Hal itu bisa terjadi karena panel surya “memperbaiki” pasir, bertindak sebagai penahan angin yang dapat menyebabkan bukit pasir bergerak, dan menyediakan naungan bagi tanaman untuk tumbuh.
Gagasan ini telah terbukti di sebagian Gurun Kubuqi. Setelah hampir 40 tahun usaha penghijauan, sepertiga dari gurun ini, termasuk area seluas 10,7 kilometer persegi di sekitar Stasiun Tenaga Surya Junma, kini sudah kembali menjadi hijau.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia