Ilmuwan Akhirnya Ungkap Mengapa Tembok Besar China Masih Berdiri Kokoh Selama Ribuan Tahun
Tembok Besar china dibangun pada abad ke-7 SM dan berlangsung hingga abad ke-17 M.

Tembok Besar China merupakan situs bersejarah yang tiada bandingannya.

Ilmuwan Akhirnya Ungkap Mengapa Tembok Besar China Masih Berdiri Kokoh Selama Ribuan Tahun
Menjulang sepanjang ratusan kilometer melintasi pegunungan dan dataran, Tembok Besar China merupakan situs bersejarah yang tiada bandingannya.
Proyek pembangunan yang melibatkan jaringan tembok, benteng, dan struktur pertahanan lainnya ini dimulai pada abad ke-7 SM dan berlangsung hingga abad ke-17 M.
Monumen ini telah bertahan melewati berbagai zaman, sebagian besar karena adanya "kulit hidup" yang baru-baru ini ditemukan oleh para ilmuwan.

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 8 Desember di jurnal Science Advances mengungkapkan, peneliti sedang mencari cara terbaik untuk melindungi Tembok Besar China dari angin dan erosi. Mereka mencatat struktur tersebut "sebagian besar dihuni oleh biocrust."

Peneliti tertarik untuk menentukan apakah pertumbuhan biocrust di Tembok Besar China memberikan dampak positif atau justru merusak struktur tersebut.
Mereka melakukan survei di sekitar 600 kilometer tembok dan benteng yang telah dibangun sekitar 500 tahun lalu untuk mengevaluasi kerak biologis, tingkat kelestarian, dan faktor-faktor lainnya, sebagaimana diungkapkan dalam hasil studi tersebut.

Gambar-gambar menunjukkan beberapa lokasi survei serta dua jenis biocrust yang menjadi fokus penelitian para ilmuwan. Hasil penelitian menyatakan biocrust memainkan peran krusial dalam mengurangi tingkat erosi di Tembok Besar jika dibandingkan dengan tembok yang tidak memiliki lapisan biocrust.
Biocrust membantu melindungi struktur dengan cara mengurangi kecepatan angin, menyerap tetesan air hujan, mencegah bahan berbahaya masuk, menstabilkan tanah di dalam dan berfungsi sebagai penyangga suhu, demikian disampaikan dalam hasil studi tersebut. Secara keseluruhan, dampaknya adalah peningkatan stabilitas dan pengurangan risiko erosi.

Alih-alih menghapus vegetasi biocrust dari struktur bersejarah tersebut, para peneliti menyarankan untuk membiarkannya tumbuh secara alami dan sengaja menyebarkan tanaman itu ke area yang gundul.