46 Tahun Tanam Pohon di Gurun, China Berhasil Bikin Tembok Hutan Buatan Sepanjang 3.000 Kilometer
Proyek itu bertujuan memperlambat perluasan gurun dan mengurangi badai pasir.
China membuat terobosan baru dengan menyulap Gurun Taklamakan menjadi padang hijau pepohonan yang bertujuan untuk memperlambat perluasan gurun dan mengurangi badai pasir yang merusak.
Proyek hutan buatan ini dikenal sebagai Program Three-North Shelterbelt atau Inisiatif Tembok Hijau Besar. Proyek ini merupakan bagian dari upaya negara tersebut untuk memerangi proses penggurunan dan melindungi wilayah kering yang rentan.
-
Dimana Tembok Besar China berada? Ketika tembok wilayah Ming dibangun antara tahun 1368 dan 1644, dengan ciri khas tembok bata tinggi dan bentengnya, para pekerja sering menggunakan tanah yang dipadatkan – tanah, kerikil, dan bahan alami lainnya – sebagai bahan bangunan.
-
Apa yang ditemukan di hutan purba China? Di dalamnya terdapat sejumlah pohon dan tumbuhan kuno yang mungkin termasuk beberapa spesies yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
-
Bagaimana Kementerian LHK memperkuat hutan karbon? Langkah ini juga upaya menurunkan gas rumah kaca hingga 30 persen sesuai dengan progam Aspirasi Keberlanjutan Astra 2030.
-
Siapa yang membangun jalan dan rumah di hutan Guatemala? Pada 2018, peneliti menggunakan teknologi laser untuk memetakan Peten, Guatemala, di mana bangsa Maya pernah tinggal. Ditemukan 61.480 ruas jalan yang telah lama hilang, pondasi rumah, benteng militer, dan jalan lintas yang ditinggikan.
-
Bagaimana 'piramida' di Guizhou terbentuk? Erosi vertikal oleh air telah menyebabkan massa batuan asli yang luas tersegmentasi menjadi unit-unit independen. Ketika proses erosi ini berlanjut, batuan di bagian atas mengalami pelarutan yang signifikan, sedangkan batuan di bagian bawah relatif tidak terlalu terpengaruh, sehingga menghasilkan puncak yang tajam di bagian dasar yang lebih luas'.
-
Apa yang ditemukan di China? Peneliti di China menemukan pecahan fosil dinosaurus yang tidak dikenal, yang kemudian diketahui merupakan spesies baru.
Proyek penghijauan ini dimulai pertama kali pada tahun 1978, sejak saat itu para pekerja telah menanam lebih dari 30 juta hektar pohon. Praktik penanaman ini telah menciptakan “sabuk hijau” yang membentang sejauh 3.000 kilometer di sekitar gurun di wilayah Xinjiang Barat Laut.
Inisiatif penanaman pohon ini telah meningkatkan cakupan hutan di China secara signifikan. Proyek ini telah menutupi lebih dari 25% lahan di negara itu pada tahun 1949. Sementara itu, tutupan lahan telah tumbuh dari 1 persen menjadi 5 persen selama empat dekade terakhir.
Tantangan melawan penggurunan
Meski proyek tembok hijau ini telah mendapat banyak pujian atas meningkatnya jumlah tutupan lahan. Para kritikus menyebutkan bahwa banyak dari pohon yang ditanam mati dan gagal bertahan hidup.
Menanggapi hal tersebut, Zhu Lidong, pejabat kehutanan dari Xinjiang tetap mengupayakan proyek tersebut agar tetap berjalan. Ia mengusulkan untuk memulihkan hutan poplar tersebut dengan mengalihkan banjir.
Selain itu, para pejabat juga merencanakan jaringan hutan baru untuk melindungi lahan pertanian dan kebun buah di sepanjang tepi barat gurun untuk memperkuat pertahanan wilayah tersebut terhadap penggurunan.
Data resmi dari Biro China menunjukan 26,8% lahan di China masih tergolong gurun. Upaya ini merupakan penurunan kecil dari 27,2% yang tercatat satu dekade lalu.
Upaya China di Gurun Taklamakan memberikan gambaran sekilas tentang tantangan dan kemungkinan pemulihan lingkungan dalam skala besar. Lebih lanjut para ahli mengungkapkan penanaman pohon saja masih tidak cukup untuk memerangi penggurunan. Perlu adanya peningkatan pengelolaan lahan dan pemanfaatan teknik inovatif.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti