Ternyata Pemerintah Impor BBM untuk Jaga Stok saat Libur Natal dan Tahun Baru
Kecukupan stok BBM terjaga berkat langkah antisipatif yang telah pemerintah lakukan.
Penyaluran BBM selama periode Posko Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 pada 19 Desember 2024 hingga 7 Januari 2025 terbilang aman, meskipun terjadi peningkatan konsumsi. Kondisi terkendali ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah dalam melakukan impor BBM, di tengah hasil produksi dalam negeri yang tidak mencukupi.
Hal tersebut turut dikonfirmasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia yang mengamini bahwa suplai BBM di masa Nataru kemarin aman.
"Saya juga ikut memantau bersama-sama dengan tim Satgas sampai ke Kalimantan, ke Maluku, kemudian ke Jawa, kemudian saya juga ikut ke Sumatra, khususnya di Padang, saya ngecek langsung. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik," ungkapnya dalam acara penutupan Posko Nataru Sektor ESDM di Kantor BPH Migas, Jakarta, Selasa (7/1).
Menurut Bahlil, kecukupan stok BBM terjaga berkat langkah antisipatif yang telah pemerintah lakukan. Terutama ketika hasil produksi minyak dari kilang di dalam negeri mengalami kendala beberapa waktu lalu.
"Kita tahu bahwa di bulan Agustus, September itu kan begitu masuk November itu kan ada Pilkada. Dan waktu itu produksi minyak kita, itu sebagian kilang kita yang ada di Kalimantan Timur itu trouble dan produksinya tidak maksimal," bebernya.
Merespons hal itu, pemerintah melalui Kementerian ESDM memutuskan untuk melakukan impor BBM. Demi menjaga kecukupan stok di dalam negeri jelang periode Nataru 2024/2025.
Impor untuk Antisipasi
"Akhirnya waktu itu kita antisipasi untuk kita melakukan impor cepat. Impor cepat supaya untuk menjaga ketahanan cadangan nasional kita. Dan kita jaga terus di sekitar 18 sampai 21 hari," kata Bahlil.
"Sekarang masih seperti itu. Ini luar biasa sekali. Bayangkan hari itu kalau kita tidak memikirkan kecepatan dalam mengantisipasi. Saya nggak tahu apa yang terjadi," dia menambahkan.
Tak hanya soal BBM, Bahlil juga berterima kasih kepada PT Pertamina Patra Niaga yang berhasil menjaga kecukupan stok LPG 3 kg. Padahal, sempat timbul kekhawatiran bahwa pasokan tabung gas melon tidak mencukupi selama periode Nataru kemarin.
"Karena awalnya itu kita kekurangan volume. Jadi kita segera menyiapkan dan apa yang dikhawatirkan oleh rakyat bahwa akan terjadi kelangkaan LPG pada saat Nataru. Alhamdulillah semuanya bisa tercover dengan baik," tutur Bahlil.