Hubungan Dua Korea Mencair Tapi Siswa Korsel Belum Mengenal Siapa Kim Jong-un
Merdeka.com - Setahun mencairnya hubungan Korea Utara dan Korea Selatan, membawa angin perubahan yang mendekatkan kedua negara. Namun di sekolah-sekolah di Korea Selatan, kondisinya boleh jadi masih belum berubah.
"Saya benar-benar tidak tahu apa-apa," kata siswa 17 tahun bernama Roh Ha-na. "Cuma dua kali setahun sekolah mengajarkan tentang unifikasi dan keamanan nasional dan kehidupan di Korea Utara, tapi itu semua ibarat masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri," kata dia, seperti dilansir laman Reuters, Kamis (22/11).
Tahun ini isu penyatuan dua Korea terhambat oleh kurangnya pengetahuan warga Korsel tentang tetangga mereka di Utara. Pemerintah Korsel kini berusaha mengubah kondisi itu dengan menggiatkan pelajaran tentang Korut dan unifikasi.
-
Apa fakta trending tentang Korea Utara? Terbaru, di tahun 2024 ini, Korea Utara jadi sorotan usai mengirim ribuan balon berisi sampah ke Korea Selatan.
-
Mengapa Korea Selatan lebih maju dari Indonesia? Menyadur Liputan6.com, Profesor Seong-Kon Kim, yang pernah menjadi dekan di Seoul National University memberikan penjelasan tentang kunci sukses ekonomi Korsel.
-
Siapa yang kuliah di Korea Selatan? Ariyo Wahab sangat bangga putrinya, Kyra Wahab, akhirnya bisa diterima di sebuah universitas di Korea Selatan.
-
Bagaimana Korea Selatan menjadi negara maju? Usai perang saudara yang panjang, Pemimpin Korea Selatan memutuskan untuk lebih meningkatkan perekonomian melalui industrialisasi.
-
Apa yang turun di Korea? Hasilnya hampir seluruh negara mengalami tren kenaikan, kecuali Thailand.Merujuk data KTO yang dilansir The Korea Times, periode Januari-April 2024, hanya 119.000 wisatawan Thailand yang menghabiskan waktu di Korea.
-
Apa yang dimaksud dengan umur Korea? Korea Selatan juga punya penghitungan Umur Korea, di mana seseorang berusia satu tahun saat lahir dan menjadi satu tahun lebih tua saat Hari Tahun Baru, terlepas dari tanggal lahirnya.
Kepala Institut Korea Selatan untuk Pendidikan Unifikasi, Baek Jun-kee, mengatakan metode pengajaran di sekolah selama ini gagal membuat siswa Korsel merasakan pentingnya memahami Korut, penduduknya, dan pemimpin mereka, Kim Jong-un.
"Jika kita tidak menangani isu ini dengan cara yang masuk akal atau menunjukkan dampaknya kepada kehidupan siswa di sekolah menengah atau atas, maka akan sulit untuk menarik perhatian mereka," kata Baek kepada Reuters.
"Setiap pemerintah daerah sudah merencanakan program pertukaran pelajar dua Korea, tapi mereka tidak punya sosok ahli, wawasan, dan jaringan untuk melakukannya," kata Hong Min, peneliti di Institut Korea untuk Unifikasi Nasional.
"Ketika para konglomerat Korsel pergi ke pertemuan tingkat tinggi di Pyongyang September lalu, sebagian besar dari mereka tidak punya sosok ahli Korut untuk memberi gambaran singkat."
Setelah berpisah selama 70 tahun dan secara teknis masih dalam kondisi perang setelah Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, banyak warga Korsel yang memandang ide unifikasi adalah mimpi.
Sejumlah survei memperlihatkan generasi muda Korsel banyak tidak peduli dan apatis dengan tetangga mereka di Utara. Mereka juga memandang orang Korut sebagai biang masalah selain urusan pekerjaan dan sekolah.
Dalam wawancara dengan 17 siswa sekolah menengah atas, terungkap mereka tidak pernah mendengar soal kebijakan pembangunan bersama bagi Korut dalam satu dekade terakhir. Sebagian besar dari mereka tidak tahu soal pertumbuhan sektor swasta yang kini banyak menopang perekonomian Korut.
"Saya tidak pernah mendengar soal Korut di sekolah selain soal sejarah Perang Korea," kata Moon So0in, 17 tahun, siswa di SMA Sunil Girls.
"Teman-teman saya juga kelihatannya kurang tertarik karena selama ini kami sudah terbiasa sebagai negara yang berpisah."
Kondisi ini berkebalikan dengan di Korea Utara. Siswa Korut lebih banyak membahas Korsel di sekolah. Selain menjadi isu propaganda, para pembelot Korut mengatakan mereka diajarkan soal Korsel sedetil mungkin.
"Saya diajarkan soal geografi Korsel dan soal tambang serta ladang apa yang dihasilkan dari setiap wilayah dan bagaimana sejarah di kawasan Korsel itu," kata Park Na-ri, pembelot Korut yang kini mengajar di Seoul.
"Saya terkejut ketika tahu orang Korsel tidak tahu apa-apa tentang Korut," kata dia.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini disampaikan Kim Jong-un dalam pidatonya di hadapan majelis rakyat tertinggi.
Baca SelengkapnyaUntuk bisa masuk ke Korea Selatan, WNI diwajibkan untuk mengajukan visa melalui Korea Visa Application Center (KVAC).
Baca SelengkapnyaKorea Selatan memiliki cara unik dalam menentukan usia penduduknya. Seperti apa?
Baca SelengkapnyaPertukaran pelajar ini sudah terjalin sejak 1997, dan terus melakukan pertukaran generasi muda untuk saling belajar maupun bertukar pengalaman secara aktif.
Baca SelengkapnyaDari sisi pariwisata, sebanyak 347.185 orang dari Korea Selatan berkunjung ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaKetegangan meningkat setelah Korea Utara minggu lalu menuduh Seoul mengirim pesawat nirawak ke Pyongyang dan menyebarkan selebaran anti-Korea Utara.
Baca SelengkapnyaTerungkap kondisi jalanan hingga area perkotaan di Korea Utara.
Baca SelengkapnyaKedatangan utusan Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut untuk memperkuat hubungan bilateral.
Baca SelengkapnyaMomen hangat atlet Korea Selatan dan Korea Utara di atas podium Olimpiade Paris 2024 ini ramai menjadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaWali Kota Seoul, Oh Se-Hoon menuturkan pengukuhan itu sekaligus untuk mempererat kerja sama bilateral dua negara
Baca SelengkapnyaPertemuan Kim-Putin terjadi pada saat kedua negara menghadapi isolasi internasional.
Baca SelengkapnyaPemimpin Korea Utara ini berkunjung ke Disneyland yang ada di Tokyo, Jepang.
Baca Selengkapnya