Ilmuwan Takjub, Dua Hewan Ini Bisa Menyatu Jadi Satu Makhluk
Tim menemukan fakta mengejutkan ini ketika memelihara populasi hewab ini dalam sebuah tangki air.
Sekelompok ilmuwan yang meneliti ubur-ubur sisi, Mnemiopsis leidyi, menemukan hal mengejutkan. Seekor makhluk ini bisa menyatu dengan ubur-ubur lainnya menjadi satu individu dan berbagi beberapa fungsi bagian tubuh.
Tim menemukan fakta mengejutkan ini ketika memelihara populasi ubur-ubur sisir di dalam tangki air laut sebagai bagian dari proyek penelitian. Mereka melihat seekor individu yang sangat besar dengan bentuk tubuh yang aneh karena dua ekor ubur-ubur menyatu.
-
Hewan laut apa yang ditemukan di Jepang? Di lepas pantai Jepang tengah, sebuah kapal nelayan melempar jala ke laut. Ketika jala diangkat, terjaring seekor makhluk laut kecil, berwarna merah, dengan tubuh bergelombang.Hewan ini disebut Paragonaster hoeimaruae dan dinyatakan sebagai spesies baru, ditemukan di Semenanjung Izu, dikutip dari Miami Herald, Rabu (11/9).Ini adalah sejenis bintang laut.
-
Bagaimana ubur-ubur bisa berevolusi? Kemudian, ahli zoologi dan naturalis Jerman Ernst Haeckel, dalam bukunya menjelaskan tentang evolusi yang terjadi pada banyak organisme. Termasuk ubur-ubur, yang berevolusi dari bentuk hewan primitif, secara bertahap menjadi bentuk yang saat ini Anda lihat.
-
Apa yang unik dari ubur-ubur? Ubur-ubur adalah organisme tak lengkap yang unik dan menarik. Hewan-hewan bawah laut adalah makhluk yang mengagumkan dengan beragam keunikan yang memukau.
-
Bagaimana ilmuwan mempelajari laba-laba laut? Untuk memahami lebih lanjut tentang lingkungan ini, para peneliti menggunakan jaring untuk mengeksplorasi dasar laut Antartika dan menangkap berbagai spesies.
-
Kenapa para ilmuwan tertarik dengan ulat ini? Karena itu, para ilmuwan tertarik untuk mencari cara biologis untuk mengatasi limbah plastik ini.
-
Siapa yang meneliti sampel hewan laut itu? “Jika benar Jepang mengumpulkan sampel-sampel sirip dan kulit, akan mungkin untuk menyimpulkan dari mikroskop apa (hewan) itu.
"Saya sangat kaget," kata penulis studi, Dr Kei Jokura dari Universitas Exeter, Inggris dan Institut Nasional Ilmu Pengetahuan Alam di Okazaki, Jepang, kepada IFL Science.
Saat menemukan hal ini, Jokura sedang sendiri dan langsung menghubungi rekan peneliti lainnya.
Jokura juga menemukan penelitian lama yang relevan dengan ubur-ubur sisir yang dia temukan. Jokura mengatakan fusi pada ubur-ubur sisir pernah dilaporkan pada 1937.
“Saya juga cukup kaget saat menemukan makalah itu,” cetusnya.
Fungsi Tubuh Sama
Didorong oleh gambaran awal tentang keberhasilan percobaan pencangkokan pada jaringan ctenophore, tim memutuskan untuk menjalankan percobaan mereka sendiri. Mereka mengumpulkan ubur-ubur sisir dari tempat terpisah yang ditemukan pada hari berbeda dan menyimpannya dalam kontak dekat setelah sebagian tubuh mereka diambil.
Sembilan dari 10 eksperimen menunjukkan bahwa ubur-ubur sisir berhasil menyatu dan ubur-ubur yang telah menyatu ini bertahan hidup selama tiga pekan. Ubur-ubur ini mengembangkan fungsi tubuh yang sama termasuk kontraksi otot yang tersinkronisasi.
“Kami terkejut saat mengamati bahwa rangsangan mekanis yang diterapkan pada satu sisi ctenophore yang menyatu menghasilkan kontraksi otot yang tersinkronisasi di sisi lainnya,” kata Jokura dalam sebuah pernyataan.
Saluran pencernaan dua ubur-ubur ini juga menjadi satu, termasuk sistem saraf mereka.
Kesadaran Diri
Menyatunya dua ekor ubur-ubur ini diduga karena kurangnya kesadaran diri.
“Temuan kami menunjukkan bahwa ctenophore mungkin tidak memiliki sistem allorecognition, yaitu kemampuan untuk membedakan antara diri sendiri dan orang lain,” tambah Jokura.
Jokura berencana untuk mengungkap fenomena tersebut dengan fokus penelitian di masa depan pada sistem saraf ubur-ubur sisir yang menyatu, menggunakan pencitraan langsung untuk mengamati secara langsung bagaimana sinyal listrik bergerak di antara mereka.
Studi ini dipublikasikan di jurnal Current Biology.