Ini satu-satunya pasukan elite dunia anggotanya semua wanita
Merdeka.com - Bunyi ledakan terdengar menggelegar. Dua prajurit melompat dari kendaraan mereka dan langsung mencari lokasi aman. Sembari menunggu bantuan dari rekan-rekannya, mereka menembaki sebuah lokasi yang diduga tempat persembunyian musuh.
Ini bukanlah perang betulan, melainkan latihan dari pasukan elite Norwegia. Yang membuatnya menjadi spesial para anggotanya bukan pria, melainkan kaum Hawa dan yang pertama di dunia.
Pasukan elite ini bernama Jegertroppen atau Pasukan Pemburu.
-
Siapa yang pimpin pasukan? Tim Sparta yang dipimpin langsung oleh Kapolresta Surakarta Kombes Pol Iwan Saktiadi langsung melakukan pengadangan.
-
Dimana suara ledakan terdengar? Di Ganges Delta dan Teluk Bengal, fenomena ini dikenal sebagai Barisal guns, di Shikoku Jepang disebut 'yan', dan di Belgia dinamai 'mistpouffers' atau letusan kabut.
-
Nama angkatan apa yang ada di konteks? Nama angkatan dan filosofinya ini tidak hanya sekadar sebutan. Melainkan juga bisa mencerminkan karakter angkatan.
-
Siapa yang mengacungkan senjata api? Menurut dia kondisi seketika mencekam, karena dua dari gerombolan itu mengacungkan senjata api.
-
Di mana gudang peluru meledak? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak.
-
Siapa yang terlibat dalam misi ini? 'Apabila kita menemukan kehidupan sejauh ini dari Matahari, itu akan menunjukkan bahwa kehidupan dapat berasal dari tempat lain selain Bumi,' ujar Mark Fox-Powell, seorang mikrobiolog planet dari Open University.
Dilansir laman nbcnews.com, Senin (17/4), dibandingkan AS yang baru lebih dari setahun mencabut pelarangan pengabdian wanita untuk menjalani tugas pertempuran, Norwegia justru sudah melakukannya lebih dulu. Parlemen meloloskan pencabutan larangan itu sejak 1980, dan memberikan seluruh peran militer kepada kaum Hawa.
Tahun lalu, Norwegia menjadi negara NATO pertama yang memperkenalkan tentara wanita.
Namun, pengenalan unit pasukan khusus khusus wanita baru dibentuk 2014. Keputusan ini meningkatkan kredibilitas wanita di dalam militer Norwegia ke posisi lebih baik.
Pasukan elite wanita Norwegia ©2017 nbcnews.comKomando Pasukan Khusus Norwegia menyadari pentingnya keberadaan wanita saat menjalankan operasi tempur, seperti di Afghanistan. Di negara yang sedang dilanda perang saudara itu, banyak area di mana tentara pria dilarang berkomunikasi dengan wanita. Kondisi itu menyebabkan armada tempur kesulitan mendapatkan data intelijen dan membangun hubungan dengan masyarakat setempat.
"Ketika dikirim ke Afghanistan kami melihat bahwa kami membutuhkan tentara wanita. baik sebagai penasihat bagi unit khusus kepolisian Afghanistan yang kami mentor, tetapi juga ketika kami melakukan penangkapan. Kami butuh tentara wanita untuk memperlakukan wanita dan anak-anak di sebuah bangunan yang digerebek," kata komandan pasukan khusus Norwegia Kolonel Frode Kristofferson
Atas dasar itu, mereka lantas memanggil lulusan terbaik dari pelbagai kesatuan dan melatih mereka.
"Salah satu kemajuan yang kami lihat dari unit beranggotakan wanita ini adalah kami bisa memiliki penyesuaian program dan penyesuaian seleksi bagi operator perempuan," lanjut Kristofferson, sembari menambahkan ambisinya untuk menjadikan mereka tak kalah menakutkan dari rekan prianya.
Tonje (22), anggota unit khusus ini mengaku ingin membuktikan wanita bisa melakukan pekerjaan yang sama dengan pria. Di mana kaum Adam mendominasi dunia militer sampai saat ini.
"Kami membawa berat yang sama dengan para laki-laki," kata Tonje. "Kami melakukan tugas yang sama."
Pasukan elite wanita Norwegia ©2017 nbcnews.comTugas-tugas yang diberikan di Camp Terningmoen, sekitar 100 mil di utara Oslo, antara lain terjun payung, ski di padang salju, berada di alam liar dan bertempur di perkotaan. Tonje juga menyebut senjata, tas dan peralatan lainnya yang dibawanya memiliki berat 100 pon.
"Saya yang paling kecil, jadi saya bisa membawa berat berapapun sebagai mana berat saya sendiri," tambahnya.
Untuk menjadi bagian dari Jegertroppen, calon anggota harus berlari empat mil dengan membawa peralatan militer seberat 60 pon dalam waktu 52 menit. Waktu ini lebih lama tiga menit dari syarat yang diberikan bagi rekan pria mereka.
Sang komandan, Kapten Ole Vidar menyebutkan kemampuan tembak prajurit wanita bisa lebih baik dibandingkan pria di peleton elite. Dia juga kagum unit wanita ini menunjukkan solidaritas tinggi antar rekan-rekannya.
"Para lelaki melihat wanita ini saling membantu, sehingga pria harus bisa melakukannya lebih baik," ujar Vidar.
Dia menyebutkan, program ini sempat dipandang seelah mata, namun beranjak sukses setelah mendapatkan 300 pendaftar di tahun pertama. Melihat itu, jumlah persyaratan yang wajib dipenuhi semakin diperberat.
"Para perempuan bisa mempersiapkan lebih baik," tutupnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi pembubaran balap liar ini terjadi di Jalan Sudirman, Kudus, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaBahkan, Jerman menjuluki pilot pengebom Rusia sebagai Nachthexen, atau “penyihir malam”.
Baca SelengkapnyaPeran para wanita dibutuhkan dalam menambah personel untuk melawan junta militer Myanmar.
Baca SelengkapnyaTentara Israel dibuat kalang kabut tanpa perlawanan usai markasnya diserang oleh pejuang Palestina. Simak informasi selengkapnya.
Baca SelengkapnyaSederet wanita tangguh ini mampu membuktikan kemampuan mereka hingga berhasil memimpin komando militer di negaranya masing-masing.
Baca SelengkapnyaSalah satu satuan khusus anti teror yang cukup disegani ternyata dimiliki oleh Polri. Siapa yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaPara tentara wanita India ini tampil memamerkan atraksi berbahaya yang bisa membuat ngeri bagi siapa saja yang melihatnya.
Baca SelengkapnyaIa kemudian ditanyai oleh Komjen Fadil mengenai perasaannya sebagai komandan wanita.
Baca Selengkapnya