Kalah arbitrase, China tekan Filipina dan ngotot bangun pulau buatan
Merdeka.com - Usai dinyatakan tak memiliki hak atas hukum Laut China Selatan (LCS) China berkukuh akan terus melakukan pembangunan di Pulau Nansha yang termasuk obyek sengketa. Hal itu ditegaskan langsung oleh petinggi militer, meski Badan Arbitrase Internasional menyatakan tindakan Beijing ilegal.
"Kita tidak akan pernah berhenti membangun konstruksi di Pulau Nansha yang telah telah separuh jalan," kata Wu Shengli, Panglima Tentara Angkatan Laut Tiongkok, saat berbincang dengan Lasmana Amerika Serikat John Richardson, seperti dilaporkan Kantor Berita Xinhua.
Seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (19/7), Nansha adalah nama China dari Kepualuan Spratly yang bersilangan dengan wilayah Filipina. Di kepulauan itu Beijing dalam tiga tahun terakhir telah membangun karang buatan, serta reklamasi besar-besaran untuk membangun fasilitas militer.
-
Kenapa Mentan harus menunda perjalanannya ke China? 'Sebenarnya saya harus berangkat ke China. Tapi mendengar kabar, kami dengar kabar setelah keliling Padang, Sumatera Barat.' 'Kena musibah, termasuk pertanian jadi saya mundurkan. Insyaallah dalam waktu dekat mungkin paling lambat bulan depan, anggarannya sudah turun untuk Sumbar.
-
Siapa yang mendukung kedaulatan laut Filipina? Meski visi kedaulatan kelautan mereka didukung oleh kebijakan seperti The National Security Policy dan National Security Strategy untuk menjamin 24/7 Maritime Domain Awareness, namun pada implementasinya sungguh cukup berbeda (Batongbacal, 2021).
-
Siapa yang prihatin tentang konflik Laut China Selatan? Para menteri luar negeri di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) pada Sabtu, 30 Desember 2023 menyatakan keprihatinan mereka atas meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan.
-
Siapa yang menolak tawaran pembelian Mata air Cicaneang? 'Ini pernah ditawar sama orang Jepang beberapa miliar, tapi nggak dijual sama pihak desa. Ini karena kawasan mata air merupakan aset milik desa,' kata seorang warga di dekat mata air tersebut.
-
Mengapa BCL tidak mau ikut campur? 'Sebenarnya Mbak Bunga nggak mau cawe-cawe ya, ini kan persoalan urusan sebelum. Iya urusan masa lalu,' ujarnya.
-
Mengapa China tenggelam? Penulis studi tersebut mengatakan bahwa faktor utama yang paling berpengaruh terhadap penurunan permukaan tanah adalah adanya kehilangan air tanah, yaitu dengan pengambilan air di bawah atau di dekat kota-kota untuk digunakan penduduk setempat.
"Pulau Nansha masuk ke dalam teritori kami dan kepentingan kami dalam membangun pulau tersebut sangat beralasan, dibenarkan, serta sesuai aturan hukum internasional," imbuh Jenderal Shengli.
Beijing terdeteksi membangun radar di Pulau Spratly Laut China Selatan ©REUTERS
China tak sekadar mengabaikan putusan Arbitrase Internasional di Den Haag, Belanda, pada 12 Juli lalu. Pejabat Tiongkok sekaligus menekan pemerintah Filipina, yang mengadukan mereka ke lembaga internasional, agar menyelesaikan sengketa wilayah laut lewat cara di luar pengadilan.
Menteri Luar Negeri Filipina, Perfecto Yasay mengatakan Tiongkok secara terang-terangan menolak putusan hukum yang mengikat tersebut. Menlu Yasay mengaku telah menolak tawaran untuk negosiasi usai pengabaian yang dilakukan Beijing.
"Kami menolak membuka negosiasi bilateral di luar kerangka hukum serta tak usah mengacu pada putusan arbitrase," kata Yasay kepada CBN News.
Menurut Menlu Filipina, sikap China tidak konsisten dengan konstitusi Filipina dan juga kepentingan negara mereka. Beijing secara tersirat mengancam akan melakukan konfrontasi langsung dengan Filipina jika menolak negosiasi
Kedua Menlu bertemu dalam acara Asia Eropa Meeting (ASEM) di Mongolia pekan lalu. Filipina tegas untuk memprioritaskan hak nelayan mereka untuk bisa kembali ke melaut di perairan sengketa.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi Manila ini sering memicu konflik terbuka dengan penjaga pantai China.
Baca SelengkapnyaKonflik Laut China Selatan kembali memanas. Kapal China Coast Guard menembakkan meriam air dan memblokade kapal Filipina.
Baca SelengkapnyaKapal penjaga pantai China menyenggol bagian belakang hingga sisi kanan kapal Filipina.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Filipina.
Baca SelengkapnyaMiliter Filipina dan China kembali memanas di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaKasal menilai Presiden Prabowo berupaya mencegah segala bentuk pertikaian di kawasan, dengan tetap menjunjung tinggi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).
Baca SelengkapnyaKomite Kereta Cepat Jakarta-Bandung tetap meminta Kementerian BUMN untuk membuat skema pengawasan keuangan di tubuh PT KAI.
Baca SelengkapnyaPeristiwa pengusiran ini terjadi di Laut Natuna Utara, pada Senin (21/10).
Baca SelengkapnyaMahfud menilai, kesepakatan Prabowo dan Xi Jinping bisa menjadi masalah baru di kawasa
Baca SelengkapnyaDampak masuknya barang murah China membuat industri di sejumlah negara terancam kolaps.
Baca SelengkapnyaTema debat berkaitan dengan pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.
Baca Selengkapnya