Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengungkap Arti Covid-19, Nama Baru Virus Corona Pengganti nCoV-2019

Mengungkap Arti Covid-19, Nama Baru Virus Corona Pengganti nCoV-2019 warga mengantre masker wajah di tengah wabah virus corona. ©2020 REUTERS/Tyrone Siu

Merdeka.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meresmikan nama baru untuk virus corona, dari nCoV-2019 menjadi Covid-19. Ada banyak alasan mengapa WHO menamakan virus corona dengan nama baru Covid-19.

Sebab, wabah corona sudah menewaskan 1.110 jiwa dan lebih dari 42.200 orang terinfeksi hingga, Rabu (12/2). Virus corona juga menjadi salah satu virus yang dideteksi sebagai SARS-CoV-2 oleh Komite Internasional tentang Taksonomi Virus.

Berikut arti nama Covid-19 dan sejarah nama 2019-nCov untuk virus corona:

Arti Covid-19

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meresmikan nama baru untuk virus corona menjadi Covid-19. Nama itu menggantikan 2019-nCov, nama virus corona yang lama.

"Kami memiliki nama untuk penyakit ini dan itu Covid-19," kata ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di Jenewa, seperti dikutip dari BBC, Rabu (12/2).

Covid-19 memiliki arti kata Co yakni corona, Vi yakni virus dan D yakni disease atau penyakit. Kemudian ditambahkan angka 19, yakni 2019 mewakili tahun munculnya virus corona. Seperti diketahui, wabah itu dilaporkan ke WHO pada 31 Desember 2019.

Alasan Penggantian Nama

Bukan tanpa alasan WHO mengganti nama virus corona, dari 2019-nCov menjadi Covid-19. WHO mengganti nama virus corona, karena korban tewas dari virus melampaui batas menjadi lebih dari 1.000 jiwa dan puluhan ribu orang terinfeksi virus itu.

"Kami harus menemukan nama yang tidak merujuk ke lokasi geografis, hewan, individu atau kelompok orang, dan juga yang dapat diucapkan dan terkait dengan penyakit ini," kata Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesu.

"Dunia harus bangun dan menganggap virus musuh ini sebagai musuh publik nomor satu," kata dia.

Virus Corona jadi Ancaman Dunia

Penasihat medis senior di China memprediksi virus corona di China kemungkinan akan berakhir pada April. Namun sampai kini, kematian melampaui angka 1.000 dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan virus corona adalah ancaman global yang berpotensi lebih buruk daripada terorisme.

"Sejujurnya, virus lebih kuat dalam menciptakan pergolakan politik, sosial dan ekonomi daripada serangan teroris. Itu musuh terburuk yang bisa Anda bayangkan," kata Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesu.

Sejarah Nama 2019-nCoV

Banyak perdebatan soal singkatan dari 2019-nCoV, seperti novel Coronavirus, new Coronavirus bahkan ada pula yang menyebutnya new virus. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut 2019-nCoV sebagai novel Coronavirus atau coronavirus baru.

Dikutip dari situs WHO, kasus pertama yang dikonfirmasi dari penyakit pernapasan akut 2019-nCoV yakni di Finlandia, India dan Filipina. Semua pasien memiliki riwayat perjalanan ke Kota Wuhan, sumber wabah corona menyebar.

Dari kasus itu, akhirnya WHO mencetuskan nama virus corona menjadi 2019-nCoV. Nama ini dicetuskan setelah dikembangkan melalui proses konsultatif dengan sejumlah lembaga rekanan, seperti Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).

Nama akhir dari penyakit akan diberikan oleh Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD). WHO juga mengusulkan '2019-nCoV' sebagai nama sementara virus. Keputusan akhir tentang nama resmi virus akan dibuat oleh Komite Internasional tentang Taksonomi Virus.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Teken Perpres, Jokowi Akhiri Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia
Teken Perpres, Jokowi Akhiri Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia

Presiden Jokowi meneken Perpres ini 4 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan

Mohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Alasan WHO Naikkan Status Mpox Jadi Darurat Kesehatan
Menkes Ungkap Alasan WHO Naikkan Status Mpox Jadi Darurat Kesehatan

WHO menaikkan status Mpox menjadi darurat kesehatan pada 14 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir

Terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Analisis Pakar Penyebab Kasus Pneumonia Misterius Meningkat
Analisis Pakar Penyebab Kasus Pneumonia Misterius Meningkat

Kasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya