Mengungkap Arti Covid-19, Nama Baru Virus Corona Pengganti nCoV-2019
Merdeka.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meresmikan nama baru untuk virus corona, dari nCoV-2019 menjadi Covid-19. Ada banyak alasan mengapa WHO menamakan virus corona dengan nama baru Covid-19.
Sebab, wabah corona sudah menewaskan 1.110 jiwa dan lebih dari 42.200 orang terinfeksi hingga, Rabu (12/2). Virus corona juga menjadi salah satu virus yang dideteksi sebagai SARS-CoV-2 oleh Komite Internasional tentang Taksonomi Virus.
Berikut arti nama Covid-19 dan sejarah nama 2019-nCov untuk virus corona:
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kenapa muncul wabah misterius ini? Para pejabat China dengan cepat memberikan penjelasan, menekankan masyarakat tidak perlu panik. Para pejabat mengaitkan peningkatan kasus penyakit mirip pneumonia ini dengan kombinasi patogen umum selama musim dingin pertama tanpa pembatasan Covid-19 yang ketat.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Arti Covid-19
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meresmikan nama baru untuk virus corona menjadi Covid-19. Nama itu menggantikan 2019-nCov, nama virus corona yang lama.
"Kami memiliki nama untuk penyakit ini dan itu Covid-19," kata ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di Jenewa, seperti dikutip dari BBC, Rabu (12/2).
Covid-19 memiliki arti kata Co yakni corona, Vi yakni virus dan D yakni disease atau penyakit. Kemudian ditambahkan angka 19, yakni 2019 mewakili tahun munculnya virus corona. Seperti diketahui, wabah itu dilaporkan ke WHO pada 31 Desember 2019.
Alasan Penggantian Nama
Bukan tanpa alasan WHO mengganti nama virus corona, dari 2019-nCov menjadi Covid-19. WHO mengganti nama virus corona, karena korban tewas dari virus melampaui batas menjadi lebih dari 1.000 jiwa dan puluhan ribu orang terinfeksi virus itu.
"Kami harus menemukan nama yang tidak merujuk ke lokasi geografis, hewan, individu atau kelompok orang, dan juga yang dapat diucapkan dan terkait dengan penyakit ini," kata Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesu.
"Dunia harus bangun dan menganggap virus musuh ini sebagai musuh publik nomor satu," kata dia.
Virus Corona jadi Ancaman Dunia
Penasihat medis senior di China memprediksi virus corona di China kemungkinan akan berakhir pada April. Namun sampai kini, kematian melampaui angka 1.000 dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan virus corona adalah ancaman global yang berpotensi lebih buruk daripada terorisme.
"Sejujurnya, virus lebih kuat dalam menciptakan pergolakan politik, sosial dan ekonomi daripada serangan teroris. Itu musuh terburuk yang bisa Anda bayangkan," kata Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesu.
Sejarah Nama 2019-nCoV
Banyak perdebatan soal singkatan dari 2019-nCoV, seperti novel Coronavirus, new Coronavirus bahkan ada pula yang menyebutnya new virus. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut 2019-nCoV sebagai novel Coronavirus atau coronavirus baru.
Dikutip dari situs WHO, kasus pertama yang dikonfirmasi dari penyakit pernapasan akut 2019-nCoV yakni di Finlandia, India dan Filipina. Semua pasien memiliki riwayat perjalanan ke Kota Wuhan, sumber wabah corona menyebar.
Dari kasus itu, akhirnya WHO mencetuskan nama virus corona menjadi 2019-nCoV. Nama ini dicetuskan setelah dikembangkan melalui proses konsultatif dengan sejumlah lembaga rekanan, seperti Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).
Nama akhir dari penyakit akan diberikan oleh Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD). WHO juga mengusulkan '2019-nCoV' sebagai nama sementara virus. Keputusan akhir tentang nama resmi virus akan dibuat oleh Komite Internasional tentang Taksonomi Virus.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi meneken Perpres ini 4 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca SelengkapnyaWHO menaikkan status Mpox menjadi darurat kesehatan pada 14 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya